Sabtu, 10 Mei 2008

Turis Keluhkan Pedagang Tangkuban Perahu


BANDUNG--MI:
Rabu, 07 Mei 2008 14:40 WIB



Wisatawan mancanegara mengeluhkan perlakuan para pedagang cenderamata di kawasan objek wisata Gunung Tangkuban Perahu Kabupaten Bandung Barat yang cukup mengganggu kenyamanan wisata mereka.

"Tangkuban Perahu tak nyaman, masa kita dikerubuti terus sejak turun dari kendaraan. Tempat pelancongan ini elok, sayang mereka tak disiplin," kata Mohammed Isa, turis asal Malaysia.

Meski tetap berusaha ramah, namun turis asal Kuala Lumpur itu tampak tidak kerasan dengan cara para pedagang yang menawarkan cenderamata setengah memaksa.

Keluhan sama juga diungkapkan oleh turis-turis mancanegara lainnya termasuk oleh para penyelenggara biro perjalanan.

Para wisatawan mancanegara yang baru turun dari kendaraan langsung diserbu para pedagang yang menawarkan cenderamata berupa batu-batuan, gelang, topi, boneka serta cenderamata lainnya.

Seorang wisatawan langsung dikerubuti empat hingga tujuh pedagang yang menawarkan cenderamata di atas harga normal yang mereka tawarkan kepada wisatawan lokal.

"Terkait harga tak masalah, itu hak mereka menawarkannya, tapi cara mereka menggerubungi turis dari turun hingga naik lagi ke mobil sangat mengganggu wisatawan," kata Kiki, salah seorang petugas biro perjalanan.

Tidak jarang, kata dia, petugas biro perjalanan mendapat komplain dari para turis itu. Padahal, kata Kiki, mereka mempromosikan Tangkuban Perahu sebagai obyek wisata andalan.

"Kita-kita sering dikomplain, bahkan dituduh bersekongkol dengan mereka (para pedagang). Mood mereka turun drastis dengan kejadian itu," kata Kiki.

Akibatnya beberapa biro perjalanan dalam dan luar negeri sering 'melewatkan' obyek wisata gunung api itu dan lebih memilih Obyek Wisata Dieng atau Bromo.

"Dibanding objek wisata lainnya, tiket masuk ke Tangkuban Perahu paling mahal, Rp35.000 per orang. Sedangkan Bromo dan Dieng Rp22.000 dan Rp20.000 saja per orang," kata Kiki.

Hal sama juga diungkapkan oleh petugas biro perjalanan lainnya. Suryana, seorang sopir travel biro asal Jakarta mengaku risih mengantar turis ke Tangkuban Perahu.

"Ujung-ujungnya turis sering marah dan ngomel terus, telinga kita jadi merah dibuatnya," kata Suryana.

Kejadian-kejadian seperti itu, kata Suryana menjadi preseden kurang menguntungkan bagi objek wisata di Bandung Barat itu.

"Dulu objek Kawah Domas masih bebas pedagang, namun sekarang banyak sekali pedagang di sana," kata Suryana. (Ant/OL-01)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar