SEJAK awal didirikan, gerakan kepanduan sangat fokus terhadap pengembangan kehidupan generasi muda, khususnya pembentukan watak dan kepribadian (character building).
Dari awal berdiri pula, gerakan kepanduan memanfaatkan alam sebagai learning centre. Berkegiatan di alam bebas pulalah yang membuat remaja dan anak-anak di Inggris kala itu sangat antusias mengikuti kegiatan ini. Antusiasme itu muncul setelah mereka membaca buku Aids to Scouting dan Scouting for Boys karangan Baden-Powell, yang berisikan kegiatan menarik dan cara hidup alam terbuka.
Dalam kepanduan, sebagian besar bentuk penyampaian unsur pembinaan bagi anggotanya dikemas dengan bentuk permainan mendidik yang dilakukan di alam terbuka. Dengan demikian, hubungan gerakan kepanduan dengan alam sangat dekat tidak dapat dipisahkan.
Sikap peduli terhadap lingkungan merupakan kewajiban setiap anggota kepanduan. Sebagai wujud nyata kepedulian terhadap lingkungan di seluruh dunia, organisasi gerakan kepanduan sedunia, WOSM (World Organization of the Scout Movement) telah menjadi mitra terdepan UNEP (United Nations Environment Programme) dalam menjalankan program "Clean Up the World".
Program gagasan Ian Kiernan dari Australia ini awalnya merupakan untuk program lokal di Australia. Sementara UNEP meluncurkannya pada tahun 1993 dengan menjaring anggota siapa pun, baik perseorangan maupun organisasi di seluruh dunia yang peduli terhadap lingkungan. Tahun 2007, anggota kepanduan di berbagai negara ikut terlibat dalam menjaga kelestarian lingkungan dalam rangka mendukung program ini. Di Aljazair, hampir 100 anggota kepanduan selama dua hari membersihkan lingkungan kota dan lebih dari 350 kantong sampah dikumpulkan. Kegiatan serupa berlangsung di Turki, Filipina, dan belahan dunia lainnya.
Dalam gerakan kepanduan di Indonesia (Pramuka), sikap peduli terhadap sesama maupun lingkungan telah jelas tertuang dalam salah satu poin yang terdapat dalam Prinsip Dasar Kepramukaan dan Kode Kehormatan Pramuka (Trisatya dan Dasadarma).
Sebagai bentuk kepedulian terhadap kondisi masyarakat dan lingkungan sekitar, Kwartir Nasional Gerakan Pramuka juga membentuk Satgas Pramuka Peduli. Telah banyak aksi yang dilakukan oleh satuan tugas ini dalam upaya melestarikan lingkungan maupun lainnya. Pada tahun 2006, misalnya, dalam aksi Pramuka Peduli Tingkat Nasional yang dipusatkan di Depok, anggota Pramuka dikerahkan dalam berbagai bentuk kegiatan sosial, seperti penyuluhan pengolahan sampah, kerja bakti, pelayanan kesehatan, dll. Sementara pada tahun 2007, dalam rangka Hari Pramuka ke-46 di Kepulauan Seribu, lebih dari 200 anggota Pramuka dan warga sekitar dilibatkan dalam aksi peduli pantai, dengan menanam pohon mangrove dan pohon pelindung di pesisir pantai Kepulauan Seribu dan sekitar perumahan penduduk. Selain itu, mereka juga membersihkan sampah dan memberi pelatihan kepada masyarakat cara mengelola sampah yang benar.
Aksi kepedulian seperti ini sangat dibutuhkan di tengah kondisi banyak masyarakat yang apatis terhadap lingkungan. Salut, untuk anggota kepanduan di seluruh dunia dan Pramuka di Indonesia yang telah ikut terlibat secara konsisten menjaga kelestarian lingkungan. (H. Dimayanti, pencinta Gerakan Pramuka)***
Pramuka memang bermanfaat untuk kehidupan..
BalasHapus