AP photo/HATEM MOUSSA / Kompas Images
Perempuan Palestina membawa tabung gas untuk diisi kembali di stasiun gas di Gaza City, Jalur Gaza, Senin (23/6). Pasokan gas ke Gaza secara bertahap dilakukan sejak hari Minggu lalu seiring gencatan senjata selama enam bulan antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza. Israel juga akan membuka blokade atas Gaza secara bertahap.
Perempuan Palestina membawa tabung gas untuk diisi kembali di stasiun gas di Gaza City, Jalur Gaza, Senin (23/6). Pasokan gas ke Gaza secara bertahap dilakukan sejak hari Minggu lalu seiring gencatan senjata selama enam bulan antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza. Israel juga akan membuka blokade atas Gaza secara bertahap.
Rabu, 25 Juni 2008 | 03:00 WIB
Sharm El-Sheikh, Selasa - Mesir yang menjadi mediator dalam proses perundingan Israel dan Hamas terkait kesepakatan gencatan senjata Gaza, Selasa (24/6), memutuskan akan tetap menutup penyeberangan Rafah—satu-satunya jalan pintas menuju Israel—hingga masalah penahanan tentara Israel, Kopral Gilad Shalit, selesai.
”Kami mendapat jaminan Rafah tak akan dibuka sampai persoalan Gilad selesai,” kata pejabat Israel yang terlibat pertemuan Presiden Mesir Hosni Mubarak dengan PM Israel Ehud Olmert.
Sebelumnya, Israel berjanji mulai mengurangi pembatasan gerak di Gaza yang merupakan bagian dari kesepakatan gencatan senjata dengan kelompok bersenjata di Palestina, Kamis lalu. Namun, Israel tetap bersikeras tak akan membuka Rafah jika Gilad tak segera dibebaskan. Mesir berperan penting dalam perundingan di antara Israel dan Hamas itu karena Israel tidak mau berbicara langsung kepada Hamas yang dianggap sebagai kelompok teroris. Sebaliknya, Hamas juga tak mau mengakui kedaulatan Israel.
Gencatan senjata di Gaza—salah satu hasil perundingan—telah memicu protes keras dari dalam negeri Israel. Pasalnya, di dalam perundingan itu sama sekali tidak disinggung masalah pembebasan Gilad. Olmert dan Menteri Pertahanan Ehud Barak telah berjanji akan memasukkan isu itu ke dalam proses perundingan baru dengan Hamas. Kali ini Olmert menjanjikan imbalan pembebasan Gilad dengan pembebasan ratusan tahanan asal Palestina.
Olmert-Mubarak
Olmert bertemu Mubarak, Selasa di Sharm El Sheikh, dengan beragam masalah, terutama pembebasan Gilad dan negosiasi perdamaian Israel dengan Palestina serta isu Timur Tengah yang lain, seperti Lebanon dan ambisi nuklir Iran. Juru bicara Presiden Mesir, Sulaiman Awwad, menjelaskan, pembicaraan Olmert dan Mubarak lebih terfokus pada isu Gilad. Olmert meminta Mubarak membantu pembebasan Gilad karena akan meringankan krisis politik internal Israel yang mengancam jatuhnya pemerintahan Olmert akibat dugaan korupsi.
Olmert kembali mengutarakan kesediaan memberi konsesi nama warga Palestina yang ditahan seperti yang dituntut Hamas. Awwad menambahkan, Mubarak juga meminta Olmert memenuhi permintaan AS dan Uni Eropa supaya mundur dari Lembah Pertanian Shebaa, Lebanon selatan, untuk penyelesaian masalah senjata Hezbollah yang menolak menanggalkan senjata karena Israel menduduki Lembah Shebaa itu.
Sementara dari Gaza dilaporkan, terdapat dua roket masuk ke Israel selatan dari arah Gaza, Selasa sore. Serangan roket itu adalah insiden pertama setelah tercapai gencatan senjata, Kamis. Kelompok Jihad Islam mengaku bertanggung jawab dan menyatakan hanya membalas serangan Israel di Tepi Barat.(REUTERS/AFP/AP/MTH/LUK)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar