DUA orang yang mengenakan kimono memberi penjelasan tentang sekolah di Jepang pada pameran "Japan Education Fair 2010" di SMKN 3 Jln. Solontongan Bandung, Jumat (26/11). Pameran yang memperkenalkan sejumlah sekolah di beberapa kota di Jepang ini berlangsung selama dua hari.* ANDRI GURNITA/"PR"
BANDUNG, (PR).-
Dari sekitar 30.000 kesempatan dari pemerintah Jepang untuk pelajar Indonesia menuntut ilmu di sana setiap tahun, baru sebanyak 13.000 yang dimanfaatkan. Sementara pelajar Indonesia yang sudah berada di Jepang ada sekitar 2.000 orang. Jumlah ini sangat sedikit jika dibandingkan dengan jumlah pelajar negara di kawasan Asean lain yang menuntut ilmu di Jepang.
Dari sekitar 30.000 kesempatan dari pemerintah Jepang untuk pelajar Indonesia menuntut ilmu di sana setiap tahun, baru sebanyak 13.000 yang dimanfaatkan. Sementara pelajar Indonesia yang sudah berada di Jepang ada sekitar 2.000 orang. Jumlah ini sangat sedikit jika dibandingkan dengan jumlah pelajar negara di kawasan Asean lain yang menuntut ilmu di Jepang.
Sekretaris Bidang Pendidikan Kedutaan Besar Jepang, Motomura Hiroaki mengungkapkan, sejak 2008, Kedutaan Besar Jepang di Indonesia menyelenggarakan program khusus agar pelajar Indonesia bisa semakin banyak yang bersekolah di sana.
"Kami telah bekerja sama dengan semua universitas dan sekolah di Jepang agar menerima pelajar asal Indonesia. Namun, jumlahnya ternyata belum banyak. Padahal, kami sangat ingin agar pelajar Indonesia bisa bersekolah di Jepang," tutur Hiroaki pada pembukaan "Japan Education Fair 2010" di Aula SMKN 3 Bandung, Jumat (26/11).
Hiroaki menuturkan, pameran pendidikan Jepang selama dua hari yang terselenggara di SMKN 3 Bandung ini dapat dimanfaatkan seluruh siswa SMA dan SMK untuk mencari informasi tentang sekolah di sana. Menurut dia, pada pameran ini disediakan berbagai informasi yang diperlukan, termasuk sekolah bahasa.
Sekolah bahasa menjadi penting karena selama ini salah satu kendala masih minimnya jumlah pelajar atau mahasiswa yang belajar ke Jepang adalah karena faktor bahasa.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Bandung Dadang Iradi mengungkapkan, masih sedikitnya jumlah pelajar Indonesia yang bersekolah di sana kemungkinan besar karena minimnya informasi terkait dengan program beasiswa.
Menurut Dadang, biasanya program beasiswa terselenggara di pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian Pendidikan Nasional, sedangkan daerah masih sangat jarang. "Padahal, daerah juga sangat perlu mendapatkan porsi lebih luas untuk mendapatkan kesempatan."
Sebelum Jepang, Disdik Kota Bandung sudah menjalin kerja sama dengan Cina, Texas (Amerika Serikat), dan Turki. Dadang mengatakan, pada dasarnya, Jepang sangat terbuka untuk menerima pelajar dari Indonesia umumnya, dan Bandung khususnya. Namun, ada dua syarat mendasar yang harus dipenuhi, yaitu prestasi baik di sekolah dan ada ketertarikan untuk mempelajari budaya Jepang. (A-187)***
http://newspaper.pikiran-rakyat.com/prprint.php?mib=beritadetail&id=165653
Tidak ada komentar:
Posting Komentar