TAK ada salahnya mengajarkan putra-putri kita perihal cara naik angkutan kota (angkot) umum di Kota Bandung. Terutama cara menghentikan kendaraan. Karena tak kenal cara menghentikan angkot, Nuraeni Idris (8) nyaris hilang. Bocah perempuan asal Nusa Tenggara Timur (NTT) itu bahkan sempat dikabarkan hilang sebagaimana diberitakan Pikiran Rakyat, Minggu (3/8).
Nuraeni naik angkot sepulang dari sekolahnya di SD Pasundan I Jln. Sumatera, Kota Bandung. Itu adalah kali pertama ia menggunakan angkot. Namun, dia kebingungan saat akan menghentikan angkot. Maklum, Nuraeni yang baru seminggu tiba di Kota Bandung itu belum fasih berbahasa Indonesia, apalagi bahasa Sunda.
Ia tampak kebingungan, terlebih setelah sang sopir menanyai dia berkali-kali dalam bahasa Sunda dan bahasa Indonesia. "Nuraeni tak bisa bilang ’kiri’, makanya dia terbawa angkot dan tidak pulang dua hari," ujar pimpinan Panti Asuhan Pemberdayaan Umat, Indradjit Pandjisena.
Seperti diberitakan sebelumnya, Nuraeni didapati sopir angkot jurusan St. Hall-Sadang Serang masih berada di mobilnya kendati sudah bolak-balik trayek. Setiap kali ditanya sang sopir, Nuraeni diam seribu bahasa. Ia hanya bisa senyum-senyum kebingungan. Akhirnya, sang sopir menyerahkan Nuraeni ke Mapolsekta Cibeunying Kaler di Jln. Cikutra Barat No. 5.
Kebingungan yang dialami sopir kemudian dialami pula oleh para petugas jaga di Mapolsekta. Pasalnya, Nuraeni tidak menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan petugas baik yang diutarakan dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Sunda. Yang makin membingungkan, petugas menemukan buku rapor di tas Nuraeni yang menyebutkan bahwa Nuraeni adalah siswa SD Inpres Umapura di Desa Ternate Kec. Abal Kab. Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT). Kepala Sentral Pelayanan Mapolsekta Cibeunying Hilir, Aiptu Udi mengaku kesulitan karena sikap diam Nuraeni. (Lina Nursanty/"PR")***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar