Senin, 30 Juni 2008

Kompetisi Sains Diminati

Materi Makin Kreatif dan Menyenangkan Anak

Kompas/Lasti Kurnia / Kompas Images 
Percobaan sains dipraktikkan para peserta Olimpiade Sains Kuark pada babak final di Gedung Indonesia Banking School, Kemang, Jakarta, Sabtu (28/6). Babak final ini diikuti 274 siswa sekolah dasar dari sekitar 30.000 pendaftar dari 85 kabupaten/kota di seluruh Indonesia. 


Senin, 30 Juni 2008 | 03:00 WIB 

Jakarta, Kompas - Kompetisi sains untuk anak-anak kini semakin diminati karena menjangkau berbagai kelompok usia dan tidak hanya untuk anak-anak pintar dengan kemampuan intelektual tinggi. Selain itu, materi kompetisi semakin kreatif, inovatif, dan menyenangkan anak.

Olimpiade Sains Kuark (OSK) yang memasuki tahun kedua, misalnya, tercatat ada sekitar 30.000 pendaftar dari 85 kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Setelah melalui berbagai tahapan seleksi, akhirnya lolos 274 siswa kelas I-VI sekolah dasar pada ajang final OSK di Jakarta, Sabtu (28/6).

Fisikawan Yohanes Surya yang banyak membimbing olimpiade sains di tingkat internasional mengatakan, meningkatnya minat terhadap sains di kalangan anak-anak merupakan fenomena yang menggembirakan. Menurutnya, pemahaman sains pada anak-anak bisa ditumbuhkan dengan cara-cara yang mengasyikkan dari berbagai materi yang ada di alam sekitar.

”Keleluasaan yang diberikan pada anak untuk mengeksplorasi dapat merangsang kreativitas anak untuk memahami konsep dan aplikasi sains dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya.

Tiga level
Peserta kompetisi sains berskala nasional yang diselenggarakan Kuark International, penerbit majalah dan komik sains Kuark, itu dibagi dalam tiga level, yakni level 1 untuk siswa kelas I-II SD, level 2 untuk kelas III-IV SD, dan level 3 untuk V-VI SD. Keikutsertaan finalis ini ada yang dibiayai sekolah, pemerintah daerah, dan individu.

”Anak-anak jadi tahu konsep sains dari belajar sambil bermain dengan memanfaatkan benda-benda di sekitar mereka,” kata Djoko T, salah satu orangtua peserta asal Pekalongan.

Andine Amelly T, siswa SD Pisu, Pekalongan, Jawa Tengah, mengatakan, tidak tegang menjalani OSK karena suasananya dibuat rileks. Peserta harus menjalani tes tertulis dan tes eksperimen. Setelah kompetisi selesai, peserta diajak untuk menikmati rekreasi bernuansa pendidikan.

Armanto Sutedjo, Manajer Pemasaran Kuark International, mengatakan, OSK ini digelar untuk membuat olimpiade sains bukanlah sesuatu yang ditakuti dan eksklusif untuk anak-anak berotak cemerlang saja.

”OSK ini utamanya untuk menumbuhkan kecintaan sains dalam diri anak-anak. Mereka diajak untuk percaya diri ikut olimpiade supaya giat dalam belajar sains. Jangan sampai ada anggapan sains itu cuma cocok untuk anak-anak pintar,” ujarnya.

Penyelenggaraan OSK ini juga mulai mendapat perhatian dari Departemen Pendidikan Nasional. Peraih absolute winner dan medali emas di level tiga, kata Armanto, punya kesempatan untuk diikutsertakan dalam seleksi tim Indonesia pada Asian Science Olympiad for Primary School. Selain itu, televisi Space Toon dari Dubai juga tertarik untuk mengadopsi OSK Indonesia. (ELN)
   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar