Balikpapan (ANTARA News) - PT. Pertamina sedang membangun pusat penampungan minyak mentah (centralized crude terminal-CCT) yang kapasitasnya terbesar kedua di Asia setelah Bahrain.
Terminal yang berlokasi di Lawelawe, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur itu akan mampu menampung 17,720 juta barel minyak dan diharapkan sudah beroperasi selambat-lambatnya 2014.
"Saat ini sudah ada tujuh buah tangki yang berdiri dengan kapasitas masing-masing 880 ribu barrel," kata Fetty, Corporate Public Relations PT. Pertamina Balikpapan, Kamis.
Secara bertahap hingga 2014 akan dibangun 20 tangki dengan kapasitas total 880 ribu barrel.
Tujuh tangki yang sudah ada sebenarnya sudah dibangun sejak 1980-an. Tangki-tangki itu dibuat untuk menyuplai bahan baku bagi kilang Balikpapan II.
Menurut Fetty, CCT itu akan membuat stok minyak Indonesia lebih stabil. Dengan stok yang stabil, harga juga bisa dijaga lebih konstan.
CCT berfungsi sebagai gudang minyak ini akan menjadi pemasok bahan baku tidak hanya bagi kilang Balikpapan, tapi juga bagi kilang-kilang Pertamina yang lain, yaitu Dumai, Riau, Plaju, Sumatera Selatan, Balongan, Indramayu, Jawa Barat, Cilacap, Jawa Tengah, dan Sorong, Papua.
"Tidak menutup kemungkinan juga minyaknya kita jual kembali, terutama untuk kilang-kilang di sekitar Indonesia seperti di Filipina, Malaysia, dan Australia," ujar Fetty.
Minyak yang disimpan di tangki-tangki Lawelawe sendiri 60 persen akan berasal dari luar Indonesia alias minyak impor seperti Vietnam, China, Malaysia, Australia, Papua Nugini, Brunei, Azerbaijan, bahkan dari Afrika yaitu Nigeria, Libya, Sudan, dan Angola.
Sebanyak 40 persen sisanya berasal dari berbagai lapangan minyak Indonesia seperti dari Warukin dan Tanjung di Kalimantan Selatan, Sepinggan, Bekapai, Handil, Senipah, Sangasanga, Badak, dan Sangatta di Kutai Kartanegara, dan dari Pulau Bunyu dan Tarakan di Tarakan, Kaltim.
Juga minyak dari sumur-sumur di Pulau Sulawesi, di Laut Jawa, Natuna, Langsa, dan di Jatibarang, Jawa Barat.
Kilang Balikpapan sendiri mampu mengkonversi per hari 280 ribu barrel minyak mentah menjadi berbagai produk bahan bakar.
Terminal yang berlokasi di Lawelawe, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur itu akan mampu menampung 17,720 juta barel minyak dan diharapkan sudah beroperasi selambat-lambatnya 2014.
"Saat ini sudah ada tujuh buah tangki yang berdiri dengan kapasitas masing-masing 880 ribu barrel," kata Fetty, Corporate Public Relations PT. Pertamina Balikpapan, Kamis.
Secara bertahap hingga 2014 akan dibangun 20 tangki dengan kapasitas total 880 ribu barrel.
Tujuh tangki yang sudah ada sebenarnya sudah dibangun sejak 1980-an. Tangki-tangki itu dibuat untuk menyuplai bahan baku bagi kilang Balikpapan II.
Menurut Fetty, CCT itu akan membuat stok minyak Indonesia lebih stabil. Dengan stok yang stabil, harga juga bisa dijaga lebih konstan.
CCT berfungsi sebagai gudang minyak ini akan menjadi pemasok bahan baku tidak hanya bagi kilang Balikpapan, tapi juga bagi kilang-kilang Pertamina yang lain, yaitu Dumai, Riau, Plaju, Sumatera Selatan, Balongan, Indramayu, Jawa Barat, Cilacap, Jawa Tengah, dan Sorong, Papua.
"Tidak menutup kemungkinan juga minyaknya kita jual kembali, terutama untuk kilang-kilang di sekitar Indonesia seperti di Filipina, Malaysia, dan Australia," ujar Fetty.
Minyak yang disimpan di tangki-tangki Lawelawe sendiri 60 persen akan berasal dari luar Indonesia alias minyak impor seperti Vietnam, China, Malaysia, Australia, Papua Nugini, Brunei, Azerbaijan, bahkan dari Afrika yaitu Nigeria, Libya, Sudan, dan Angola.
Sebanyak 40 persen sisanya berasal dari berbagai lapangan minyak Indonesia seperti dari Warukin dan Tanjung di Kalimantan Selatan, Sepinggan, Bekapai, Handil, Senipah, Sangasanga, Badak, dan Sangatta di Kutai Kartanegara, dan dari Pulau Bunyu dan Tarakan di Tarakan, Kaltim.
Juga minyak dari sumur-sumur di Pulau Sulawesi, di Laut Jawa, Natuna, Langsa, dan di Jatibarang, Jawa Barat.
Kilang Balikpapan sendiri mampu mengkonversi per hari 280 ribu barrel minyak mentah menjadi berbagai produk bahan bakar.
(ANT188/R007)
COPYRIGHT © 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar