WEBWISHPERING.NET |
Oleh: dr. Agung D. Permana, M.Kes., THT-KL
Staf pengajar
departemen THT-KL Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran/Rumah Sakit Hasan
Sadikin Bandung
Ear candling atau
biasa disebut juga terapi lilin akhir-akhir ini sangat banyak kita temukan di
salon-salon kecantikan. Jenis terapi ini dianggap dapat menyembuhkan berbagai
macam penyakit, mulai dari infeksi di telinga, memperbaiki pendengaran,
menghilangkan vertigo, membersihkan pikiran, sampai dapat menyembuhkan
sinusitis. Apakah hal tersebut memang benar?
Ear candling
adalah teknik terapi yang telah ada sejak ribuan tahun lalu. Suku Hopi yang berasal dari pedalaman Amerika
dianggap sebagai penemu terapi ini, tetapi sebenarnya asal muasal dari mana
terapi ini masih belum jelas. Karena ternyata banyak suku kuno di dunia yang
juga menggunakan teknik tersebut untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit.
Bahan yang digunakan untuk membuat lilin biasanya adalah cotton yang dilapisi dengan lilin
kemudian digulung sehingga menyerupai gulungan kertas dengan rongga di tengahnya.
Kemudian salah satu ujung gulungan lilin tersebut diletakkan di depan liang
telinga untuk kemudian pada salah satu ujungnya dibakar. Pembakaran tersebut
akan menghasilkan panas dan asap yang akan masuk kedalam liang telinga. Pasien
akan merasakan rasa hangat dan suara berdesis di telinga akibat adanya proses
pembakaran. Proses ini diklaim akan menyebabkan adanya tekanan negatif yang
akan mengakibatkan kotoran telinga terhisap keluar.
Setelah lilin selesai dibakar di dalam gulungan lapisan
lilin tersebut akan tampak kotoran berwarna kuning kecoklatan yang diklaim
sebagai kotoran telinga yang terhisap akibat proses pembakaran. Apakah betul
proses pembakaran lilin tersebut akan menghisap dan membersihkan telinga?
Jangan mengorek
telinga
Telinga manusia secara anatomis terdiri atas telinga luar,
telinga tengah, dan telinga dalam. Batas telinga luar dan telinga tengah adalah
gendang telinga (membran timpani),
sedangkan telinga tengah dan telinga dalam dibatasi oleh tingkap oval (foramen ovale). Secara fisiologis liang
telinga akan menghasilkan kotoran telinga (serumen)
yang berfungsi untuk melindungi telinga dari kotoran yang masuk dann dapat
membunuh bakteri yang merugikan. Secara alami kotoran tersebut akan didorong
keluar dari liang telinga saat kita melakukan gerakan mengunyah makanan. Bila
produksi kotoran telinga berlebih maka diperlukan bantuan dokter spesialis THT untuk membersihkannya. Dokter THT akan
menggunakan teknik dan alat yang terstandar untuk membersihkan telinga dengan
aman.
Tidak diimbau bagi orang awam untuk membersihkan telinga
dengan cara mengorek liang telinga dengan menggunakan korek kuping karena hal
tersebut akan menyebabkan kotoran terdorong lebih dalam lagi dan berisiko
mencederai gendang telinga.
Terapi lilin diklaim dapat membersihkan kotoran telinga dan
menyembuhkan berbagai macam keluhan pasien. Hal ini tentu saja tidak benar,
karena sudah dibuktikan dengan dilakukannya penelitian terhadap proses
tersebut. Yang pertama, ternyata proses pembakaran lilin tidak menghasilkan
tekanan negatif di telinga, apalagi menghisap kotoran telinga hingga bersih.
Kotoran yang muncul dan menempel pada lilin ternyata adalah hasil pembarakan
dari lilin bukan kotoran telinga (serumen)
yang terhisap oleh proses pembakaran.
Anggapan bahwa ear
candling atau terapi lilin dapat menyembuhkan penyakit infeksi telinga,
membersihkan pikiran, menyembuhkan sinusitis, dan penyakit lainnya belum bisa
dibuktikan secara ilmiah. Bahkan banyak dilaporkan pasien yang datang ke dokter
spesialis THT akibat komplikasi akibat ear
candling. Beberapa pasien dilaporkan menderita luka bakar di telinga akibat
panas yang dihasilkan dari pembakaran lilin. Ada juga ynag mengalami perforasi
gendang telinga, dan iritasi akibat ada
bagian lilin yang menetes ke dalam liang telinga.
Dengan demikian, penggunaan terapi lilin sangat tidak
dianjurkan mengingat risiko dan komplikasi yang bisa terjadi. Berbagai klaim
tentang manfaatnya juga tidak bisa dibuktikan secara ilmiah, maka sebaiknya
departemen terkait membuat aturan yang lebih ketat mengenai terapi alternatif
yang berisiko merugikan konsumen guna melindungi masyarakat.
Wikimedia.org |
Konsumen juga diimbau agar lebih cermat dalam memilih terapi
mana yang bermanfaat dan mana yang dapat merugikannya.
Sumber: PR Minggu, 3 Maret 2013