Selasa, 16 September 2008

Masjid di Korea Selatan Selalu Penuh Selama Ramadan

By Republika Contributor
Jumat, 12 September 2008 pukul 16:00:00 

Teks Foto: Muslim Korea yang selalu memenuhi masjid selama Ramadan (IoL)

CAIRO — Seperti juga masyarakat muslim di seanteo dunia, muslim di Korea Selatan meyakini bahwa bulan Ramadan adalah bulan terbaik untuk memenuhi masjid setiap hari. Berdoa di sana dan membaca Al-quran.

 
Setiap sore, usai melakukan ritual berbuka puasa, masjid di yang terletak di jantung kota Seoul didatangi ratusan jamaah dari segala tingkatan umur. Baik warga Korea maupun orang asing yang tinggal di Korea, lapor Chosun Ilbo.

Zain (38) asal Pakistan mendatangi masjid dengan pakaian yang baru saja dibelinya di toko pakaian yang terletak di kawasan Itaewon. Sementara Seid Isadram (30) asal Maroko, seorang pekerja di Provinsi Gyeonggi, sengaja datang ke masjid untuk shalat dan berdoa meskipun ia harus menempuh perjalanan selama lebih kurang satu setengah jam dari tempat tinggalnya.  

Jamaah memenuhi masjid dan kadang meluber hingga ke jalan raya. Mereka dengan sangat antusias menjawab salam dari jamaah lain yang mengucapkan assalamu alaikum. Para wanitanya juga tak mau kalah. Dengan berjilbab mereka datang memenuhi masjid . Kadang membawa anak yang kemudian dibiarkan bermain di sebuah tempat bermain anak di halaman masjid.

Menurut Korea Muslim Federation (KMF), berdiri tahun 1967, di Korea Selatan kini terdapat sekitar 130 ribu muslin yang terdiri dari warga Korea maupun orang asing. Mayoritas muslim di sini berasal dari pekerja asal Pakistan dan Bangladesh. Sementara muslim Korea sendiri berjumlah lebih kurang 35 ribu orang. 

Ibadah puasa dan kehidupan seorang muslim, bagi sebagian penduduk nonmuslim Korea memang masih sulit dicerna oleh akal dan pikiran."Teman saya kadang menanyakan mengapa saya tidak makan dan minum sepanjang hari.," Saya hanya mengatakan saya sedang diet," kata Ahn Tae-hwan (15), seorang murid SMP.

Sung Ju-young, (25) juga mengaku ia kadang bingung untuk menerangkan dan membuat temannya memahami mengapa ia tidak memakan daging babi dan meminum minuman keras. Sebagian teman lainnya menduga larangan memakan daging babi dan meminum alkohol hanya untuk mencegah alergi.

Ali Ahmade, ( 31) mahasiswa asal Mesir yang kuliah di Seoul National University, mengatakan banyak warga Korea yang belum memahami secara luas apa itu Islam."Banyak orang Korea yang memandang negatif Islam karena banyaknya pemberitaan tentang terorisme yang mereka pikir identik dengan prilaku Islam," kata Seid, pekerja asal maroko.

Lee Ju-hwa, Sekretaris Jenderal KMF mengatakan, warga Korea hendaknya tidak memandang Islam secara prejudice. Muslim di sini merupakan bagian dari masyarakat Korea yang hidup dan bekerja di sini. (IoL/ah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar