Tidak Jadi Dibagikan
Selasa, 02/04/2013 - 15:57
USEP USMAN NASRULLOH/"PRLM" |
WARGA menunjukkan kutu yang ada dalam karung berisi beras bantuan untuk
korban banjir di RW 01 Kampung/Desa Bojongsoang, Kecamatan Bojongsoang,
Kabupaten Bandung, Selasa (2/4). Bantuan beras yang diterima pada Jumat
(29/3) tersebut ditemukan banyak kutu sehingga belum didistribusikan.
Jumlah bantuan beras untuk korban banjir di desa tersebut sebanyak
sepuluh karung beras kapasitas 15 kg per karungnya.*
SOREANG, (PRLM).- Beras bantuan untuk korban banjir di Desa Bojongsoang, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung tidak dikonsumsi masyarakat. Hal itu buntut dari ditemukannya kutu di dalam beras. Dari 10 karung beras bantuan, ditemukan kutu pada salah satu karung. Dengan demikian, sembilan karung sisanya tidak dibuka karena dikhawatirkan ada kutu juga.
Ditemukannya kutu pertama kali di RW 1 Kampung Bojongsoang. Penemuan itu, membuat RW 2, 9, dan 10 akhirnya tidak membuka karung beras itu dan mendistribusikannya ke warga.
Wakil Ketua RW 1 Dedy Sutendi mengatakan, beras tersebut diketaui ada kutu yakni pada Jumat (29/3) satu hari setelah disalurkan oleh desa. "Ketika karung beras dibuka, ternyata di dalamnya ada kutu. Lantas beras tersebut di jemur. Ketika dijemur, ada rombongan yang mantau banjir," ucapnya dikediamannya, Selasa (2/4/2013).
Diakui dia, penemuan kutu di dalam karung berlogokan Bulog itu merupakan yang pertama kali. Dirinya pun heran, beras yang sama dengan raskin itu terdapat kutu di dalamnya.
Dengan temuan itu, Dedy sudah melaporkannya. Kemudian, dari pihak Bulog pun sudah mengklarifikasikannya. "Mereka tanya, apakah ini beras raskin atau bukan. Kita menjawab, apabila ini beras yang penyalurannya untuk bantuan korban banjir. Tetapi, jenisnya sama dengan beras raskin," ucapnya.
Untuk di RW 1, Dedy mengatakan apabila beras bantuan yang diterima yaitu satu karung. Ditambah satu dus bantuan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung.
Ditambahkan dia, pada bencana banjir kali ini, ketinggan air mencapai 1,5 meter. Dengan korban mencapai 98 Kepala Keluarga (KK), 300 jiwa. Walau telah surut, warga tetap was-was.
Mengetahui adanya temuan kutu, Ketua RW 10 Kampung Cijagra, Wahna (62) mengatakan apabila beras tersebut hingga kini tidak dibuka. Bahkan dia simpan di kediamannya. "RW 10 mendapatkan empat karung karena paling banyak korban banjirnya. Dari empat, baru satu karung yang dibagikan, karena sempat basah kehujanan. Dan, saat dibagikan tidak ada kutu," ucapnya.
Karena takut ada kutu, Wahna memutuskan untuk menyimpan beras itu. Sebab, dirinya tidak mau membagikan beras berkutu kepada warga.
Sementara itu, Bendahara RW 9, Hendra Setiawan mengatakan, bantuan beras tidak ada kutu. Namun, menurut dia bantuan yang diterima tidak manusiawi. "Bantuan yang diberikan tidak manusiawi. Satu karung beras kan 15 kilogram. Sedangkan warga ada 400 KK. Mau berapa yang diberikan kepada mereka," ujarnya.
Tidak hanya beras, bantuan dari BPBD Kabupaten Bandung pun diakui tidak layik. Sebab, tidak sesuai dengan jumlah warga yang menjadi korban.
Bantuannya sendiri berupa satu dus mi instan, minyak goreng dua liter. Kemudian sarden 30 kaleng, makanan kaleng empat, saus sambal empat botol. "Ada juga empat buah selimut dan empat seragam SD. Mau dibagikannya bagaimana dengan jumlah warga yang ada?" Ucapnya.
Pejabat Sementara Kepala Desa Bojongsoang Elan Subarna mengatakan hingga kini belum ada pengganti dari beras yang terdapat kutu. "Ini bantuan beras diterima dari kecamatan. Kemudian disalurkan ke desa," ucapnya.
Ditambahkan Elan, pihaknya sudah menanggapi dari temuan adanya kutu. Diakui, itu merupakan yang pertama kali penemuan kutu. (A-195/A-147)***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar