Rabu, 07 Mei 2008

Majalah Mingguan Bahasa Sunda Manglé




Sejarah
Manglé dalam bahasa Sunda berarti untaian bunga melati penghias sanggul perempuan, yang konon makin lama makin harum baunya. Dalam Kamus Umum Basa Sunda (1967), Manglé dapat diartikan sebagai berikut:

Mangle, 1. untaian kekembangan, daun pandan meunang nyisik jste. Sok dipake ku awewe, dina gelung gede sarta seungit.

Lazimnya, Manglé digunakan pada upacara-upacara pernikahan sebagai penghias rambut mempelai wanita dan penghias keris pria. Bagi orang Sunda, Manglé berarti kesesuaian atau keindahan yang sakral. Oleh karena itu, tak salah bila nama Manglé dipilih, dan diharapkan oleh pendiri majalah ini, kelak akan seindah dan seharum namanya.

Manglé terbit pertama kali pada tanggal 21 Oktober 1957 di Bogor dengan oplag 500 eksemplar. Namun edisi perdananya sendiri baru diedarkan tanggal 21 Nopember 1957, itupun dibagikan secara gratis. Tanggal 21 Nopember itulah yang kemudian ditetapkan sebagai titimangsa (hari kelahiran) Mangle. Di usianya yang ke-49, Mangle mampu bertahan hingga kini dengan oplag 4000 eksemplar.


Pendiri majalah Manglé:
Oeton Moechtar,
Rochamina Sudarmika,
Wahyu Wibisana,
Saleh Danasasmita, dan Sukanda Kartasasmita,



Sebagaimana pers Sunda lainnya, kelahiran Mangle pada mulanya berawal dari kepedulian sejumlah orang terhadap budaya Sunda. Mereka adalah: Oeton Moechtar, Rochamina Sudarmika, Saleh Danasasmita, Wahyu Wibisana, Sukanda Kartasasmita, ALi Basyah dan Abdullah Romli. Keinginan Mangle untuk melestarikan kebudayaan daerah tersebut sejalan dengan kebijaksanaan pemerintah tentang kebudayaan nasional, yaitu untuk melestarikan, membina dan mengembangkan kebudayaan daerah dalam rangka kebudayaan nasional.

Majalah Mangle edisi pertama yang diberi nama Sekar Mangle tersebut penampilannya masih begitu sederhana. Untuk sampul muka, warna yang digunakan hanyalah hitam putih dan terlihat buram. Frekuensinya pun hanyalah 1 bulan sekali. Tebal majalah hanya 20 halaman, dengan ilustrasi yang terkesan asal-asalan. Hal ini disebabkan foto yang digunakan sebagai ilustrasi tersebut foto yang ada di percetakan, sehingga tidak berhubungan dengan isi berita. Bentuk dan isi majalah juga masih belum mantap. Naskah yang kebetulan ada, itulah yang dikirim ke percetakan “Dewi Sartika” di Bogor.

Pada bulan Desember 1962, Mangle pindah ke Bandung dengan alamat kantor Jl. Buahbatu No. 43 Bandung. Ada beberapa alasan yang menjadi bahan pertimbangan kepindahan tersebut. Bandung adalah pusat pemerintahan dan budaya Jawa Barat, mempunyai nilai-nilai historis dan kultural, dan tentu saja lebih memberi kemungkinan terhadap semakin meluasnya daerah pemasaran Mangle. Pilihan ini terbukti tepat. Tiga tahun semenjak kepindahannya, Mangle mampu terbit dua kali dalam sebulan dengan oplag yang 140 kali lipat edisi awal, yakni 70.000 eksemplar per edisi. Dan terbitannya pun Mangle terbit 2 kali dalam sebulan.

Pada tahun 1971 kantor Mangle pindah ke alamat Jl. Lodaya No. 19-21 Bandung, dengan status milik sendiri, sehingga tidak ada kekhawatiran lagi untuk selalu pindah-pindah.

Satu hal yang patut dicatat, sejak kami beralamat di kantor sekarang, Mangle terbit sebagai majalah mingguan. Setiap hari Kamis dengan setia Mangle keluar dari percetakan dengan berbagai hidangan untuk memenuhi selera pembacanya.

Pada awalnya Mangle dicetak dengan sistem letter-press, dengan tempat percetakan berpindah-pindah. Dengan alasan utama untuk memuaskan kehendak pembacanya dan sejak tahun 1973 Mangle dicetak dengan offset di Percetakan Ekonomi. Makin hari makin terasa, bahwa mutu sebuah majalah tidak hanya ditentukan oleh isi, namun juga oleh perwajahan dan tata letaknya. Ais Pangampih (pengasuh) Mangle menyadari akal hal ini, apalagi jika dikaitkan dengan persaingan terhadap majalah lain yang tampil lebih baik.

Itulah yang diidam-idamkan. Dan Alhamdulillah, sejak bulan Oktober 1980 keseluruhan majalah Mangle dicetak dengan mesin milik sendiri. Hal ini menjadi leluasa untuk memudahkan mekanisme kerjanya.

Sesuai dengan perkembangan perekonomian di Indonesia yang terkena krisis monteter, maka pada tahun 1998-an Mangle pun ikut terkena dampaknya. Hal ini, ditambah dengan perubahan infra struktur pemerintahan. Diantara dampak sangat menonjol adalah penurunan oplag. Hal ini karena dinas penerangan dan dinas-dinas lainnya, secara serentak mengundurkan diri untuk tidak berlangganan lagi. Penurunan tersebut juga berakibat pada kalkulasi manajemen keuangan, dimana spekulasi tidak bisa dilakukan pada kondisi situasi yang tidak menentu. Oleh karena itu, sejak itu hingga sekarang Oplag Mangle berkisar 4000 eksempelar per-edisi dalam satu minggu, dengan perhitungan titik impas antara pemasukan dan pengeluaran serta efesiensinya bisa diatasi.

Adapun visi MANGLE adalah: MANGLE jadi kebanggaan (kareueus) urang Sunda satungtung hirup (saumur hidup). Sedangkan misinya, meliputi : 1. Ingin menjaga, memelihara basa, sastra dan filosofi Ki Sunda. 2. Menjadi media komunikasi orang-orang Sunda sampai akhir jaman. 3. Menjaga dan melestarikan budaya Sunda dengan berbagai kalangan etnis lainnya. 4. Profit orientied yang seimbang, antara rasa memiliki terhadap Sunda dengan tarah hidup pada masanya.


Profil Majalah Mangle
Spesifikasi teknis majalah Mangle adalah sebagai berikut :

Ukuran Majalah: 21 cm x 29 cm

Tebal: 74 halaman

Jenis kertas cover : Art paper 100 gram, isi hitan putih kertas koran, 4 halaman warna kertas HVS.

Luas Cetak: 25 cm x 19 cm dengan 3 (tiga) kolom

Typography: MCS Photo type setting

Sistem Cetak: Offset

Type huruf: English, Univers, Souvenirs, Korina, Oracle Helios

Penjilidan: Jahit punggung dengan kawat

Frekuensi terbit: Mingguan, terbit tiap hari Kamis

Harga: 7.500,-


Kebijakan Materi
Untuk menentukan materi atau isi rubrikasi Majalah Mangle, ditentukan melalui rapat redaksi dengan tetap konsisten mempunyai nilai hiburan, dan mengetengahkan aspek-aspek budaya Sunda, khususnya di Jawa Barat. Disamping itu mengemas juga masalah-masalah nasional dan internasional yang tetap terfokus kepada masalah kebudayaan.


Prioritas Penyajian

Secara teori, prioritas penyajian di Mangle dapat dibagi dalam hitungan sebagai berikut :

Hiburan dan Human Interest: 55 %

Budaya dan Sejarah: 20 %

Agama dan Pendidikan: 20 %

Informatif News, dan sebagainya: 5%


Rubrikasi Majalah Mangle
Tamu/Profil, Rubrik untuk mengenalkan tokoh-tokoh

Nyingraykeun Lalangse Aheng, memuat tulisan-tulisan yang dianggap masyarakat mempunyai nilai magis, pengobatan tradisional yang selamanya tidak menghilangkan nilai-nilai agama.

Lawang Saketeng, Rubrik pembuka dari redaksi.

Katurug Katutuh, Memuat tulisan-tulisan kejadian masyarakat yang jatuh tertimpa tangga.

Koropak, Rubrik yang memuat surat pembaca.

Munara Cahaya, Rubrik yang memuat tulisan, baik dari luar maupun dari dalam tentang bahasan Agama Islam.

Implik-implik, Memuat tulisan-tulisan kebiasaan, hiburan atau sisi lain yang unik dari masyarakat.

Kingkilaban, memuat sekilas berita atau info, gosif yang menarik dari para tokoh, artis, budayawan Sunda.

Carita Pondok (Carpon), memuat tulisan-tulisan dari luar karya-karya cerita pondok.

Carita Nyambung, memuat tulisan cerita yang bersambung.

Cartibag (Carita Tilu Bagian), Memuat tulisan cerita dalam tiga bagian tapi dalam tulisan yang tidak bersambung.

Kolom, Memuat karya-karya atau artikel yang mempunyai pandangan lebih kritis, tajam dan ilmiah.

Mangle Alit, Rubrik yang di dalamnya memuat tulisan anak-anak sampai usia SMP.

Mangle Rumaja, Rubrik yang didalamnya memuat tulisan kaum remaja sampai mahasiswa S-1.

Katumbiri, Rubrik yang memuat tulisan-tulisan berita daerah atau berita lainnya, baik masalah kemasayarakat, budaya maupun yang lainnya.

Bale Bandung, Memuat tulisan kritis tentang budaya Sunda

Sajak, Bentuk puisi sunda modern

Dangding, Bentuk puisi sunda gaya lama

Bahasan, Uraian mengenai permasalahan secara ob-yektif. Tulisan ini berbentuk artikel mencakup masalah-masalah ekonomi, lingkungan, kebudayaan, pendidikan dan masalah lainnya.

Nyusur Galur Mapay Raratan, Memuat tulisan - tulisan tentang sejarah-sejarah yang ada hubungan dengan budaya Sunda.

Barakatak, Keistimewaan rubrik ini adalah selalu menampilkan humor yang memancing tawa pembaca, serta dikemas dalam bentuk tulisan yang pendek. Yang masuk dalam rubrik ini : Hahaha, Pengalaman Para Mitra, dan Cerita Lucu.

Lempa Lempi Lempong, Rubrik yang memuat tulisan tanya jawab kritis tapi humoris.

Tarucing Cakra, Rubrik teka-teki


Untuk melihat para pelanggan suka atau tidak suka MANGLE selalu mengadakan angket. Dan berdasarkan angket tersebut, berikut ini urutan rubrik-rubrik yang paling disukai sekali dan tidak disukai sekali.


Pemarasan dan Distribusi
Pemasaran Mangle dilakukan melalui agen dan eceran. Dengan prosentase 99% melalui agen 1% eceran dengan lokasi di alun-alun Bandung. Dan ada yang menarik, bahwa sebelum krisis ekonomi melanda Indonesia, Mangle justru lebih banyak beredar di Jakarta dan di luar Jawa. Distribusi Mangle untuk Jakarta sebelum krisis moneter maksimal 20% dari oplag setiap penerbitannya. Sedangkan di beberapa pelosok yang ada di beberapa wilayah di Jawa Barat, peredaran Mangle terhambat karena minimnya transfortasi, serta sedikitnya jumlah agen di kota lain.


Susunan Karyawan
Pupuhu (Direksi): Drs. Oedjang Daradjatoen M

Girang Rumpaka (Pimpinan Redaksi): Drs. Oedjang Daradjatoen M

Penasehat Usaha : H. Teddy Kharsai, MBA

Wakil Rumpaka I : Drs. Karno Kartadibrata

Wakil Rumpaka II: Duduh Durahman

Sekretaris Rumpaka: Rudi H. Tarmidzi, S.Ag.

Penata Laksana: Ayi Sundana

Panangkes (Redaktur Pelaksana): Hana Rohana

Sidang Rumpaka : Drs. Ensa Wiarna, Narti, S.Pd., Drs. Enjang Muhaemin

Koordinator Koresponden: Unay Sunardi

Bagian Iklan & Pemasaran: Dedi Asmarahadi

Ilustrator: Agus Mulyana

Layout & Desain: Eep Nandang R, Bahrudin, Cucu

Keuangan: Endi Supardi, Dicky, Eno Herno

Personalia: Ai Nawangsih

Dokumentasi: Ai Suryati

Produksi : Hambali

Sirkulasi : Dikdik, SE


Keterangan Umum
Nama Majalah: Majalah Mingguan Basa Sunda Mangle

Motto : Sukaning Indriya Gapuraning Rahayu (kegembiraan dan kesenangan indera merupakan gerbang menuju kebahagiaan)

Visi: Melestarikan Sastra, Basa dan Budaya Sunda sampai akhir jaman.

Penerbit : PT. Mangle Panglipur

Alamat : Jl. Lodaya No. 19-21 Bandung 40262

Telepon/Fax. : 022.7303438 Fax. 7309720

E-Mail: majalahmangle@yahoo.co.id & rumpaka-mangle@plasa.com

SIUPP: 034/SK/Menpen/SIUPP/CI/1986 tanggal 11 Februari 1986

sumber: Daluang.com


6 komentar:

  1. Sekarang susah kalau mau mencari majalah mangle di jakarta

    BalasHapus
  2. Mangle ooooh Mangle....dimanakah kau berada...aku rindu membaca dirimu....janganlah kau menjadi langka bagai manusia purba..

    BalasHapus
  3. meni resep pisan ari nyarios ku Basa Sunda teh

    BalasHapus
  4. Mudah mudahan majalah mangle mah tetep tiasa terbit,sanaos kana bahasa sunda teh tos seueur nu ninggalkeun,sigana teh kantun waasna.

    BalasHapus
  5. Ampuh Lungguh Someah,, Tara Rucah Awuntah,, Bahasan Pinuh Barokah.. Majalah Mangle cing neras hibar, Budaya Sunda na tambih hegar..

    BalasHapus
  6. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus