Mantan bintang senam China, Li Ning, yang melayang di udara, menyalakan obor Olimpiade 2008 pada acara pembukaan di Beijing, China, Jumat (8/8). China memukau dunia dengan acara pembukaan olimpiade yang spektakuler.
Sabtu, 9 Agustus 2008 | 03:00 WIB
Beijing, Kompas - Olimpiade 2008 dibuka dengan upacara pembukaan fantastis dan spektakuler di Stadion Sarang Burung, Beijing, Jumat (8/8) malam. Permainan kembang api, tarian kolosal, dan musik China dipadukan teknologi piroteknik yang mengagumkan. Lewat olimpiade ke-29 ini, China memamerkan kemajuan mereka.
Upacara pembukaan itu berpuncak pada penyalaan kaldron olimpiade oleh Li Ning, atlet senam China atau ”Pangeran Senam”, peraih tiga medali emas pada Olimpiade Los Angeles 1984. Setelah menerima api yang disulut ke obornya, pria berusia 44 tahun itu diangkat dengan tali yang membelit tubuhnya.
Ia kemudian melayang-layang, mengitari stadion, dan berlari-lari dalam posisi miring seolah menapak layar sebelum mencapai titik, tempat Li menyulut api yang menjalar ke kaldron. Olimpiade Beijing 2008 dibuka resmi oleh Presiden China Hu Jintao. Disaksikan langsung sekitar 91.000 penonton dan empat miliar pemirsa televisi di penjuru dunia, upacara pembukaan yang dirancang sutradara film nominasi Oscar, Zhang Yimou, itu bercerita soal perjalanan bangsa China mulai era dinasti kuno hingga zaman modern.
Begitu megahnya, upacara pembukaan itu disebut-sebut ajang pembuka paling memukau dalam sejarah olimpiade. Sekitar 30.000 kembang api dilontarkan ke angkasa. Sekitar 15.000 orang, termasuk 2.008 penabuh drum, terlibat dalam acara akbar itu.
Mencengangkan
Kompas yang hadir langsung di dalam Stadion Sarang Burung menyaksikan upacara pembukaan dan atraksi yang disajikan mencengangkan. Perpaduan antara teknologi dan gerak tubuh ribuan penari membuat tak ada lagi yang bisa dilakukan selain bertepuk tangan.
”Beijing, Anda tuan rumah saat ini dan menjadi pintu gerbang ke masa depan,” ujar Jacques Rogge, Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC), dalam sambutannya.
Upacara pembukaan berdurasi 3,5 jam itu diawali dengan letupan kembang api yang menyembur di berbagai penjuru kota Beijing, dimulai pukul 08.08 malam waktu setempat tanggal 8 bulan 8 tahun 2008— angka delapan diyakini bangsa China sebagai angka keberuntungan.
Awalnya, simbol olimpiade berupa lima lingkaran yang saling bertautan terpancar di lapangan. Perlahan-lahan, simbol olimpiade yang semula terbentang di lapangan itu terangkat naik diiringi lagu-lagu China.
Setelah diselingi dengan pengibaran bendera China, diiringi lagu kebangsaan mereka, penonton disuguhi atraksi penari yang berguling-guling melukis gulungan kertas. Tak lama kemudian gulungan kertas itu juga terangkat ke udara. Fantastis.
Pemandangan berikutnya adalah tarian kolosal yang melibatkan belasan ribu penari. Salah satu formasi mereka membentuk burung yang kemudian berubah menjadi Stadion Sarang Burung, tempat upacara pembukaan itu.
Pesan China
Dalam kesempatan itu, China juga memperagakan tiga astronot yang melayang-layang di udara, memberi pesan: tiga astronot negeri itu telah mencapai luar angkasa. Di tengah kekaguman penonton dan pemirsa di dunia yang tiada henti-hentinya itu, sebuah bola dunia menyembul dari bawah lapangan.
Orang berjumpalitan pada dinding bola itu dalam posisi miring. Di atas bola raksasa itu, penyanyi dari Inggris, Sarah Brightman, berduet dengan penyanyi dari China, Liu Han.
Bola dunia itu memberi pesan soal cita-cita olimpiade untuk menciptakan harmoni internasional, sesuai moto Olimpiade 2008 ”One World, One Dream”. Namun, di satu lain atraksi itu juga menyampaikan pesan tentang meningkatnya peran China sebagai satu kekuatan dunia.
Upacara pembukaan itu dihadiri sejumlah pemimpin dunia, antara lain Presiden Amerika Serikat George W Bush, Perdana Menteri (PM) Rusia Vladimir Putin, Presiden Perancis Nicolas Sarkozy, PM Jepang Yasuo Fukuda, dan Presiden Korea Selatan Lee Myung-bak.
Kehadiran para pemimpin dunia itu membuat pengamanan di Beijing sangat ketat. Dari pemantauan Kompas, pemeriksaan ketat dilakukan aparat keamanan China yang mengerahkan 100.000 personel di stasiun-stasiun kereta bawah tanah. Sejumlah ruas jalan yang biasanya bisa dilewati, hari itu ditutup untuk umum.
Parade atlet
Hal lain yang mengesankan adalah parade atlet. Para atlet dari 204 negara berparade bersama tanpa membedakan agama, ras, dan perbedaan politik. Kontingen Amerika Serikat (AS), misalnya, bisa berjalan berdekatan dengan Suriah, negeri seteru mereka di kancah politik dunia.
China Taipei, negara yang tidak diakui China, juga ikut berparade dan mendapat dukungan dari sebagian besar penonton. Parade atlet itu diawali kontingen Yunani, negeri tempat olimpiade pertama digelar.
Setelah itu, kontingen negara- negara lain berdasarkan nama negara menurut huruf abjad China. Kontingen Indonesia berada di urutan ke-56 setelah kontingen India. Atlet layar, Oka Sulaksana, membawa bendera Merah-Putih, diiringi rekan-rekannya yang memakai setelan hitam-hitam dan kain batik penutup pinggang.
Olimpiade Beijing, yang disebut-sebut menelan biaya 40 miliar dollar AS, diharapkan China menjadi alat untuk menunjukkan kepada dunia tentang kemajuan negeri itu.(AP/AFP/REUTERS/SAM/A TOMY TRINUGROHO dan J WASKITA UTAMA dari Beijing)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar