Selasa, 30 November 2010

Alat Tsunami Dikembalikan


ANGGOTA Balawista Pangandaran menunjukkan salah satu perlengkapan alat deteksi dini ("early warning system") tsunami berupa pelantang suara yang dipasang di bagian atap Sekretariat Balawista, Pangandaran, beberapa waktu lalu.* NURHANDOKO WIYOSO/"PR"


CIAMIS, (PR).-
Merasa tidak diperhatikan, Bala Penyelamat Wisata Tirta (Balawista) Pangandaran Kabupaten Ciamis berniat mengembalikan alat deteksi dini (early warning system/EWS) tsunami kepada Dewan Pertimbangan Presiden. 

Keterangan yang dikumpulkan "PR", Senin (29/11), menyebutkan, tindakan tersebut disebabkan selain terbentur tidak adanya anggaran pemeliharaan, juga karena tidak ada kejelasan kepemilikannya.

Terlebih, alat yang sangat penting untuk mendeteksi dini gelombang tsunami, sudah beberapa tahun dibiarkan rusak. Peralatan yang rusak, bukan hanya yang dipasang di kawasan cagar alam Pangandaran, melainkan juga yang ada di Sekretariat Balawista. 

"Terus terang, pada saat pemasangan, kami hanya ketempatan alat. Soal anggaran pemeliharaan tidak tersedia. Padahal, agar optimal, harus dijaga 24 jam," tutur Ketua Balawista Pangandaran Dodo Taryana.

Mereka juga mengaku, pemasangan alat tersebut menjadi beban bagi Balawista karena tidak adanya dukungan anggaran operasional pengoperasian alat yang dipasang pascatsunami 2006.

Didampingi anggota, Herry Haerudin, serta sejumlah anggota bala penjaga pantai Pangandaran, Dodo menambahkan, sejak EWS dipasang, tidak disertai dengan penyerahan mandat. Selain itu, juga tidak mendapat pelatihan pengoperasian ataupun perbaikan apabila terjadi kerusakan.

"Tanpa dibekali dengan pelatihan, kami sangat kesulitan. Kami juga tidak bisa berbuat apa-apa saat alat rusak," katanya.

Dia mengungkapkan, pada saat awal pemasangan, alat tersebut dijaga sehari penuh. Akan tetapi, karena tidak ada biaya operasional, akhirnya jika malam, ditinggal atau tidak ditunggu. (A-101)***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar