Rabu, 03/04/2013 - 06:23
CIANJUR, (PRLM).- Hasil penelitian tim
arkelologi Situs Megalitikum Gunung Padang, Desa Karyamukti, Kecamatan
Cempaka, Kabupaten Cianjur sementara menyatakan ada struktur bangunan
yang bentuknya jauh berbeda dengan struktur bangunan Gunung Padang yang
saat ini bisa dilihat secara kasat mata.
Pasalnya, pada eskavasi yang dilakukan tim arkelogi pada kedalaman 1-4,5 meter ditemukan batuan yang justru tidak saja hanya disusun namun sudah direkatkan dengan campuran semacam semen purba.
"Pada kedalaman 1-4,5 meter ini setelah diteliti dan diuji Laboratorium Beta Analityc Radiocarbon Dating (BETA) di Miami, Amerika Serikat, diketahui usai banguann sekitar 4500 SM yang justru mempunyai teknologi mendirikan bangunan lebih canggih dibanding di struktur luarnya yang diperkirakan usia nya 500 SM," ucap Ketua Tim Penelitian Terpadu Mandiri Gunung Padang, Ali Akbar saat dihubungi "PRLM", Selasa (2/4).
Artinya, kata Ali, peradaban pada usia bangunan lebih tua justru mempunyai peradaban yang tinggi dibanding peradaban pada bangunan diatas dengan usia lebih muda. Ini menandakan adanya penurunan peradaban entah disebabkan karena terjadi bencana alam atau peperangan yang membuat sejumlah manusia saat itu hilang," katanya.
Ali mengatakan tinggi peradabaan pada era sebelaumnya juga ditandai dengan kompisisi semen purba yang sudah mengandung besi. Padahal, dalam batu yang juga mengandung unsur besai hanya ditemukan paling banyak 3 persen kandungannya.
"Setelah kami teliti juga ada kandungan besi yang lebih dominan dalam struktur pada kedalaman sekitar 4,5 meter yang mencapai 45 persen kandungan besi, 15 persen tanah liat, dan sisanya silika," ucapnya.
Dari temuan tersebut, kata Ali, tim menduga jika mereka sudah megetahui kandungan besi yang bisa merekatkan bebatuan.
"Mereka tahu batu mana saja yang mengandung besi lalu mereka tumbuk dan kemungkina mereka bakar pada panas tertentu untuk melellehkan dan dicampurtanah liat dengan beberapa bahan sehingga terciptalah semen purba itu. Inikan menunjukan peradaban yang sangat tinggi saat itu," ucapnya.
Bahkan, diantara struktur tersebut ditemukan pecahan logam besi sepanjang 10 centimeter. Pembangunan itu diduga dilakukan oleh beberapa generasi.
Sebagai pembanding, kata Ali, Candi Prambanan yang dibuat pada sekitar 800 Masehi didirikan di atas tanah urukan setebal 14 meter. Jika di Gunung Padang ditemukan susunan batu buatan manusia sampai dengan kedalaman 8 meter, maka dunia pun akan tercengang.
"Pada kedalaman tersebut kemungkinan akan ditemukan bukti peradaban umat manusia pada 11600 SM. Padahal peradaban besar dunia baik di Mesopotamia, Mesir, maupun Yunani yang tertua berusia sekitar 4000 SM," ujarnya.
Ali mengatakan bentuk truktur bangunannya pun jauh berbeda dibanding banguann luar Gunung Padang. Beberapa batu yang direkatkan dengan semen diduga merupakan dinding bangunan yang bentuknya tidak berundak. "Namun kami belum bisa menggambarkan secara utuh karena penelitian dilakukan pada spot-spot tertentu," tuturnya. (A-186/A-26).***
Pasalnya, pada eskavasi yang dilakukan tim arkelogi pada kedalaman 1-4,5 meter ditemukan batuan yang justru tidak saja hanya disusun namun sudah direkatkan dengan campuran semacam semen purba.
"Pada kedalaman 1-4,5 meter ini setelah diteliti dan diuji Laboratorium Beta Analityc Radiocarbon Dating (BETA) di Miami, Amerika Serikat, diketahui usai banguann sekitar 4500 SM yang justru mempunyai teknologi mendirikan bangunan lebih canggih dibanding di struktur luarnya yang diperkirakan usia nya 500 SM," ucap Ketua Tim Penelitian Terpadu Mandiri Gunung Padang, Ali Akbar saat dihubungi "PRLM", Selasa (2/4).
Artinya, kata Ali, peradaban pada usia bangunan lebih tua justru mempunyai peradaban yang tinggi dibanding peradaban pada bangunan diatas dengan usia lebih muda. Ini menandakan adanya penurunan peradaban entah disebabkan karena terjadi bencana alam atau peperangan yang membuat sejumlah manusia saat itu hilang," katanya.
Ali mengatakan tinggi peradabaan pada era sebelaumnya juga ditandai dengan kompisisi semen purba yang sudah mengandung besi. Padahal, dalam batu yang juga mengandung unsur besai hanya ditemukan paling banyak 3 persen kandungannya.
"Setelah kami teliti juga ada kandungan besi yang lebih dominan dalam struktur pada kedalaman sekitar 4,5 meter yang mencapai 45 persen kandungan besi, 15 persen tanah liat, dan sisanya silika," ucapnya.
Dari temuan tersebut, kata Ali, tim menduga jika mereka sudah megetahui kandungan besi yang bisa merekatkan bebatuan.
"Mereka tahu batu mana saja yang mengandung besi lalu mereka tumbuk dan kemungkina mereka bakar pada panas tertentu untuk melellehkan dan dicampurtanah liat dengan beberapa bahan sehingga terciptalah semen purba itu. Inikan menunjukan peradaban yang sangat tinggi saat itu," ucapnya.
Bahkan, diantara struktur tersebut ditemukan pecahan logam besi sepanjang 10 centimeter. Pembangunan itu diduga dilakukan oleh beberapa generasi.
Sebagai pembanding, kata Ali, Candi Prambanan yang dibuat pada sekitar 800 Masehi didirikan di atas tanah urukan setebal 14 meter. Jika di Gunung Padang ditemukan susunan batu buatan manusia sampai dengan kedalaman 8 meter, maka dunia pun akan tercengang.
"Pada kedalaman tersebut kemungkinan akan ditemukan bukti peradaban umat manusia pada 11600 SM. Padahal peradaban besar dunia baik di Mesopotamia, Mesir, maupun Yunani yang tertua berusia sekitar 4000 SM," ujarnya.
Ali mengatakan bentuk truktur bangunannya pun jauh berbeda dibanding banguann luar Gunung Padang. Beberapa batu yang direkatkan dengan semen diduga merupakan dinding bangunan yang bentuknya tidak berundak. "Namun kami belum bisa menggambarkan secara utuh karena penelitian dilakukan pada spot-spot tertentu," tuturnya. (A-186/A-26).***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar