Kamis, 25 November 2010

UNM Lestraikan Bahasa Daerah Sulsel

Kamis, 25 November 2010 | 03:11 WIB


google.com
ilustrasi 
 

MAKASSAR, KOMPAS.com--Universitas Negeri Makassar melakukan upaya pelestarian ragam bahasa daerah di Sulawesi Selatan yang mulai terancam punah saat ini.

Direktur Pusat Bahasa Universitas Negeri Makassar (UNM), Prof Dr Baso Jabu M Hum di Makassar, Rabu, menuturkan, perkembangan keragaman bahasa daerah di Sulsel perlu dilestarikan akibat semakin kurangnya minat masyarakat yang menggunakan bahasa lokal.

Dia mengaku, Pusat Bahasa UNM berencana melaksanakan seminar yang mengangkat bahasa yang hampir punah dan sudah lama tidak digunakan lagi oleh masyarakat.

"Bahasa Wotu yang berasal dari Kota Palopo, Tanah Luwu saat ini sangat jarang digunakan masyarakat setempat, jangan sampai bahasa ibu ini punah," ungkapnya.

Kurangnya penggunaan bahasa daerah di kalangan anak-anak, disebabkan kurangnya kurikulum bahasa daerah pada pendidikan usia dini.

Hasil kajian kongres bahasa daerah Internasional telah menyimpulkan bahwa kepunahan bahasa daerah akibat pendidikan taman kanak-kanak (TK) dan playgroup tidak lagi mengenalkan bahasa daerah secara optimal.

Kehadiran bahasa asing di sekolah-sekolah dianggap sebagai faktor utama kurangnya kurikulum penggunaan bahasa daerah maupun bahasa Indonesia yang baik.

Padahal, orang tua kita yang tidak pernah sekolah di TK masih bisa berbahasa daerah, berbeda dengan mereka yang masih usia muda dan sudah melalui pendidikan TK yang cenderung melupakan bahasa daerah.
Selain itu, kurangnya minat untuk menjadi guru bahasa daerah juga dianggap sebagai salah satu penyebab utama ancaman punahnya bahasa daerah di Sulsel.

Akibatnya siswa tidak lagi mengenal bahasa asal daerah mereka dan cenderung lebih banyak memilih berbahasa Indonesia atau bahasa asing.
ANT
Sumber :
Penulis: Jodhi Yudono   |   Editor: Jodhi Yudono

Tidak ada komentar:

Posting Komentar