Rabu, 14 Mei 2008

Pemeringkatan PT Tren Dunia Pendidikan

BANDUNG, (PR).-
Pemeringkatan universitas menjadi tren di dunia pendidikan yang sarat persaingan. Padahal, belum ada metodologi dan sistematika baku dalam pemeringkatan universitas yang relatif subjektif dan bergantung pada tujuan pemeringkatan setiap lembaga pemberi peringkat. Hal tersebut dikemukakan alumnus Teknik Mesin ITB Amir Sambodo yang mewakili pernyataan Ketua Umum Ikatan Alumni ITB (IA-ITB) M. Hatta Rajasa, di Bandung, Senin (12/5).

Meskipun belum ada standar baku dalam pemeringkatan universitas, kata Amir, terdapat lima komponen yang sering dijadikan sebagai tol0k ukur penentuan peringkat, yaitu kualitas pendidikan, ukuran universitas, kualitas dan hasil penelitian, dampak penelitian yang dihasilkan, serta prestise universitas yang dilihat dari taraf prestasi di tingkat internasional. Mengacu pada lima komponen tersebut, lanjut Amir, timbul berbagai argumen tentang ketidakrelevanan pemeringkatan universitas yang cenderung membandingkan semua universitas sebagai suatu institusi yang bertipe sama. "Padahal, realitanya setiap universitas itu bernilai kompleks dan tentunya menjadi tidak subjektif karena tidak membedakan antara universitas umum dan universitas teknologi, seperti institut teknologi," papar Amir.

Amir menilai, metode yang cenderung beragam dalam pemeringkatan universitas yang dimiliki setiap lembaga pemberi peringkat universitas, menambah daftar kendala teknis dan metodologi pemeringkatan.

Sementara itu, mantan Rektor ITB Prof. Wiranto Arismunandar berpendapat, cita-cita dan keinginan universitas untuk menjadi sebuah world class university (WCU) seharusnya tidak dijadikan sebagai taruhan yang seolah-olah menjadi hal yang paling penting dan merisaukan universitas. Kerisauan yang seharusnya dirasakan apabila sebuah institusi pendidikan tidak lagi diperlukan dalam pembangunan Indonesia. (CA-172)***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar