Kamis, 11 November 2010

Pohon Soekarno di Padang Arafah

Kamis, 11 November 2010, 11:03 WIB


 AP Photo
Jamaah haji di Padang Arafah

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Sebelumnya saya, Soekam Parwadi, membayangkan, bahkan mungkin semua orang juga membayangkan, bahwa Padang Arafah merupakan hamparan padang pasir datar yang luas. Di siang hari terbayangkan betapa panas dan teriknya di sana. Dalam pengajian-pengajian, para ustaz juga menggambarkan kalau wukuf di daerah tenggara Kota Makkah ini seperti saat manusia di akhir zaman dikumpulkan pada sebuah 'oro-oro', atau hamparan luas yang panas.

Namun, sejak beberapa tahun terakhir, paling tidak sampai dengan 2009 lalu saat saya (konsultan agronomi) berhaji, Padang Arafah sudah begitu rindang dengan pepohonan yang tumbuh subur. Bahkan, hijaunya hampir merata di seluruh hamparannya.

Orang Arab Saudi sering menyebut pohon-pohon itu dengan nama "Pohon Soekarno". Di Indonesia, pohon Soekarno itu dikenal dengan nama Mimba, Pohon Imbo, atau Pohon Imba. Pohon ini memiliki famili dekat di antaranya adalah pohon Mindi. Kedua tanaman itu memang memiliki kemampuan untuk hidup dan berkembang di tanah tandus yang kering.

Berkembangnya tanaman Mimbo di tanah suci Makkah memang dipelopori oleh Presiden Soekarno saat mengunjungi Arab Saudi di zaman Raja Fahd. Sekarang, pohon Soekarno itu berkembang luas, bukan hanya di Kota Makkah tetapi juga sampai di Madinah, Jeddah, dan kota lain di Arab Saudi.

Bentuk pohonnya pun dibuat beraneka. Di Udaibiyah, tempat bersejarah saat dulu Nabi Muhammad SAW membuat perjanjian dengan orang-orang Quraish, pohon Soekarno dibiarkan tumbuh bercabang-cabang sehingga lingkungannya menjadi rindang. Udaibiyah sekarang ditetapkan sebagai salah satu tempat miqat untuk ibadah umrah. Di halaman Museum Ka'bah, atau disekitar Masjid Aisyiah, Tan'im, dan di sepanjang jalan Kota Makkah, pohon Soekarno dipangkas berbentuk bulat, meruncing, atau lainnya sesuai selera.

Yang jelas, jamaah Indonesia bisa berbangga diri dengan adanya pohon Soekarno yang banyak dikenal oleh penduduk Arab Saudi itu. Di Indonesia sendiri kedua tanaman itu memiliki beberapa fungsi. Tanaman yang digunakan untuk penghijauan lahan kritis itu juga dimanfaatkan kayunya sebagai bahan bangunan dan kayu bakar. Daunnya bermanfaat untuk bahan baku pestisida organik dan sebagai obat bagi kesehatan. Fermentasi dari daun Mimba dan urin kambing/kelinci yang dipercepat dengan dekomposer-bio efektif dapat digunakan untuk pengendalian hama kutu daun pada cabe, tomat, kacang panjang, dan lainnya.

Padang Arafah sendiri luasnya sekitar 5,5 x 3,5 km, yang disekitarnya dikelilingi bukit-bukit. Salah satunya adalah Jabal Rahmah, yaitu bukit yang diyakini sebagai tempat bertemunya Nabi Adam dan Siti Hawa setelah turun ke bumi dan dipisahkan kembali selama 300 tahun.

Kabarnya, ada dua gagasan besar Presiden Soekarno di Arab Saudi waktu itu, yaitu penanaman pohon di Arafah dan pembuatan tiga jalur tempat sa'i. Agaknya, gagasan itu direspons oleh Pemerintah Kerajaan Arab Saudi. Karenanya, kini tempat sa'i antara Bukit Safa dan Marwa terbagi menjadi tiga jalur. Jalur pertama adalah dari Bukit Safa ke Bukit Marwa. Jalur kedua adalah dari Bukit Marwa ke bukit Safa. Jalur ketiga berada ditengah-tengah antara jalur pertama dan kedua yang diperuntukkan bagi orang-orang yang sudah uzur atau cacat fisik dengan menggunakan kursi roda.

Pada musim haji, di bawah pohon-pohon Soekarno itu dipasang tenda-tenda untuk penginapan sementara para jamaah. Tenda-tenda itu dipersiapkan menjelang acara wukuf yang dimulai pada 9 Dzulhijjah setelah shalat Zuhur. Puncak acara wukuf dipusatkan di Masjid Namirah yang terletak tepat di tengah-tengah Padang Arafah. Sekarang, suasana di sana pun tak begitu gersang dan terasa kesejukannya di bawah pohon rindang.

Malahan, pada saat 9 Dzulhijjah 1430 Hijriah, yang bertepatan dengan 25 November 2009, terjadi hujan lebat disertai guntur yang hebat di Arafah. Hujan lebat itu membasahi semua tenda dan karpet yang ada dibawah tenda sehingga para jamaah harus sabar berada dalam keadaan basah semalaman. Namun, hujan yang juga membasahi seluruh pepohonan di Padang Arafah itu menjadikan tanaman semakin subur dan Arafah makin sejuk. dewi mardiani
Red: Budi Raharjo
Rep: Dewi Mardiani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar