Rabu, 24 September 2008

Sajian Lebaran Istimewa dari PKI


Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Peuyeum ketan, makanan tradisional hasil fermentasi ini selalu mengingatkan pada masa-masa Lebaran di kampung halaman. Sering juga ditemukan menjadi salah satu suguhan dalam hajatan tradisional. Rasanya yang asam, manis dengan bau khas yang kadang begitu menyengat.

Mungkin banyak yang tidak tahu rasa istimewa peuyeum ketan ini terus dikembangkan seorang pengusaha peuyeum ketan di Jalan SMP No. 1 Cimahi. Dengan nama Peunyeum Ketan Istimewa disingkat PKI, penganan ini menjadi usaha kuliner warisan dari tahun 1966.

Adalah Endah Gandjarsari yang kini mengelola usaha PKI ini dari ayahnya, H.A. T. Soetardjo.

"Otaknya adalah almarhum Ayah saya yang dulu pernah menjadi tentara PETA. Saat itu mencari peluang uang tambahan dengan membuka usaha peuyeum ketan," tutur Ibu dua anak ini.

Endah sendiri mulai terjun secara serius mengelola usaha PKI sejak tahun 2005. Dia mengaku nama PKI yang melekat pada usaha peuyeum ketannya menjadi kebanggaan tersendiri karena bisa membuat orang lebih mengenal dengan cepat.

"Kadang-kadang orang kalau menyebut peuyeum ketan PKI pasti langsung tertuju ke tempat ini," tuturnya. 

Sejak dulu diakui pengusaha yang juga penyiar di salah satu radio di Bandung ini untuk menghasilkan peuyeum yang istimewa dimulai dengan pemilihan beras ketan yang berkualitas. "Dengan beras yang berkualitas rasanya juga akan berbeda. Makanya harga kami juga cukup mahal. Karena kami ingin mempertahankan kualitas," jelas wanita berjilbab ini.

Selain itu air yang digunakan adalah air sumur yang belum terkontaminasi bahan kimia. "Saya pernah mencoba menggunakan air yang sudah diberikan kaporit rasa ketannya berbeda," ujar Endah.

Perbedaannya juga terletak dari proses pengolahan. Jika biasanya untuk menghasilkan peuyeum yang lembut beras ketan direndam terlebih dahulu tidak di PKI.

Di PKI setelah beras dicuci kemudian ditanak sampai setengah matang. Beras diangkat kemudian diaron atau diberikan air sampai beras mengembang. Setelah itu beras kembali ditanak. Selepas tanakan yang kedua kali beras ketan diangin-anginkan.

Setelah dingin campurkan ragi lalu ratakan, ketan pun siap memasuki tahap fermentasi selama tiga hari. Butiran-butiran beras pun masih terlihat utuh meski sudah melalui berbagai proses. Beras ketan yang digunakan yaitu beras hitam dan putih. Beras ketan putih nantinya dicampur dengan daun katuk sehingga menghasilkan peuyeum ketan berwana hijau.

"Pelanggan lebih banyak memilih peuyeum hitam daripada ketan hijau maka produksinya bisa 5:1," ucapnya.

Diakui Endah produksi di bulan ramadan pun lebih meningkat. Jika di luar ramadan hanya memproduksi sekitar 8 kuintal per bulan maka di bulan ramadan bisa mencapai 3 ton sampai lepas Hari Raya Idul Fitri. Bahkan jumlah tersebut bisa dikatakan kurang karena banyaknya permintaan. Otomatis dengan banyaknya permintaan dan jumlah produksi pegawai yang biasanya hanya 4 orang jadi meningkat sekitar 8 orang.

"Biasanya selepas ramadan masih ada saja pembeli yang akan membawa peyeum ketan ini sebagai oleh-oleh," ujar lulusan Fikom Unpad ini.

Para pelanggan PKI, selain masyarakat umum banyak dari instansi-instansi di Jakarta. Bali pun menjadi salah satu wilayah tempat pemasaran PKI ini.

"Seorang pelanggan bahkan membawa menjual peuyeum ini ke Singapura," jelas Endah yang mengaku belum berani untuk melakukan ekspor karena belum memahami proses penjualan jika dibawa dalam perjalanan lintas negara.

Jika ada pesanan dari luar kota biasanya yang dikirim adalah peuyeum ketan mentah yang belum di fermentasi. Maka untuk mendapatkan ketan yang segar pembeli baru boleh membuka paket pesanan setelah tiga hari atau tanggal yang sudah ditentukan.

Selain dengan pesan antar untuk memenuhi permintaan pelanggan, untuk mempermudah pelanggan mendapatkan PKI Endah pun membuka outlet di Istana Plaza, Jalan Pasirkaliki yang baru berjalan sekitar dua minggu. Ke depannya Endah merencanakan penjualan dengan menggunakan mobil keliling agar masyarakat lebih mengenal istimewanya rasa PKI ini.(ema/afz)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar