Sabtu, 31 Mei 2008

Kekuatan Pikiran dalam Koran Digital

Sabtu, 31 Mei 2008 | 09:46 WIB

KOMPAS/EDDY HASBY / Kompas Images
Pesulap Deddy Corbuzier menghibur tamu undangan pada Grand Launching Kompas.com Reborn di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta, Kamis (29/5) malam. Hadir dalam acara itu Menteri Komunikasi dan Informatika M Nuh, Pemimpin Umum Harian Kompas Jakob Oetama, CEO Kompas Gramedia Agung Adiprasetyo, dan Executive Director Kompas.com Taufik H Mihardja.




KEDUANYA sama-sama punya nama panggung yang lebih dikenal. Geller Gyorgy beken dipanggil Uri Geller, sedangkan Deddy Cahyadi Sundjojo lebih dikenal sebagai Deddy Corbuzier. Geller dan Corbuzier sama-sama menyebut diri mereka mentalist ketimbang tukang sulap.

Geller, kelahiran Tel Aviv, 61 tahun lalu, adalah mentalist besar pertama yang menunjukkan kepada dunia bahwa kekuatan pikiran mampu membengkokkan sendok. Corbuzier, kelahiran Jakarta, 32 tahun lalu, tidak hanya mampu membengkokkan sendok, tetapi juga mampu meramal, membaca pikiran orang, dan mentransformasikan pikiran orang itu kepada orang lain.

Itulah yang ditunjukkan Corbuzier, pria dengan penampilan unik yang mengklaim diri sebagai Best Asian Mentalist, saat tampil pada acara Grand Launching Kompas.com bertajuk ”Kompas.com Reborn” di Ballroom Hotel Mulia Jakarta, Kamis (29/5). Corbuzier, pesinetron Sandra Dewi, serta penyanyi Bunga Citra Lestari dan Ari Lasso tidak semata-mata selingan pengisi acara, tetapi menyatu dalam satu paket lahirnya kembali Kompas.com.

Apa yang ditunjukkan Corbuzier malam itu kepada hadirin, termasuk Menteri Komunikasi dan Informatika Mohammad Nuh, Chairman Kompas Gramedia Jakob Oetama, CEO Kompas Gramedia Agung Adiprasetyo, dan Direktur Eksekutif Kompas.com Taufik H Mihardja, bukan semata-mata pertunjukan membengkokkan sendok, tetapi bagaimana kekuatan pikiran bisa mentransformasikan kehendak yang masih ada dalam pikiran orang kepada pikiran orang lain. Lebih memesonakan lagi, Corbuzier mampu menebak apa yang sesungguhnya dikehendaki dan dipikirkan orang.

Itulah sesungguhnya puncak dari acara Grand Launching Kompas.com Reborn ini.

Meramal keinginan

Pertunjukan Corbuzier sendiri melibatkan banyak hadirin. Mula-mula ia menunjuk Arif, salah seorang hadirin. Arif kemudian memilih hadirin lain dengan menggunakan pesawat terbang mainan terbuat dari kertas, begitu seterusnya sehingga terkumpul tujuh orang. Lima orang di antaranya diminta harus menjawab pertanyaan yang terkait ramalan satu tahun ke depan nasib Kompas.com, satu orang bertugas menuliskan jawaban, dan satu orang lagi diminta memegang sampul kertas besar yang tidak boleh dibuka sebelum ada perintah.

”Andai tahun depan Kompas.com mendapat untung dan Anda berkesempatan piknik ke luar negeri, ke mana Anda akan pergi?” tanya Corbuzier. Dijawab, ”Bangkok.” Pertanyaan lain, ”Akan berapa lama Anda tinggal di Bangkok?” Dijawab, ”Tujuh hari.”

Corbuzier mengandaikan semua pesawat terbang Indonesia mogok. ”Mau naik apa Anda ke Bangkok?” Yang ditanya menjawab sekenanya, ”Kapal selam.” Corbuzier melanjutkan, ”Di hotel mana menginap.” seorang yang ditunjuk menjawab, ”Hotel Nyenyak.” Berapa dollar AS uang yang dibutuhkan untuk ke Bangkok, dijawab, ”15.000 US dollar.” Semua jawaban ditulis di atas white board.

Sampai di sini hadirin belum tahu ke mana suasana akan dibawa. Corbuzier masih meminta seorang peserta lainnya memilih satu saja dari ribuan nomor telepon dari dua buku telepon Bandung dan Jakarta.

Dari hasil acak, terpilihlah satu nomor telepon, yakni 8507837. Di atas panggung sudah menggantung kotak yang terkunci rapat. Kunci kotak itu hanya dapat dibuka dengan kode angka empat digit.

Dari kotak itu kemudian keluar kertas pengumuman yang dilipat-lipat. Setiap lipatan berisi satu jawaban yang tadi sudah ditulis di atas white board dan semua jawaban sama. Corbuzier berkata, ”Bersama Kompas.com, tahun depan kita akan ke Bangkok selama 7 hari menggunakan kapal selam, menginap di Hotel Nyenyak, dan mendapat bekal masing-masing 15.000 dollar AS. Sebelum ke Bangkok, kita harus menghubungi seseorang di nomor….”

Corbuzier kemudian meminta tujuh orang yang memegang amplop besar itu serentak mengeluarkan isinya dan ditunjukkan kepada hadirin. Ternyata setiap amplop berisi satu angka yang kalau dirangkaikan menjadi 8507837, sesuai dengan nomor telepon pilihan acak tadi!

”Sharing” dan interaktif

Apa yang ditunjukkan Corbuzier dengan kekuatan pikirannya sejalan dengan kekuatan media massa digital seperti Kompas.com yang mampu ”meramalkan” kehendak penggunanya (users) mengenai konten yang mereka kehendaki.

Keinginan para pengguna lebih mudah ”ditangkap” berkat keunikan media massa digital yang mampu mengonvergensikan semua kekuatan yang ada dalam media massa sebelumnya, yakni menyatukan teks, suara, gambar, grafis, dan video.

Dengan kekuatan yang dimiliki itu, pengguna tidak harus menunggu terbitnya koran besok untuk mengetahui sebuah peristiwa karena Kompas.com, misalnya, menyediakan updating berita selama 24 jam.

Kebiasaan mendengarkan musik di radio atau menonton televisi, yang dulu terikat ruang dan waktu, bisa diambil alih Kompas.com yang menyediakan KompasTV, SelebTV, dan VideokuTV, yang bisa diklik kapan dan di mana saja.


PEP
Sumber : Kompas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar