PETUGAS pemadam kebakaran menyemprotkan air ke arah mobil yang baru dikeluarkan dari timbunan tanah akibat longsor yang melanda rumah milik Dadang Jumhana di Desa Sariwangi, Kec. Parongpong, Kab. Bandung Barat, Rabu (24/11).* HARRY SURJANA/"PR"
NGAMPRAH, (PR).-
Sebanyak enam rumah di Perumahan Lembah Hanjuang Permai, Desa Sariwangi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, pada Selasa (23/11) pukul 19.30 WIB diterjang lumpur akibat longsor. Longsor terjadi pada tebing yang berada di belakang keenam rumah tersebut.
Sebanyak enam rumah di Perumahan Lembah Hanjuang Permai, Desa Sariwangi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, pada Selasa (23/11) pukul 19.30 WIB diterjang lumpur akibat longsor. Longsor terjadi pada tebing yang berada di belakang keenam rumah tersebut.
Peristiwa itu menyebabkan 1 rumah rusak berat, 3 rumah rusak pagarnya, dan 2 rumah rusak bagian belakangnya. Selain itu, seorang korban meninggal dunia yaitu Endang (25), dan seorang korban bernama Dadang Jumhana (50) selamat. Saat kejadian keduanya berada di rumah bernomor Blok IV-5.
Tiga rumah yang rusak bagian pagarnya adalah milik Dodi Djufrani (Blok III-5), Away (Blok III-3), dan Budi (Blok III-2). Rumah yang rusak bagian belakangnya adalah kediaman Ester (Blok III-8) dan Hasanudin (Blok III-9). Jalan Lembah Hanjuang Permai juga tertutup lumpur setinggi satu meter. Sementara Kali Cihanjuang berubah warnanya menjadi cokelat karena tercampur lumpur.
"Saat itu hujan deras sekali disertai petir sejak pukul 18.00 WIB. Sekitar pukul 19.30 WIB, terdengar suara gemuruh keras dan jalan bergetar. Saya mengira itu gempa. Namun, saat saya mendekati sumber suara, ternyata itu longsor dari bukit yang ada di belakang rumah itu," ucap Mansyur, Ketua RW 5 Desa Sariwangi, Lembah Hanjuang Permai, Rabu (24/11) dini hari.
Mansyur mengatakan, rumah yang rusak berat akibat terjangan lumpur adalah milik Dadang Jumhana. Rumah tersebut dihantam dua sumber longsor, salah satunya tepat mengarah bagian belakang rumah.
Lahan yang longsor terletak di atas tebing setinggi 70 meter. Lahan itu adalah sawah dan kebun yang setiap harinya digarap petani dan ditanami jagung, pisang, dan padi.
Lebih lanjut Mansyur menceritakan, longsor yang menghantam daerah tersebut terjadi dua kali. Longsor pertama pukul 19.30 WIB dan yang kedua pukul 19.45 WIB.
Sempat ditunda
Proses evakuasi pencarian Endang yang dilakukan tim gabungan dari Wanadri, Pemadam Kebakaran Kabupaten Bandung Barat, TNI, Polri, dan Tagana sejak Selasa (23/11) pukul 22.00 WIB sempat dihentikan pada Rabu (24/11) pukul 4.15 WIB.
"Selain minimnya lampu penerangan dan medan berlumpur, kami ingin tim istirahat sejenak dan pukul 6.00 WIB dilanjutkan," ucap Ketua Dewan Pengurus Wanadri XXII, Ardiles.
Sebelumnya, tim telah menyisir setiap penjuru rumah, tetapi tidak menemukan tanda-tanda keberadaan Endang. Pencarian babak kedua terhadap Endang, akhirnya membuahkan hasil. Tepat pukul 6.00 WIB, jasad Endang ditemukan di aliran Kali Cihanjuang sekitar 200 meter dari rumah Dadang.
Setelah berhasil dikeluarkan dari aliran sungai dan dibawa ke RSUD Cibabat Kota Cimahi, jenazah dimakamkan di pemakaman umum di Kecamatan Cisarua.
Berduka cita
Bupati Bandung Barat Abubakar yang hadir di lokasi longsor, Rabu (24/11) dini hari, mewakili warga Kabupaten Bandung Barat mengucapkan belasungkawa yang untuk keluarga korban meninggal dunia dan warga yang rumahnya terkena longsor. Menurut Bupati, korban meninggal dunia akan mendapatkan dana santunan.
"Kami akan meminta bantuan Direktorat Geologi untuk meneliti lokasi longsor. Diharapkan nantinya akan ada hasil penelitian dan apa yang seharusnya dilakukan. Apakah kelayakan tempat ini sebagai permukiman atau hal lainnya," ujar Abubakar.
Kepala Subbidang Pengamatan Gerakan Tanah Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Wawan Irawan mengatakan, pihaknya belum dapat mengatakan penyebab longsor tersebut. Untuk mengetahui penyebabnya, dia bersama timnya akan terlebih dahulu melakukan pengamatan dan pemetaan daerah bencana.
"Terlebih dahulu kami akan melakukan pemeriksaan kondisi batuan dan tanah di sana. Dari hasil tersebut, akan terlihat apakah ada potensi untuk terjadi lagi longsor susulan atau tidak," ucapnya. (A-195)***
http://newspaper.pikiran-rakyat.com/prprint.php?mib=beritadetail&id=165452
Tidak ada komentar:
Posting Komentar