Serang - Jika dilihat sepintas, Desa Pasir Waru sangat cocok dengan stereotipe desa pada umumnya. Wilayah yang belum sepenuhnya terjangkau oleh listrik dan telepon kabel, penduduk yang sederhana yang mengandalkan kehidupan dari hasil bercocok-tanam.
Namun siapa yang menyangka desa yang berada di Kecamatan Mancak, Kabupaten Serang, Propinsi Banten, itu telah menikmati akses internet. Adalah Lembaga Swadaya Masyarakat Asketik (Khasanah Keberdayaan Holistik) yang mengelola sebuah Community Technology & Learning Center (CTC) yang menghadirkan rayuan internet di tengah-tengah komunitas tersebut.
CTC yang akrab disebut CTC Mancak tersebut merupakan bagian dari program Unlimited Potential yang digalang oleh Microsoft Indonesia. Di CTC Mancak, Asketik memberikan pelatihan keterampilan berkomputer pada petani di Desa Pasir Waru dan sekitarnya.
Salah satu yang dilakukan Asketik, untuk menjaga minat para petani terhadap kemampuan berkomputer, adalah menunjukkan langsung ilmu yang bisa didapatkan melalui komputer. Atau lebih tepatnya ilmu yang bisa didapatkan dari internet.
"Kami ingin masyarakat di sini tertarik. Karena kalau belajar dari awal dulu, ada yang jenuh juga. Untuk memancing supaya ini terus jalan, supaya ramai," ujar Toto Tajudin, Manajer CTC Mancak dari Asketik, dalam kunjungan detikINET dan media lain ke lokasi CTC Mancak, Kamis (5/6/2008).
Optimalkan Kelapa
Salah satu ilmu yang dipelajari masyarakat melalui internet adalah fermentasi basah untuk pembuatan minyak kelapa. Pendi, seorang petani kelapa di Pasir Waru, mengaku menjalankan usaha pembuatan minyak kelapa dengan fermentasi basah setelah mempelajarinya di internet.
Kelapa memang termasuk komoditas perkebunan yang menjadi andalan warga Pasir Waru. Diperkirakan ada 30.000-40.000 butir kelapa yang bisa dihasilkan per minggu dari wilayah itu.
Produksi sampingan lain yang sempat dilakukan adalah arang batok kelapa. Menurut Toto, para petani bahkan telah melakukan transaksi dengan pembeli melalui e-mail. Selain itu, Asketik juga mengelola pabrik pengolahan sabut kelapa di dekat lokasi CTC Mancak.
Sayangnya, seperti diakui Toto, pengolahan produk sampingan kelapa itu menjadi tidak efektif ketika harga kelapa butiran melonjak naik pada Juni 2008. Produksi minyak kelapa dan arang maupun briket batok kelapa pun dihentikan sementara.
Meskipun usaha sampingan dari kelapa agak tersendat, CTC memfasilitasi hal lain bagi petani. Yaitu memberikan alternatif usaha di luar usaha yang terkait dengan kelapa.
Dari Lele Sampai Kambing
Contohnya seperti yang dialami oleh Tusni, atau yang akrab disapa Pak Entus. Petani ini meminta anaknya untuk belajar ke CTC dan mencari cara-cara beternak ikan lele.
"Awalnya saya nggak langsung percaya. Saya lakukan studi banding ke wilayah lain yang telah sukses (mengembangkan ikan lele dumbo-red). Ternyata sama caranya dengan yang di internet," papar Pak Entus.
Saat ini Entus belum memulai usaha pembesaran lele dumbo itu, namun ia bertekad untuk menjalankannya. Apalagi setelah usaha pembuatan arang batok kelapa yang selama ini dilakoninya tersendat akibat mahalnya biaya bahan baku.
Berbeda dengan Pak Entus, peternak kambing bernama Santari justru berani belajar komputer meskipun usianya sudah terbilang cukup tua. Lewat akses internet di CTC, Santari mengaku bisa mengetahui cara-cara menangani ternaknya yang bermasalah, misalnya terkena penyakit tertentu.
Meski sudah bisa memanfaatkan komputer, Santari mengaku masih belum terbiasa. "Kalau saya sih (latihan komputer-red) paling satu bulan lah. Bahkan saya kalau pegang itu mouse-nya juga bergetar-getar," papar Santari.
Sopiana, Kepala Desa Pasir Waru, berharap masyarakat bisa memperbaiki cara bertani dengan mempelajari kemampuan komputer dan internet. "Masyarakat bisa mencoba bertani yang memang belum pernah dijalankan di Pasir Waru," ujarnya.
(Keterangan foto: Ctcmancak, lokasi CTC Microsoft di Desa Pasir Waru, Kecamatan Mancak, Kabupaten Serang, Propinsi Banten. Foto oleh: wicak).
( wsh / dwn )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar