Waduk Jati Gede Siap Dibangun
KOMPAS/MUKHAMAD KURNIAWAN / Kompas Images
Rojak (42), petani di Desa Benteng, Kecamatan Campaka, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, menyedot air dari sumur bor untuk menyelamatkan tanaman padinya dari ancaman kekeringan, Jumat (6/6). Ancaman kekeringan kini meluas di sejumlah area sawah tadah hujan di Purwakarta, tetapi petani masih berusaha menyelamatkan padinya dengan mengupayakan air dari selokan, kolam penampung, atau sumur bor.
Rojak (42), petani di Desa Benteng, Kecamatan Campaka, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, menyedot air dari sumur bor untuk menyelamatkan tanaman padinya dari ancaman kekeringan, Jumat (6/6). Ancaman kekeringan kini meluas di sejumlah area sawah tadah hujan di Purwakarta, tetapi petani masih berusaha menyelamatkan padinya dengan mengupayakan air dari selokan, kolam penampung, atau sumur bor.
Sabtu, 7 Juni 2008 | 03:00 WIB
Jakarta, Kompas - Ancaman kekeringan mulai nyata dihadapi areal persawahan di berbagai daerah di saat tanaman padi yang ditanam petani masih membutuhkan air. Sumber-sumber air mengering, waduk dan embung atau penampungan air menyusut drastis, bahkan ada yang dilaporkan kritis.
Kekeringan mulai melanda sejumlah lahan pertanian sawah di Kabupaten Purwakarta, Cianjur, dan Sukabumi. Para petani dipastikan akan mengalami kerugian karena gagal panen.
Kekeringan di Kabupaten Cianjur terjadi di Kecamatan Cidaun, Sindangbarang, dan Agrabinta. ”Setiap musim kemarau, kekeringan selalu terjadi,” kata Saripuloh (50), petani di Desa Cimaragang, Kecamatan Cidaun, Jumat (6/6). Para petani sudah berupaya mempercepat masa tanam kedua tahun ini, tetapi musim kemarau lebih dahulu tiba sebelum padi siap panen.
Petani di Kabupaten Purwakarta berjuang menyelamatkan tanaman padi yang berusia 45-75 hari dengan mengupayakan air dari sumber-sumber terdekat.
Pengamatan Kompas pada Jumat (6/6), area sawah tadah hujan terlihat retak-retak di sejumlah desa di Kecamatan Campaka, Cibatu, dan Purwakarta. Kondisi serupa juga terjadi di Kecamatan Tegalwaru, Plered, Sukasari, dan Maniis.
Menurut Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Perlindungan Tanaman Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Perkebunan Purwakarta Endang Setiawinata, kekeringan masih sebatas ancaman. Hingga akhir Mei 2008, belum ada laporan kerusakan atau puso akibat kekeringan. Petani juga masih mengusahakan air.
Dari Jawa Tengah dilaporkan, dua waduk dan enam bendung di Kabupaten Tegal saat ini kritis. Ketersediaan air di sana sudah tak sesuai dengan pola yang ada. Agar kebutuhan air untuk musim tanam kedua tetap terpenuhi, saat ini pengeluaran air dari waduk mulai dikurangi.
Kepala Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Pemali Comal Purwadi menjelaskan, dua waduk yang saat ini kritis adalah Waduk Cacaban dan Waduk Malahayu.
Waduk Jati Gede
Setelah tertunda selama 40 tahun, Waduk Jati Gede di Kabupaten Sumedang, Jabar, akhirnya segera dibangun mulai Juni ini, menyusul terbitnya izin dari Menteri Kehutanan. Keberadaan waduk tersebut sangat dibutuhkan mengingat angka kekeringan di pantura Jawa Barat selalu tinggi.
Hal itu diungkapkan Direktur Jenderal Sumber Daya Air Departemen Pekerjaan Umum Iwan Nursyirwan, kemarin. Rencananya, waduk itu akan mampu menampung air untuk mengairi lebih dari 90.000 hektar sawah di wilayah pantai utara Jabar. (WIE/THT/AHA/MKN/APA)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar