28/05/2008 09:34 WIB
Ema Nur Arifah - detikBandung
Ema Nur Arifah - detikBandung
Bandung - Tak sedikit Industri Kecil dan Menengah Indonesia yang sudah melebarkan sayapnya ke pasar internasional. Semisal para pengrajin di Cibaduyut.
Meski Cibaduyut lebih dikenal dengan industri sepatu dan sandalnya. Usaha jaket kulitnya pun ternyata cukup diminati.
Itulah yang membuat Tanjung memfokuskan dirinya untuk bergelut dalam pembuatan jaket kulit bersama tokonya yang bernama Dangjung.
Empat tahun lalu tokonya ini berbentuk distro. Jaket-jaket yang dibuat pun, jaket tipikal distro berbahan kaus.
"Karena banyak yang menanyakan jaket kulit baik itu dari Sulawesi, Kalimantan maupun luar negeri, maka saya coba jual jaket kulit," jelasnya.
Awalnya dengan cara makloon atau mengambil produk dari yang lain. Karena permintaan cukup banyak Tanjung pun mulai memproduksi sendiri.
Tahun lalu, dia mendapatkan order sebanyak 315 potong jaket untuk dikirim ke Australia. Pesanan itu didapatkan setelah dia mengikuti bisnis meeting di negeri kangguru tersebut bersama atase perdagangan dan para buyer. Menurutnya, produk jaket kulitnya dilirik pula oleh Australia, Singapura dan Amerika.
Berbagai pameran diikuti sebagai media promosi misalnya di Bali, Jakarta dan di luar negeri. Tanjung mengatakan, permintaan produknya dari luar negeri semakin meningkat. "Agustus mendatang saya pameran ke Australia lagi," ungkapnya.
Berbagai model jaket kulit dari sport, jas, jaket junkies hingga jaket dengan potongan overcoat dibuat di Dangjung.
Harga jaket ditentukan dari kualitas kulit dan proses produksi. Jika jaket menggunakan ornamen yang lebih detil akan menambah waktu dalam pengerjaannya.
Misalnya jaket sport yang lebih tebal dan rumit dijual dengan harga Rp 1 juta, warepart dijual Rp 3-4 juta. Namun rata-rata harga jaket berada di kisaran ratusan ribu. Untuk jenis jas bisa mencapai Rp 1 juta.
Selain jaket, Dangjung juga menjual tas kulit, dompet, sabuk, juga sepatu boots. Datang saja ke Jl Cibaduyut No 120.
Jika ingin melihat dulu ulasan produk sebelum datang atau langsung membelinya bisa ke www.pocima-indonetwork.co.id.
( ema / ema )
Meski Cibaduyut lebih dikenal dengan industri sepatu dan sandalnya. Usaha jaket kulitnya pun ternyata cukup diminati.
Itulah yang membuat Tanjung memfokuskan dirinya untuk bergelut dalam pembuatan jaket kulit bersama tokonya yang bernama Dangjung.
Empat tahun lalu tokonya ini berbentuk distro. Jaket-jaket yang dibuat pun, jaket tipikal distro berbahan kaus.
"Karena banyak yang menanyakan jaket kulit baik itu dari Sulawesi, Kalimantan maupun luar negeri, maka saya coba jual jaket kulit," jelasnya.
Awalnya dengan cara makloon atau mengambil produk dari yang lain. Karena permintaan cukup banyak Tanjung pun mulai memproduksi sendiri.
Tahun lalu, dia mendapatkan order sebanyak 315 potong jaket untuk dikirim ke Australia. Pesanan itu didapatkan setelah dia mengikuti bisnis meeting di negeri kangguru tersebut bersama atase perdagangan dan para buyer. Menurutnya, produk jaket kulitnya dilirik pula oleh Australia, Singapura dan Amerika.
Berbagai pameran diikuti sebagai media promosi misalnya di Bali, Jakarta dan di luar negeri. Tanjung mengatakan, permintaan produknya dari luar negeri semakin meningkat. "Agustus mendatang saya pameran ke Australia lagi," ungkapnya.
Berbagai model jaket kulit dari sport, jas, jaket junkies hingga jaket dengan potongan overcoat dibuat di Dangjung.
Harga jaket ditentukan dari kualitas kulit dan proses produksi. Jika jaket menggunakan ornamen yang lebih detil akan menambah waktu dalam pengerjaannya.
Misalnya jaket sport yang lebih tebal dan rumit dijual dengan harga Rp 1 juta, warepart dijual Rp 3-4 juta. Namun rata-rata harga jaket berada di kisaran ratusan ribu. Untuk jenis jas bisa mencapai Rp 1 juta.
Selain jaket, Dangjung juga menjual tas kulit, dompet, sabuk, juga sepatu boots. Datang saja ke Jl Cibaduyut No 120.
Jika ingin melihat dulu ulasan produk sebelum datang atau langsung membelinya bisa ke www.pocima-indonetwork.co.id.
( ema / ema )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar