Penulis : Ni Luh Made Pertiwi F | Rabu, 27 Maret 2013 | 11:40 WIB
Akiong, pemilik Kedai Kopi Ake, tengah membuat kopi untuk pelanggannya. Kedai ini berada di Tanjung Pandan, Belitung, dan disebut-sebut sebagai kedai kopi tertua di kota tersebut.
JAKARTA, KOMPAS.com – Indonesia memiliki cita rasa kopi yang beragam. Tak heran jika Indonesia berpotensi sebagai destinasi pecinta kopi.
"Ya, kita sudah bisa jadi destinasi kopi. Kopi kita punya dari ujung Aceh sampai ujung Papua. Beda misalnya kalau kayak kopi Kolombia ya kopi Kolombia. Kita beda, cita rasa itu berbeda-beda setiap daerah," jelas Veronica Herlina dari Asosiasi Kopi Spesial Indonesia saat ditemui di sela-sela kompetisi Indonesian Barista Competition 2013 di Jakarta, beberapa waktu yang lalu.
Johny Poluan, pemilik Kedai Kopi dan Bakpau Kwang Koan, menyeduh kopi dengan cara tradisional.
Ia menuturkan, susah mengatakan "Kopi Indonesia". Sebab mulai dari Aceh sampai Papua memiliki karakteristik berbeda-beda. Menurutnya citarasa yang beragam ini yang bisa mengangkat nama Indonesia melalui kopi.
Veronica mengakui perkembangan konsumsi kopi sendiri di Indonesia terutama kopi specialty mengalami perkembangan, baik dari hulu ke hilir, terutama di Jakarta.
"Jakarta makin banyak kafe dan kedai kopi. Ada peningkatan baik di level kebun, roaster, bahkan sampai barista. Semakin banyak kafe, semakin banyak konsumsi kopi," tutur Veronica.
Hadi Lesmono, memilih biji kopi di Graha Kopi miliknya, Bintaro, Pondok
Jagung, Tangerang Selatan, Kamis (9/2/2012). Bermula dari hobi meminum
kopi, Hadi kemudian mulai mengumpulkan aneka biji kopi nusantara.
Beberapa kopi nusantara seperti kopi Sidikalang, Papua, Toraja dan Luwak
ada di warung kopi miliknya.
Ia menambahkan masyarakat Indonesia sudah semakin sadar untuk mengonsumsi kopi lokal dari Indonesia. Sementara dunia sudah melirik kopi Indonesia, apalagi Indonesia masuk dalam tiga besar pengekspor kopi di Indonesia.
"Orang kíta semakin pintar memilih kopi dan mengenal cita rasa khas kopi dari masing-masing daerah di Indonesia. Mulai punya kesukaan sendiri-sendiri, misalnya suka kopi Flores," ungkapnya.
Barista atau peracik kopi menyeduh kopi menggunakan syifon di Caffe La
Tazza, Electronic City, kawasan SCBD, Jakarta, Kamis (2/2/2012). Cafe
ini menjual aneka jenis kopi dari berbagai daerah di nusantara seperti
kopi Aceh, Lampung, Jawa, Bali, Flores, luwak, hingga Papua.
Setidaknya, lanjut Veronica, Indonesia sudah main di tingkat dunia untuk urusan kopi. Ia melihat merek-merek besar dunia untuk roaster dan grainer sudah mulai masuk Indonesia karena menangkap potensi tersebut.
Kopi dari Indonesia bisa dirunut mulai dari Aceh seperti kopi gayo dan kopi takengon, lalu kopi mandailing dari Sumatera Utara, kopi lampung, kopi jawa dari Kawah Ijen, kopi kintamani, kopi toraja, kopi flores, sampai kopi wamena.
Masing-masing kopi tersebut memiliki citarasa dan karakteristik tersendiri. Nah, kopi manakah favorit Anda?
Ikuti twitter Kompas Travel di @KompasTravel
Akiong, pemilik Kedai Kopi Ake, tengah membuat kopi untuk pelanggannya. Kedai ini berada di Tanjung Pandan, Belitung, dan disebut-sebut sebagai kedai kopi tertua di kota tersebut.
JAKARTA, KOMPAS.com – Indonesia memiliki cita rasa kopi yang beragam. Tak heran jika Indonesia berpotensi sebagai destinasi pecinta kopi.
Orang kta semakin pintar memilih kopi dan mengenal
cita rasa khas kopi dari masing-masing daerah di Indonesia.
-- Veronica Herlina
"Ya, kita sudah bisa jadi destinasi kopi. Kopi kita punya dari ujung Aceh sampai ujung Papua. Beda misalnya kalau kayak kopi Kolombia ya kopi Kolombia. Kita beda, cita rasa itu berbeda-beda setiap daerah," jelas Veronica Herlina dari Asosiasi Kopi Spesial Indonesia saat ditemui di sela-sela kompetisi Indonesian Barista Competition 2013 di Jakarta, beberapa waktu yang lalu.
DOK TONI WAHID |
Ia menuturkan, susah mengatakan "Kopi Indonesia". Sebab mulai dari Aceh sampai Papua memiliki karakteristik berbeda-beda. Menurutnya citarasa yang beragam ini yang bisa mengangkat nama Indonesia melalui kopi.
Veronica mengakui perkembangan konsumsi kopi sendiri di Indonesia terutama kopi specialty mengalami perkembangan, baik dari hulu ke hilir, terutama di Jakarta.
"Jakarta makin banyak kafe dan kedai kopi. Ada peningkatan baik di level kebun, roaster, bahkan sampai barista. Semakin banyak kafe, semakin banyak konsumsi kopi," tutur Veronica.
KOMPAS IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZES |
Ia menambahkan masyarakat Indonesia sudah semakin sadar untuk mengonsumsi kopi lokal dari Indonesia. Sementara dunia sudah melirik kopi Indonesia, apalagi Indonesia masuk dalam tiga besar pengekspor kopi di Indonesia.
"Orang kíta semakin pintar memilih kopi dan mengenal cita rasa khas kopi dari masing-masing daerah di Indonesia. Mulai punya kesukaan sendiri-sendiri, misalnya suka kopi Flores," ungkapnya.
KOMPAS IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZES |
Setidaknya, lanjut Veronica, Indonesia sudah main di tingkat dunia untuk urusan kopi. Ia melihat merek-merek besar dunia untuk roaster dan grainer sudah mulai masuk Indonesia karena menangkap potensi tersebut.
Kopi dari Indonesia bisa dirunut mulai dari Aceh seperti kopi gayo dan kopi takengon, lalu kopi mandailing dari Sumatera Utara, kopi lampung, kopi jawa dari Kawah Ijen, kopi kintamani, kopi toraja, kopi flores, sampai kopi wamena.
Masing-masing kopi tersebut memiliki citarasa dan karakteristik tersendiri. Nah, kopi manakah favorit Anda?
Ikuti twitter Kompas Travel di @KompasTravel
Editor : I Made Asdhiana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar