Atasi Banjir Sungai Citarum
SOREANG, (PRLM).- Kepala Balai Besar Wilayah
Sungai Citarum Adang Saf Ahmad mengatakan, pihaknya kembali mengusulkan
wacana pemangkasan guna mengatasi banjir di sungai Citarum. Hal itu
disampaikannya saat meninjau lokasi pengungsian korban banjir bersama
Menkokesra Agung Laksono di Rumah Susun Sewa (Rusunawa) Baleendah,
Selasa (9/4).
Menurutnya, langkah yang diusulkan adalah pemangkasan tanah sebelum Curug Jompong. Jaraknya sendiri 40 sentimeter hingga 3,5 meter, dari Curug Jompong sampai Sapan.
"Akan kita miringkan sedikit. Sekarang perencanaan selesai kemudian pada tahun 2014 akan kita laksanakan pengerjaan fisik. Dengan sedikit membuat kemiringan. Sungai Cisangkuy kita sudet, agar Andir bebas banjir," ujarnya.
Adang mengatakan, untuk penanganan masalah Sungai Citarum ada tiga hal. Pertama, saat ini di kawasan hulu Citarum ada perubahan tata guna lahan. Jika dahulu banyak ditanami tumbuhan pohon, ini sudah berubah.
"Dari penelitian, ada perubahan. Ada yang langsung mengalir ke sungai, ada yg tertahan. Kemudian, sedimentasi terbawa juga ada pendangkalan dan sungai. Makanya kapasitas aliran sungai berkurang dan meluap," ucapnya.
Hal kedua normalisasi. Normalisasi dilakuan untuk mengeruk sampah dan sedimentasi sepanjang 165 kilometer dari hulu ke hilir. Dia pun tidak menjamin normalisasi menghilangan banjir.
Adang membandingkan, pada tahun 1988 banjir 400 meter kubik/detik. Pada tahun 2010, dihitung banjir meningkat 40 persen menjadi 560 meter kubik/detik. Sedangkan 2013 masih dalam proses penghitungan. Untuk sedimentasi sendiri, sebanyak 2,5 juta meter kubik per /10 tahun.
"Jadi, normalisasi hanya mengembalikan fungsi sungai seperti semula, mengurangi genangan," jelasnya.
Sementara Kampung Cieunteung, Kelurahan Baleendah, Kecamatan Baleendah yang selama ini selalu menjadi langganan banjir akan mendapatkan tempat “parkir air”.
Adang menjelaskan, warga akan direlokasi. “ Untuk tahun ini (2013) kita baru membebaskan lahan warga seluas satu hetar. Total lahan yang kita rencanakan akan mencapai lima hetar," ujarnya ketika mendampingi Menkokesra Agung Laksono saat meninjau lokasi pengungsian korban banjir di Rumah Susun Sewa (Rusunawa) Baleendah. (A-195/A-26).***
Menurutnya, langkah yang diusulkan adalah pemangkasan tanah sebelum Curug Jompong. Jaraknya sendiri 40 sentimeter hingga 3,5 meter, dari Curug Jompong sampai Sapan.
"Akan kita miringkan sedikit. Sekarang perencanaan selesai kemudian pada tahun 2014 akan kita laksanakan pengerjaan fisik. Dengan sedikit membuat kemiringan. Sungai Cisangkuy kita sudet, agar Andir bebas banjir," ujarnya.
Adang mengatakan, untuk penanganan masalah Sungai Citarum ada tiga hal. Pertama, saat ini di kawasan hulu Citarum ada perubahan tata guna lahan. Jika dahulu banyak ditanami tumbuhan pohon, ini sudah berubah.
"Dari penelitian, ada perubahan. Ada yang langsung mengalir ke sungai, ada yg tertahan. Kemudian, sedimentasi terbawa juga ada pendangkalan dan sungai. Makanya kapasitas aliran sungai berkurang dan meluap," ucapnya.
Hal kedua normalisasi. Normalisasi dilakuan untuk mengeruk sampah dan sedimentasi sepanjang 165 kilometer dari hulu ke hilir. Dia pun tidak menjamin normalisasi menghilangan banjir.
Adang membandingkan, pada tahun 1988 banjir 400 meter kubik/detik. Pada tahun 2010, dihitung banjir meningkat 40 persen menjadi 560 meter kubik/detik. Sedangkan 2013 masih dalam proses penghitungan. Untuk sedimentasi sendiri, sebanyak 2,5 juta meter kubik per /10 tahun.
"Jadi, normalisasi hanya mengembalikan fungsi sungai seperti semula, mengurangi genangan," jelasnya.
Sementara Kampung Cieunteung, Kelurahan Baleendah, Kecamatan Baleendah yang selama ini selalu menjadi langganan banjir akan mendapatkan tempat “parkir air”.
Adang menjelaskan, warga akan direlokasi. “ Untuk tahun ini (2013) kita baru membebaskan lahan warga seluas satu hetar. Total lahan yang kita rencanakan akan mencapai lima hetar," ujarnya ketika mendampingi Menkokesra Agung Laksono saat meninjau lokasi pengungsian korban banjir di Rumah Susun Sewa (Rusunawa) Baleendah. (A-195/A-26).***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar