ANTARA/Rezza Estily
SERANG--MI: Gunung Anak Krakatau di perairan Selat Sunda, Jumat malam (6/6), kembali mengeluarkan satu kali suara dentuman keras hingga ke
pesisir pantai Anyer.
"Hampir sebulan letusan Anak Krakatau tidak menyemburkan sinar api ke udara serta bunyi suara dentuman keras," kata petugas Pemantauan Gunung Anak Krakatau (GAK) Jumono, di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Jumat (6/6).
Ia mengatakan, sebetulnya beberapa hari terakhir frekuensi letusan dan kegempaan Anak Krakatau terus menurun. Bahkan, lubang pada kawah baru di lokasi bukit selatan gunung semakin mengecil.
Akan tetapi, sejak dua hari ini mengalami peningkatan kembali aktivitas letusan dan kegempaan vulkanik. Karena itu, pihaknya terus melakukan pemantauan dan pengawasan adanya peningkatan itu. Sebab, ujar dia, selama ini letusan dan kegempaan Anak Krakatau masih fluktuatif dan belum dapat diperkirakan kapan akan berhentinya.
Menurut dia, sejauh ini tetap Anak Gunung Krakatau masih tetap status siaga atau level III dan belum dicabut oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Departemen Sumber Energi dan Mineral, Bandung.
Hingga kini wisatawan maupun nelayan tidak diperbolehkan mendekati Anak Gunung Krakatau karena berbahaya akan terkena lontaran bebatuan panas.
Data rekaman letusan dan kegempaan Anak Krakatau yang terekam alat seismograf di Pos Pemantauan Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, sepanjang Jumat pukul 00-18 Wib tercatat sebanyak 363 kali, yakni vulkanik A (dalam) 65kali,vulkanik B (dangkal) 101 kali, letusan 113 kali, tremor 11 kali dan hembusan sebanyak 73 kali. (Ant/OL-2)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar