tempointeraktif.com
Chairul Tanjung, Presiden Komisaris PT Carrefour Indonesia
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pengusaha kakap Indonesia, Chairul Tanjung memprediksi pada 2030 mendatang, Indonesia bisa menyalip perekonomian Jepang. Hal ini lantaran penduduk Indonesia di 2030 lebih produktif menggerakkan roda perekonomian ketimbang penduduk Negeri Sakura tersebut.
"Struktur demografi kita lebih baik dibandingkan Jepang. Kalau Jepang sudah tua penduduknya. Orang tua makin lama makin tua. Dimana dana yang dimiliki itu untuk membiayai orang-orang tua, seperti membayar pensiunan dan masalah kesehatan," kata CT, sapaan akrab Chairul Tanjung kepada wartawan di Jakarta, Senin (29/11).
Sebaliknya, ujar CT, Indonesia justru akan lebih produktif dibandingkan Jepang. Pasalnya, Indonesia nantinya didominasi oleh penduduk usia produktif. Sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia akan bergerak lebih besar ketimbang pertumbuhan ekonomi Jepang di 2030.
Selain memprediksi perbandingan pertumbuhan ekonomi Jepang dengan Indonesia di 2030, Bos Paragroup ini juga melihat akan ada lima sektor bisnis dalam negeri yang akan maju di masa mendatang. CT menyebutkan kelima sektor bisnis tersebut adalah bisnis media, otomotif, ritel, jasa keuangan dan kesehatan.
"Pertumbuhan yang kuat akan terjadi pada semua sektor tersebut. Bisnis yang berbasis consumer, seperti media, ritel, financial services," kata CT.
Dia menyontohkan, bisnis otomotif, belakangan ini terlihat adanya pertumbuhan yang cukup signifikan di dalam negeri. CT mengungkapkan pada tahun ini saja penjualan kendaraan roda empat diprediksi bisa mencapai 700 ribu unit. Sedangkan untuk kendaraan roda dua, CT memprediksi angka penjualannya mencapai delapan juta unit di tahun depan.
Sementara itu, untuk bisnis media, ia menguraikan seiring dengan membaiknya pertumbuhan ekonomi Indonesia, maka peta persaingan bisnis media akan semakin mengetat di masa mendatang. Termasuk juga, imbuh CT, bisnis jasa keuangan atau finansial services.
"Bisnis jasa keuangan akan tumbuh besar karena porsi deposito terhadap PDB (produk domestik bruto) Indonesia sampai saat ini masih relatif kecil. Padahal potensi bisnis ini cukup besar," ujar CT.
Untuk bisnis ritel, ia mengutarakan, ini juga akan menjadi salah satu pendorong perekonomian Indonesia di masa mendatang. CT memprediksi persaingan bisnis ritel dalam negeri akan sangat signifikan ke depannya. Tidak ketinggalan, ia juga memprediksi bisnis kesehatan akan ikut tumbuh signifikan di masa mendatang. Hal ini didorong dengan semakin besarnya kesadaran masyarakat akan kebutuhan kesehatan mereka.
Namun, CT menegaskan Indonesia tetap harus menyelaraskan pertumbukan makro dan mikro ekonominya ke depan. Dengan begitu, pertumbuhan ekonomi bisa maju di masa mendatang. "Prinsipnya pertumbuhan makro dan mikro (ekonomi) harus inline (sejalan)," pungkas CT.
Red: Djibril Muhammad"Struktur demografi kita lebih baik dibandingkan Jepang. Kalau Jepang sudah tua penduduknya. Orang tua makin lama makin tua. Dimana dana yang dimiliki itu untuk membiayai orang-orang tua, seperti membayar pensiunan dan masalah kesehatan," kata CT, sapaan akrab Chairul Tanjung kepada wartawan di Jakarta, Senin (29/11).
Sebaliknya, ujar CT, Indonesia justru akan lebih produktif dibandingkan Jepang. Pasalnya, Indonesia nantinya didominasi oleh penduduk usia produktif. Sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia akan bergerak lebih besar ketimbang pertumbuhan ekonomi Jepang di 2030.
Selain memprediksi perbandingan pertumbuhan ekonomi Jepang dengan Indonesia di 2030, Bos Paragroup ini juga melihat akan ada lima sektor bisnis dalam negeri yang akan maju di masa mendatang. CT menyebutkan kelima sektor bisnis tersebut adalah bisnis media, otomotif, ritel, jasa keuangan dan kesehatan.
"Pertumbuhan yang kuat akan terjadi pada semua sektor tersebut. Bisnis yang berbasis consumer, seperti media, ritel, financial services," kata CT.
Dia menyontohkan, bisnis otomotif, belakangan ini terlihat adanya pertumbuhan yang cukup signifikan di dalam negeri. CT mengungkapkan pada tahun ini saja penjualan kendaraan roda empat diprediksi bisa mencapai 700 ribu unit. Sedangkan untuk kendaraan roda dua, CT memprediksi angka penjualannya mencapai delapan juta unit di tahun depan.
Sementara itu, untuk bisnis media, ia menguraikan seiring dengan membaiknya pertumbuhan ekonomi Indonesia, maka peta persaingan bisnis media akan semakin mengetat di masa mendatang. Termasuk juga, imbuh CT, bisnis jasa keuangan atau finansial services.
"Bisnis jasa keuangan akan tumbuh besar karena porsi deposito terhadap PDB (produk domestik bruto) Indonesia sampai saat ini masih relatif kecil. Padahal potensi bisnis ini cukup besar," ujar CT.
Untuk bisnis ritel, ia mengutarakan, ini juga akan menjadi salah satu pendorong perekonomian Indonesia di masa mendatang. CT memprediksi persaingan bisnis ritel dalam negeri akan sangat signifikan ke depannya. Tidak ketinggalan, ia juga memprediksi bisnis kesehatan akan ikut tumbuh signifikan di masa mendatang. Hal ini didorong dengan semakin besarnya kesadaran masyarakat akan kebutuhan kesehatan mereka.
Namun, CT menegaskan Indonesia tetap harus menyelaraskan pertumbukan makro dan mikro ekonominya ke depan. Dengan begitu, pertumbuhan ekonomi bisa maju di masa mendatang. "Prinsipnya pertumbuhan makro dan mikro (ekonomi) harus inline (sejalan)," pungkas CT.
Rep: Citra Listya Rini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar