Bisa jadi inilah misi paling beresiko tinggi sekaligus paling menantang dalam sejarah teknologi luar angkasa sejak Apollo yang mendaratkan Neil Amstrong dan Edwin Aldrin di bulan pada tahun 1969. Sekumpulan ilmuwan tergabung dalam tim internasional telah merancang detail proposal misi membawa kembali contoh bebatuan dan bila mungkin, kehidupan mikroskopik dari permukaan Planet Mars.
Untuk menyukseskan misi dengan rencana peluncuran di tahun 2018 hingga 2023--dan diperkirakan membutuhkan dana $8 milyar--bakal menyedot tenaga ahli maupun dana baik dari NASA dan Badan Antariksa Eropa (European Space Agency), plus badan serupa dari negara lain. "Ini akan menjadi proyek luar biasa mahal dan tidak ada satu badan antariksa yang mampu menanggungnya sendiri," kata Profesor Monica Gradi, ketua panel ilmuwan yang mengajukan proposal seperti yang dilansir oleh situs Guardian.co.uk, 14 Juli lalu.
Ia berujar jika misi tersebut berperan vital jika hendak mengkaji kemungkinan misi berikut dengan awak menuju Planet Merah. "Jika kita tidak bisa membawa bebatuan kembali, maka kita tidak akan bisa membawa awak pesawat kembali pula. Keberhasilan membawa pulang contoh dari Mars sangat mutlak diperlukan jika kita hendak melanjutkan program eksplorasi Mars,"tegas Monica memaparkan argumentasinya.
Mengirim manusia ke Mars mungkin menjadi hal mustahil sebelum tahun 2050. Namun bila misi berawak manusia ingin diwujudkan, ilmuwan dan teknisi mesti berusaha keras memastikan pesawat mampu mendarat dengan selamat di Mars dan kembali lagi ke Bumi pun dengan selamat. Memang pernah ada tujuh misi pendaratan di Mars yang berhasil sejak pesawat ulang-alik Mariner 4 melintasi Mars untuk pertama kalinya di tahun 1965. Masalahnya tidak ada misi pendaratan yang pernah terbang kembali dari permukaan Mars apalagi sampai membawa contoh ke Bumi
Proposal misi tersebut merupakan hasil riset 31 ilmuwan dari seluruh dunia selama delapan bulan. Monica beserta koleganya mempresentasikan proposal itu kepada delegasi di konferensi Grup Kerja Eksplorasi Mars Internasional (IMEWG), Paris, awal bulan ini. Grup tersebut dibentuk oleh para delegasi dari badan luar angkasa berbagai negara dunia untuk menyusun rencana misi eksplorasi masa depan. Pucuk pimpinan baik NASA mapun ESA telah menerima salinan proposal dan akan memutuskan pada November nanti apakah akan membiayai misi tersebut ke tahap berikut atau tidak. Bila disetujui, sesuai dengan jadwal dalam proposal, pengembangan teknologi untuk misi akan dimulai pada tahun 2011.
Profesor Colin Pillinger, di Open University--ilmuwan di balik ketidaksuksesan misi Inggris mendaratkan Beagle II ke Mars--mengatakan contoh yang berhasil dibawa pulang akan memberi pintu bagi ilmuwan untuk menemukan kajian lebih lanjut terhadap bebatuan maupun untuk mengadakan riset mendetail tentang kehidupan sederhana di Mars. "Setiap orang paham, ini harus dilakukan jika kita benar-benar ingin sampai ke dasar Mars," kata Collin. Namun ia sendiri menyadari untuk menghindari contoh dari kontaminasi sangatlah sulit.
"Ada tanda peringatan besar bila kita hendak bermain dengan Mars, sebab berkaitan perlindungan planet. Kita harus ekstra hati-hati untuk tidak membawa balik sesuatu yang membahayakan bagi Bumi," ujar Collin. "Misi ini harus dapat dijamin, benar-benar dijamin untuk dapat kembali masuk ke atmosfir bumi tanpa merusak pesawat sendiri," tegasnya lagi
Dalam kalimat lain jika mikroba Mars memang benar ada pastilah bersifat sangat tangguh, mengingat harus bertahan di permukaan planet yang membeku dan kering serta senantiasa dihujani radiasi ultraviolet. Sehingga bila pesawat yang pulang meledak saat masuk kembali, ilmuwan pun tidak bisa memastikan apakah contoh kehidupan tersebut akan hancur atau tidak.
Akan menjadi mustahil pula untuk mengetahui apa yang akan mereka perbuat untuk bertahan hidup di Bumi.
Sebenarnya misi membawa contoh tersebut pernah dilakukan oleh robot ruang angkasa dan berhasil membawa pulang beberapa. Namun misi pendaratan dengan jarak diluar bulan selalu berakhir gagal sejak percobaan pertama. The Genesis Probe, pesawat yang membawa partikel dari solar wind, mendarat hancur di padang pasir Utah, AS pada September 2004
Sementara untuk detail proposal tersebut rinciannya ialah, misi akan melibatkan peluncuran dua pesawat dari Bumi. Satu komposit pendarat dan satu komposit pengorbit. Keduanya akan melakkan perjalanan ke Mars, tempat dimana pendarat komposit akan menyentuh permukaan. Pendarat kemudian melepaskan rover yang akan mengumpulkan bervariasi jenis bebatuan, total sekitar setengah kilogram.
Kemudian bebatuan akan dibawa ke pendarat, dimana bebatuan plus contoh atmosfer udara akan dikemas dengan wadah bersegel di dalam mesih bernama Kendaraan Menaik dari Mars-bagian dari komposit pendarat. Kendaraan ini kemudian lepas landas dari permukaan Mars dan berlabuh di pengorbit sebelum memindahkan muatan berharga tersebut. Pengorbit lalu akan kembali ke bumi, memasuki atmosfer dan mendarat. Pada titik ini, para ilmuwan mesti bergerak ekstra cepat dan memindahkan contoh ke laboratorium proteksi biologis level tertinggi dimana mereka akan mengkaji kemungkinan adanya tanda kehidupan.
Keinginan para ilmuwan untuk membawa pulang contoh dari Mars merupakan fantasi panjang. Namun dukungan IMEWG kali ini memberi perkembangan cukup signifikan terhadap rencana tersebut. Selain itu suksesnya beberapa misi ke Mars termasuk pendaratan Phoenix oleh Nasa yang menyentuh permukan Mars menumbuhkan kembali kepercayaan diri peneliti. Tentu Ilmuwan tersebut menyadari pula, jika misi tersebut tetap membutuhkan dukungan politis yang kuat baik dari Eropa dan presiden AS mendatang,
Kronologis Misi Eksplorasi Mars : Misi Pendahulu
Setelah kegagalan seri eksplorasi di awal 1960-an baik oleh Uni Sovyet dan Amerika Serikat, Mariner 4 di Juli 1965 menjadi pesawat ulang alik pertama yang melintasi Mars dan mengirim potret kembali ke Bumi.
Enam tahun kemudian, mengikuti kesuksesan penerbangan sebelumnya, NASA mengitari Mars di November 1971 untuk pertama kalinya dengan Mariner 9. Pengorbit tersebut memetakan hingga 80% permukaan planet dengan mengambil 7.329 gambar.
Di tahun yang sama, misi Mars 3 Uni Sovyet menjadi misi yang berhasil mendarat pertama kali di planet merah pada bulan Desember 1971. Meskipun demikian pesawat kemudian rusak parah akibat badai debu Mars dan hanya sempat mengirim rakaman data selama 20 detik.
Kemudian di tahun 1976 dua misi Viking Nasa yang sampai di Mars mendarat dengan selamat dan menransmisikan lebih dari 50.000 gambar.
Jauh setelah itu, misi Mars Express oleh ESA mendekati Mars di Desember 2003 dan masih beroperasi hingga kini. Namun pesawat kargo, The British-led Beagle II, hancur di perayaan Natal 2003 tanpa berhasil mengirim balik data apapun.
Penjelajah (rover) Spirit dan Opportunity menjadi salah satu koleksi misi Nasa yang sampai di Mars pada Januari 2004 dan masih beroperasi. Misi pendaratan terakhir oleh Phoenix milik Nasa tersebut berhasil mendarat pada Bulan Mei tahun ini./itz
foto : lembah dan ngarai Mars. sumber www.guardian.co.uk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar