PENGENDARA sepeda melintas di Jalan Braga Bandung, diawali oleh pelari dan diikuti beberapa delman, Minggu (8/6). Aksi yang diikuti oleh komunitas Paguyuban Sapedah Baheula (ontel), "lowrider", "bike to work", dan kusir delman tersebut dilakukan untuk menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan dengan tidak memakai kendaraan bermotor.* ADE BAYU INDRA
BANDUNG, (PR).-
Solidaritas Independent Bandung (SIB) mengajak masyarakat Bandung untuk lebih peduli lingkungan. Caranya sederhana, yakni dengan berjalan selama 30 menit dengan jarak tempuh 5 km. Jika hal itu dilakukan minimal satu hari dalam sebulan, warga Bandung tak perlu lagi bergelut dengan berbagai penyakit akibat polusi udara.
Oleh karena itu, SIB menggelar acara "Ngagoes for Life" berupa acara gerak jalan kaki dan konvoi sarana transportasi ramah lingkungan seperti sepeda dan delman, Minggu (8/6). Rute yang dipilih diawali di Gedung Merdeka Jln. Asia Afrika, berlanjut ke Jln. Braga-Wastukancana-Dago-dan berakhir di Babakan Siliwangi.
"Dalam satu tahun, warga Bandung harus menghirup udara sarat polusi selama 55 hari. Cara yang paling sederhana untuk menurunkan pencemaran udara dengan beralih dari penggunaan kendaraan bermotor pribadi ke penggunaan alternatif transportasi nonmotor, seperti bersepeda, berjalan kaki, bersepatu roda, atau menggunakan kendaraan umum massal," ujar Koordinator Pelaksana "Ngagoes for Life", Regi Kayong Munggaran saat ditemui pada acara "Ngagoes for Life" yang digelar Solidaritas Independent Bandung (SIB), Minggu (8/6) pagi.
Regi berharap, Pemerintah Kota Bandung juga bisa menetapkan kebijakan prolingkungan yang dapat menurunkan penggunaan BBM sekaligus menyehatkan udara. Konsep "Hari tanpa Kendaraan Bermotor" (Car Free Day) yang sudah dijalankan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bisa diadopsi untuk mengurangi sebaran polusi udara.
"Hari tanpa kendaraan bermotor sangat layak diterapkan di Kota Bandung. Tinggal kemasannya dibuat dalam konsep populer," ungkap Regi. (A-158)***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar