JAKARTA, (PR).-
Kementerian Pendidikan Nasional mulai 2011 menyiapkan tiga skenario dalam perekrutan guru baru, masing-masing untuk jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Perekrutan guru baru ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan guru, antara lain karena adanya guru yang pensiun, kebutuhan guru bidang studi baru, dan kebutuhan guru di daerah baru.
Kementerian Pendidikan Nasional mulai 2011 menyiapkan tiga skenario dalam perekrutan guru baru, masing-masing untuk jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Perekrutan guru baru ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan guru, antara lain karena adanya guru yang pensiun, kebutuhan guru bidang studi baru, dan kebutuhan guru di daerah baru.
Mendiknas Mohammad Nuh mengatakan, untuk mengatasi kebutuhan guru pada jangka pendek, akan direkrut lulusan S-1/D-4 yang berminat menjadi guru. Sebelum mengajar, menurut Nuh, mereka terlebih dahulu mengikuti pendidikan profesi selama dua semester atau satu tahun.
"Kebutuhannya setiap tahun. Oleh karena itu, tidak mungkin mengandalkan dari awal , sehingga kita siapkan yang fresh graduate," ujarnya seusai membuka Seminar Guru Nasional 2010 di Gedung A Kemendiknas Senayan, Jakarta, Selasa (23/11).
Mendiknas menjelaskan, guru-guru yang baru ini kalau tidak disiapkan pendidikan profesinya akan menjadi beban. Oleh karena itu, mulai 2011 Kemendiknas akan merintis pendidikan profesi.
Nuh menambahkan, adapun untuk mengatasi kebutuhan guru pada jangka menengah, pemerintah akan memberikan kesempatan kepada mahasiswa yang duduk di semester V atau VI. Menurut dia, mereka yang berminat menjadi guru ditawari untuk "pindah jalur", sehingga begitu lulus sudah tidak perlu lagi mengikuti pendidikan profesi satu tahun. "Jadi, pendidikan profesi embedded, sudah melekat di situ," tuturnya.
Selanjutnya, menurut Mendiknas, untuk mengatasi kebutuhan guru pada jangka panjang dilakukan melalui pendidikan sarjana. Pendidikan ini disiapkan bagi lulusan sekolah menengah atas, sekolah menengah kejuruan, atau madrasah aliah selama empat atau lima tahun. Layaknya seperti pendidikan kedokteran, menurut Nuh, mereka yang masuk di fakultas kedokteran, 99 persen ingin menjadi dokter.
"Guru nanti juga begitu. Masuk di LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan) atau jurusan lain, memang karena mau menjadi guru," katanya.
Mendiknas menuturkan, mulai 2011 akan merintis delapan LPTK di perguruan tinggi untuk menyiapkan pendidikan bagi calon guru.
Hari Guru
Sementara itu, terkait dengan peringatan Hari Guru Nasional (HGN) 2010 yang akan digelar pada 25 November 2010, Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kemendiknas Baedhowi menuturkan, direncanakan pemberian anugerah Satyalancana Pembangunan Bidang Pendidikan kepada tiga gubernur dan tujuh bupati/wali kota yang memiliki komitmen tinggi terhadap peningkatan mutu pendidikan, khususnya peningkatan profesionalisme guru dan tenaga kependidikan.
"Penghargaan lain yang akan diberikan adalah Satyalancana Pendidikan kepada 12 guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah, serta pendidik dan tenaga kependidikan pendidikan nonformal yang berprestasi dan berdedikasi luar biasa dalam melaksanakan tugas profesionalnya," katanya.
Tema HGN 2010 adalah "Memacu Peran Strategis Guru Dalam Mewujudkan Guru yang Profesional, Bermartabat, dan Sejahtera". (A-94)***
http://newspaper.pikiran-rakyat.com/prprint.php?mib=beritadetail&id=165374
Indonesia Butuh 56.701 Guru
BANDUNG, (PR).-
Tahun 2011, Indonesia membutuhkan sekitar 56.701 guru untuk sekolah negeri di semua jenjang pendidikan. Untuk wilayah Jawa Barat, guru yang dibutuhkan sekitar 8.793 orang.
Tahun 2011, Indonesia membutuhkan sekitar 56.701 guru untuk sekolah negeri di semua jenjang pendidikan. Untuk wilayah Jawa Barat, guru yang dibutuhkan sekitar 8.793 orang.
"Kebutuhan guru ini akan terus meningkat setiap tahunnya sejalan dengan pertumbuhan penduduk dan banyaknya tenaga guru yang pensiun pada tahun-tahun yang akan datang," kata Prof. Gurniwan Kamil Pasya, Guru Besar Bidang Pendidikan Sosiologi Universitas Pendidikan Indonesia dalam pidato pengukuhan Guru Besar UPI di Balai Pertemuan Umum UPI, Jln. Dr. Setiabudhi Bandung, Rabu (24/11).
Menurut Gurniwan, kebutuhan guru di Indonesia hingga 2014 terus mengalami peningkatan. Jika pada 2011 dibutuhkan 56.701 guru di seluruh Indonesia, pada 2012 guru yang dibutuhkan mencapai 70.956 orang. Bahkan, pada 2013 dan 2014 jumlah kebutuhan guru semakin tinggi, yakni masing-masing 75.175 orang dan 82.050 orang.
Berdasarkan peta kebutuhan guru di Indonesia, Provinsi Jawa Barat menjadi provinsi dengan kebutuhan guru terbesar di Indonesia. Pada 2010, Jawa Barat membutuhkan 7.260 guru, 2011 membutuhkan 8.793 guru, 2012 membutuhkan 10.437 guru, 2013 membutuhkan 10.834 guru, dan pada 2014 membutuhkan 11.483 guru.
"Kebutuhan guru untuk sekolah-sekolah negeri ini memungkinkan untuk terus berkembangnya Lembaga Pendidikan Tenaga Pendidikan, termasuk pembukaan program studi baru yang siap memenuhi kebutuhan guru dengan bidang studi yang sesuai," katanya.
Menurut Gurniwan, kebutuhan guru yang sesuai dengan bidang keilmuannya masih belum terpenuhi. Ini akibat tidak adanya program studi di pendidikan tinggi yang mampu menghasilkan guru sesuai dengan bidang keilmuannya. "Antara lain program pendidikan sosiologi," ucapnya.
Hingga 2014, menurut Gurniwan, kebutuhan guru sosiologi di Indonesia dan di Jawa Barat masih tinggi yakni sekitar 4.871 orang dan 689 di antaranya dibutuhkan oleh Provinsi Jawa Barat sebagai provinsi yang membutuhkan guru sosiologi terbanyak. "Sepertinya akan sulit terpenuhi mengingat UPI baru di 2010 ini membuka program studi sosiologi dan baru menerima mahasiswa angkatan pertama," katanya.
Kendati demikian, menurut Gurniwan, perlu pendidikan dan pelatihan bagi guru-guru sosiologi yang sudah ada saat ini hingga terpenuhinya kebutuhan guru sosiologi. (A-157)***
http://newspaper.pikiran-rakyat.com/prprint.php?mib=beritadetail&id=165373
Tidak ada komentar:
Posting Komentar