Kamis, 29 Mei 2008

Foto-foto Dua Tahun Lumpur Lapindo Dipamerkan

Rabu, 28/5/2008 | 16:18 WIB


KOMPAS/IWAN SETIYAWAN
Semburan lumpur Lapindo di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, tepat dua tahun pada 29 Mei 2008. Hingga hari Selasa (27/5), semburan lumpur sudah menggenangi 14 desa di tiga kecamatan. Proses pembayaran ganti rugi terhadap lebih dari 12.000 keluarga korban lumpur oleh Lapindo Brantas Inc dinilai tidak berjalan lancar. Begitu juga relokasi infrastruktur yang hancur, seperti jalan tol, jalan raya, dan rel kereta.



SURABAYA, RABU--Sebanyak 40 karya foto tentang lumpur panas Lapindo di Porong, Sidoarjo hasil bidikan pewarta foto Kantor Berita Amerika, Associated Press, Trisnadi Marjan, dipamerkan di Perpustakaan Kota Malang, pada 31 Mei-6 Juni 2008.

"Pameran foto bertajuk Dua Tahun Penderitaan Korban Lumpur Panas itu, memang bertujuan memperingati dua tahun lumpur panas di Porong pada 29 Mei 2006-29 Mei 2008," katanya di Surabaya, Rabu.

Dalam rilis yang diterima Antara Surabaya menyebutkan, foto yang dipamerkan itu merupakan bidikan sejak awal luapan pada 29 Mei 2006 hingga puncak peringatan dua tahun lumpur panas dengan acara terjadual "istighotsah" korban lumpur panas di tanggul penahan lumpur panas pada 29 Mei 2008.

Jumlah karya seluruhnya berjumlah sekitar 40 karya foto dengan tiga diantaranya berukuran 180 cm x 1 meter, sedangkan sisa karya lainnya dicetak dengan ukuran 30 cm x 40 cm.

"Tiga foto itulah yang saya anggap terbaik diantara karya saya yang lain, karena menggambarkan dua orang ibu korban lumpur panas yang menangis dengan mulut yang ditutup plester bertuliskan ’Lapindo Menipu’, gambar masjid yang tenggelam, dan aktivitas di pusat semburan lumpur panas," katanya.

Sebagian besar karya menceritakan bagaimana penderitaan serta perjuangan hidup korban lumpur panas dalam menuntut hak-haknya sebagai korban. "Beberapa karya lainnya bercerita tentang ide pemikiran seorang ahli dari ITS Surabaya, Ir Djaja Laksana dengan bendungan Bernoulli. Saya mengambil foto pose ahli itu dengan lukisan bendungan Bernoulli," katanya.

Menurut dia, Djaja Laksana merupakan warga Jawa Timur yang aktif dengan pemikiran teknologinya untuk mengatasi semburan lumpur panas yang membuat kerugian material dan immaterial bagi warga Jawa Timur. "Djaja Laksana merupakan ilmuwan murni yang bekerja demi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tanpa kepentingan politis. Kejujuran dan kepolosan seorang ilmuwan dan ahli itulah yang membuat saya mengabadikannya sebagai ’man of the year’," katanya.

Ia menambahkan, sebagian besar hasil penjualan foto dalam pameran foto itu akan disumbangkan kepada anak-anak korban lumpur panas di pengungsian Pasar Baru Porong (PBP) Sidoarjo, Jawa Timur. (ANT)

JY

Tidak ada komentar:

Posting Komentar