Sabtu, 06 September 2008

Unwim-ITB Sudah Tahap Akhir

www.shaanholidays.com/ images/bandung-itb.jpg


ajawijaya.files.wordpress.com/ 2008/06/selisik.

Rektor ITB, "Kami Akan Ikuti Perintah Pemprov"


BANDUNG, (PR).-
Pembahasan kerja sama Universitas Winaya Mukti (Unwim) dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) sudah sampai pada tahapan penyelesaian akhir. Badan Perencanaan Daerah (Bapeda) Jawa Barat menargetkan pembahasan rencana tersebut selesai akhir Oktober sehingga dapat memberi lebih banyak waktu kepada ITB untuk mempersiapkan sistem pendidikan di kampus Unwim. Demikian diungkapkan Kepala Bapeda Jabar Deny Juanda yang dihubungi "PR" melalui telefon, Kamis (4/9). 

"Secara garis besar, semua aspek sudah selesai dibahas. Tinggal mendapatkan kesepakatan dari ITB, Unwim, dan Pemprov Jabar. Setelah itu, baru dibuatkan legal aspek dan dimintakan persetujuan ke gubernur. Inti dari legal aspek adalah Gubernur Jabar menugaskan Rektor ITB mengelola Unwim," ujarnya.

Menurut Deny, aspek-aspek krusial seperti status mahasiswa, dosen, karyawan, dan aset Unwim tidak akan merugikan semua pihak. Mahasiswa tetap akan diberi waktu untuk menyelesaikan studi karena ada masa transisi selama tiga tahun. Sementara itu, ia menjamin tidak akan ada karyawan dan Unwim yang di-PHK.

"Meski dikerjasamakan, semua unsur tetap akan dilibatkan. Unwim tetap menjadi milik Pemprov Jabar dengan menunjuk ITB sebagai pengelolanya. Namanya berubah menjadi ITB Multikampus Winaya Mukti," katanya.

Mengenai program studi yang akan dibuka di Winaya Mukti setelah pengerjasamaan, hal tersebut akan diserahkan kepada ITB. Sebagai pengelola, ITB memiliki hak untuk mengembangkan aset-aset eks kampus Winaya Mukti sesuai dengan rencana strategis ITB.

Pengelolaan aset merupakan salah satu bagian dari kompensasi Pemprov Jabar kepada ITB yang bersedia mengelola Winaya Mukti. Meski demikian, Deny belum bisa menjelaskan secara detail kompensasi yang nantinya akan tertuang dalam perjanjian kerja sama. 

Deny menegaskan langkah pengerjasamaan merupakan opsi terbaik bagi masa depan pendidikan di Jabar. Dengan menggandeng ITB untuk mengembangkan kampus Winaya Mukti, kawasan Jatinangor akan menjadi kawasan pendidikan terpadu. 

"Jatinangor dibangun oleh pemprov sebagai kawasan ilmu pengetahuan sosial, teknologi, dan budaya. Saat ini yang dimaksud dengan teknologi itu belum ada. Setelah ITB masuk, aspek teknologi ini akan terwujud," tutur Deny.

Sementara itu, Rektor ITB Djoko Santoso mengatakan hingga saat ini pihaknya belum menerima perintah resmi dari Pemprov Jabar berkaitan dengan pengerjasamaan Unwim dengan ITB. "ITB kan berada di wilayah Jawa Barat. Kami akan mengikuti perintah dari Pemprov Jabar," katanya saat dihubungi "PR", Jumat (5/9).

Belum adanya perintah resmi itu membuat Djoko enggan menjabarkan detail pengerjasamaan yang akan dilakukan. "Bentuknya baru akan dibicarakan kalau sudah ada perintah resmi," katanya.

Namun Djoko menegaskan, ITB siap melaksanakan apa pun yang diputuskan Pemprov Jabar. Menurut dia, ITB hanya menunggu perintah jelas dari Pemprov Jabar yang berwenang atas Unwim. "Yang penting harus ada penugasan dulu," ujarnya. (CA-166/CA-170)***

1 komentar:

  1. www.cepi.banten.web.id
    Kenangan berawal dari sebuah Sekolah Tinggi Pertanian Tanjungsari - dulu dikenal dengan APT (Akademi Pertanian Tanjungsari - Sumedang). Tahun 1989. Jika pikiran melayang ke tahun 1989, otomatis rasanya, hati, pikiran dan ingatan terbayang bagai sebuah film dokumenter sejarah di tahun dimana pertama kali menjajakan kaki di sebuah lembaga, yang menurut masyarakat Jawa Barat yang sarat dengan nuansa pertanian, dari mulai bangunan yg sebagian warisan tempo dulu, lingkungan asri pegunungan, udara yg jauh dari polusi dan lain - lain, yang menurut saya seperti lembaga pendidikan pertanian yang ideal dan cantik.

    Panjangnya sebuah perjalanan sejarah Lembaga pendidikan ini, tentunya membawa dampak besar terhadap kontribusi lulusan dari tahun 1914 hingga sekarang, begitu banyak para lulusannya yang sudah menempati posisi strategis di berbagai sub sektor pemerintahan & swasta bukan hanya di Jawa Barat tetapi juga di seluruh Indonesia (sayang saya belum mendapatkan angka pasti berapa lulusan yang telah memposisikan dirinya ……dari Ikatan Alumni ini.???…).

    Tapi tentu saja, dengan berbagai komptensi dan kapebilitas serta kemampuan kinerja yang sangat berbeda - beda ( mungkin dari Tingkatan nilai 5 s/d 9,5 terisi…he he ).

    Kilas balik sejarah ini, saya ulas kembali bukan semata-mata “uraian ilmu sejarah” tetapi mencoba memberikan wacana berfikir kembali tentang pentingnya melestarikan sebuah produk sejarah, bagaimanapun kendala/permasalahan yang dihadapi…tidak ubahnya sebuah Patung Arca saja yang diberitakan hilang, pemerintah dengan serta merta berusaha mencari dan menangkap pelaku pencuriannya…(begitu berharganya kah? sebuah benda yang hanya terbuat dari Batu, tidak bergerak dan bukan pelaku sejarah aktif..masih wajib dipertahankan…), Apalagi ini, sebuah lembaga Pendidikan yang nyata-nyata merupakan produk sejarah sekaligus pelaku sejarah aktif…

    Jelas sudah bagi kita bukan? sehingga tidak perlu lagi wacana - wacana ilmiah untuk mempertahankan sebuah eksistensi lembaga pendidikan ini, karena barang ilmiah bisa saja dibuang begitu saja, tetapi barang sejarah, tentunya wajib dilestarikan..(ada Undang2 nya loh…he he ).
    Ingatkah kita apa yang pernah diucapkan The Founding Father (Sukarno),
    “Jangan Sekali - kali Melupakan Sejarah”

    (Tulisan dan ulasan ini saya buat, dikhususkan untuk Tim Pengkajian UNWIM
    Berdasarkan SK.Gubernur Jabar No.421.4/Kep.262-Yansos/2008.)

    BalasHapus