Rabu, 24 November 2010

2011, Akan Dibangun 6.000 Ruang Kelas Baru


GUBERNUR Jawa Barat Ahmad Heryawan mendapat penjelasan dari seorang siswa tentang cara pembibitan tanaman anggrek yang disimpan di dalam botol pada pameran Ekspo Pendidikan Sekolah Kejuruan Jawa Barat (Epitech-5) di Kantor BPPTK-PK, Jln. Pahlawan Bandung, Selasa (23/10). Pameran menampilkan sejumlah stan pendidikan dari sejumlah SMK unggulan.* ANDRI GURNITA/"PR"



BANDUNG, (PR).-
Gubernur Provinsi Jawa Barat Ahmad Heryawan mengatakan, pembangunan ruang kelas baru sebanyak 6.000 pada 2011 diprioritaskan bagi sekolah yang sudah ada atau sekolah eksisting. Sementara pembangunan unit sekolah baru akan diprioritaskan untuk membangun SMK.

"Itu untuk lebih menyeimbangkan rasio siswa SMK dan SMA. Ke depan sesuai dengan target pemerintah pusat, rasio antara SMK dan SMA adalah 70 berbanding 30," kata Heryawan, yang ditemui seusai membuka Ekspo Pendidikan Kejuruan Jawa Barat di Balai Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan-Pendidikan Kejuruan (BPPTK-PK) Jln. Pahlawan Bandung, Selasa (23/11).

Sesuai dengan rencana, kata Heryawan, setiap tahun pemprov harus membangun setidaknya 9.000 ruang kelas baru untuk bisa menampung siswa usia sekolah di Jawa Barat. Pada 2011, pemprov sudah menganggarkan dana untuk pembangunan 6.000 ruang kelas. "5.000 dari APBD murni, 1.000 dari perubahan. Sisanya yang 3.000 kami harapkan daerah ikut membantu," ujarnya.

Dengan penambahan ruang kelas ini, Heryawan berharap, angka partisipasi kasar dan rata-rata lama sekolah di Jawa Barat bisa meningkat. Mengingat, saat ini APK terutama untuk tingkat SMA/SMK/MA dan rata-rata lama sekolah masih belum optimal. Pada 2010 ini, APK SMA/SMK Jawa Barat sekitar 57 persen, sementara rata-rata lama sekolah baru mencapai 7,7 tahun. "Sebab, tanpa lompatan mustahil angka partisipasi kasar dan rata-rata lama sekolah kita akan meningkat. Kita harapkan, 2011 bisa meningkat signifikan," katanya.

Pada kesempatan tersebut, Heryawan juga menyerahkan penghargaan kepada sejumlah kabupaten/kota yang berhasil meraih "vokasi award 2010". Penghargaan yang diberikan bagi daerah, yang memiliki kebijakan dan dukungan terhadap pengembangan pendidikan kejuruan.

Daerah tersebut adalah Kota Cirebon yang menjadi juara pertama kluster A, Kabupaten Indramayu juara pertama kluster B, dan Kabupaten Bandung juara pertama kluster C. Selain meraih hadiah Rp 150 juta (juara kluster A), Rp 125 juta (juara kluster B) dan Rp 100 juta (juara kluster C), gubernur juga memberikan hadiah masing-masing Rp 1 miliar untuk setiap daerah.

"Ini untuk membangun SMK baru di daerah tersebut. Sebab, target kami adalah semakin banyak lulusan SMK yang bisa hidup mandiri. Minimal ketika lulus punya keahlian. Bahkan, kami berharap pilihan pertama bekerja di dunia usaha atau bila memiliki modal mereka bisa berwiraswasta," ujarnya.

Heryawan menjelaskan, dengan peningkatan jumlah lulusan SMK, akan semakin banyak lulusan sekolah menengah yang memiliki skill. Dengan begitu persoalan tenaga kerja Indonesia yang mayoritas tidak memiliki skill bisa sedikit tertangani. "Jadi, nanti yang dikirim adalah tenaga kerja yang memiliki skill, bukan tenaga kerja unskill," katanya. (A-157)***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar