Senin, 28 Juli 2008

"Noor" Sinetron Turki yang Menyihir Arab


GETTY IMAGES/SALAH MALKAWI
Perempuan Arab Saudi berbelanja di mal. Sinetron "Noor" asal Turki mendorong keinginan untuk mandiri di kalangan perempuan Arab dan Timur Tengah lainnya.

TIAP malam, selama empat bulan terakhir, seorang pria bermata biru menebar pesona dan mencuri hati warga di seantero Timur Tengah. Dari kamp pengungsi di Jalur Gaza sampai metropolitan Riyadh.


Tetapi, bukan cuma wajah ganteng Mohannad—tokoh baik dalam Noor, opera sabun di TV Turki yang sangat terkenal itu—yang memikat pemirsa perempuan. Ia juga romantis, perhatian terhadap Noor, sang istri, dan sangat mendukung kemandirian dan ambisi perempuan itu menjadi perancang mode. Itu gaya hidup yang ganjil di tengah masyarakat Arab yang didominasi pria.

Noor memang menyampaikan pesan ideal tentang sebuah perkawinan modern yang tentu saja berlawanan dengan norma tradisional masyarakat Timur Tengah yang biasanya jodoh digariskan orangtua. Perempuan secara tradisional juga hanya diberi peran dalam urusan domestik.

Tak urung tayangan ini mendapat kritik pedas. Sejumlah ulama di Tepi Barat dan Arab Saudi menilai sinetron ini tidak islami dan mengimbau para pemuda memindahkan saluran. Namun, bagaimana pun juga, Noor sudah telanjur menyemai bibit-bibit perubahan.

"Saya bilang pada suami, 'belajarlah dari dia (Mohannad) bagaimana memperlakukan perempuan, bagaimana mencintai dia, bagaimana memedulikannya," kata Heba Hamdan (24), seorang ibu rumah tangga asal Amman, Jordania, saat berkunjung ke Tepi Barat. Sebagai perempuan yang langsung menikah begitu lulus kuliah, tayangan ini langsung menginspirasinya untuk mencari pekerjaan. 

Tampaknya Noor cukup efektif membawa perubahan dalam bertingkah laku. Dengan menggunakan setting Turki, Noor menyajikan suasana yang amat dekat dengan pemirsa. Para tokoh sinetron ini digambarkan taat beribadah, misalnya menunaikan puasa dengan sungguh-sungguh. Bahkan, digambarkan pula, Mohannad bisa menikahi Noor berkat perjodohan yang diatur oleh sang kakek.

Ada penggambaran kebebasan sekuler dalam film ini, yaitu dengan tidak mematok tokoh protagonisnya secara putih. Mohannad juga digambarkan minum minuman keras dan berhubungan seks di luar pernikahan. Meski dilukiskan sebagai suami setia, Mohannad juga punya anak di luar nikah dengan mantan pacarnya. Ia juga diketahui punya kemenakan yang melakukan aborsi.

"Opera sabun ini menunjukkan adanya orang-orang Muslim yang hidup secara berbeda," kata Islah Jad, seorang profesor studi perempuan di Universitas Bir Zeit, Tepi Barat.

Kemal Uzun, produser Noor, bukan suara. "Kami memang sedikit lebih terbuka, tidak seperti orang-orang konservatif di negara-negara itu. Dan bagi saya, kami mungkin punya daya tarik tertentu terhadap pemirsa," kata Uzun.

Meski beberapa adegan 'syur' telah diperhalus agar bisa ditonton warga Arab, tak urung sejumlah ulama mengampanyekan penolakan terhadap Noor. "Tayangan ini bertabrakan dengan ajaran, nilai-nilai, dan tradisi Islam," kata Hamed Bitawi, seorang politisi Hamas yang juga penceramah agama di Nablus, Tepi Barat.

Namun, imbauan mereka seolah tak berdaya menghadang kegilaan masyarakat terhadap Noor. Di Saudi, tiga hingga empat juta dari 28 juta warganya nongkrong di depan televisi setiap malam untuk menikmati tayangan ini. MBC, stasiun yang menayangkan sinetron ini di Saudi, menyulih bahasanya menjadi bahasa Arab agar bisa dinikmati warga Timur Tengah.

Di Tepi Barat dan Gaza, jalanan sepi begitu tayangan ini mengudara. Di luar itu warga masih ngerumpi soal episode yang baru berlalu dan membicarakan kemungkinan tayangan episode berikutnya.

Dampak lanjutannya sudah bisa ditebak. Di Riyadh, ibu kota Saudi, dan Hebron, kota paling konservatif di Tepi Barat, semakin banyak orangtua yang menamai anak perempuannya Noor dan Mohannad untuk laki-laki. Poster-poster pasangan ini pun sudah menandingi poster Yasser Arafat dan Saddam Hussein.

Jaro's Clothing Store di Gaza City pun memanfaatkan eforia itu dengan menjual busana-busana yang pernah tampil di sinetron itu, termasuk baju tanpa lengan metalik yang dimodifikasi dengan paduan kaus lengan panjang agar cocok digunakan di Gaza.

Uzun, sang produser, mengatakan, vila Istanbul di Bosporus yang menjadi setting rumah Mohannad telah disewa sejumlah agen perjalanan dan menjadi museum temporer bagi warga Arab yang berkunjung ke kawasan itu. 

Kegilaan terhadap Noor digambarkan dengan sangat tepat oleh koran Al-Riyadh di Saudi. Sebuah kartun di koran itu menggambarkan seorang pria berwajah biasa-biasa berjalan menuju klinik operasi plastik dengan membawa foto Mohannad. Mohannad diperankan oleh Kivanc Tatlitug yang tak lain adalah mantan pemain basket yang pada 2002 memenangi penghargaan Model Terbaik Dunia.

Di Nablus Tepi Barat, Mohammed Daraghmeh, seorang pegawai negeri, memblokir stasiun MBC di rumahnya agar anak-anaknya tidak bisa menonton Noor. Namun, keluarga itu punya cara lain, yaitu nonton di rumah paman sehingga akhirnya sang ayah pun menyerah kalah.

Namun di Gaza, untuk mengikuti Noor tanpa terpenggal adalah perjuangan tersendiri. Di wilayah ini pemadaman listrik sering tidak bisa dihindari karena embargo dari Israel. Ketika tayangan itu tiba-tiba terputus karena pemadaman, banyak warga yang buru-buru menyetel alarm agar bisa bangun subuh untuk menonton siaran ulang.

Di kamp pengungsi Shati, sejumlah remaja putri rela nongkrong di depan televisi untuk mengikuti aksi-aksi Mohannad meski di atas rumah mereka pesawat-pesawat Israel meraung-raung dan mengganggu sinyal televisi. Gambar kabur pun tak masalah bagi mereka.

Ala Hamami (17), mengenakan jubah hitam dan kerudung, mengaku ingin menjadi seperti Noor yang mandiri. "Serial ini memberikan kekuatan bagi perempuan di kemudian hari," kata Hamami meski jodohnya sudah ditentukan keluarga.

Banyak kejadian lucu yang menggambarkan betapa terpisah jauhnya Turki yang modern dengan Gaza yang tradisional. Misalnya ketika muncul adegan Noor (diperankan Songul Oden) dirawat di rumah sakit, lalu muncul Mohannad. Pria itu langsung berbaring di sisi sang istri dan memeluknya untuk menenangkan. Hamami buru-buru memindahkan saluran karena adegan kontak fisik semacam itu telah membuatnya tidak nyaman.

Kapan dampak Noor akan berakhir, tidak ada yang tahu. Episode terakhir akan ditayangkan 30 Agustus, sehari sebelum Ramadhan saat suasana religius yang mengambil alih. Saat itulah MBC menayangkan Bab al-Hara, tayangan Ramadhan paling digemari yang menyeret nostalgia kehidupan tradisional Arab.

SAS 
Sumber : AP

Tidak ada komentar:

Posting Komentar