Sumber Ketidaklulusan Siswa
Palembang, Kompas - Cara pengajaran Matematika di sekolah harus diubah karena mata pelajaran tersebut terbukti masih menjadi penyebab utama ketidaklulusan siswa. Pelajaran Matematika harus diberikan dengan cara yang menyenangkan sehingga lebih mudah dipahami siswa.
Guru besar Universitas Negeri Jakarta Prof Dr Djaali dalam Konferensi Nasional Matematika XIV dan Kongres Himpunan Matematika Indonesia di Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (24/7), mengatakan, mata pelajaran Matematika merupakan penyebab utama ketidaklulusan ujian nasional siswa SMP, SMA, dan SMK karena nilainya di bawah 4,25.
Menurut Djaali, penyebab ketidaklulusan yang utama bagi siswa SMA jurusan IPA adalah pelajaran Matematika dan kedua Fisika. Adapun bagi siswa jurusan IPS, penyebab ketidaklulusan yang pertama adalah Matematika dan kedua Geografi.
”Persoalan ini merupakan tantangan. Himpunan Matematika Indonesia harus berusaha agar matematika bisa diajarkan dengan menarik di sekolah,” kata Djaali.
Latar belakang pendidikan
Presiden Himpunan Matematika Indonesia Prof Dr Edy Tri Baskoro mengungkapkan, para guru matematika di Indonesia tidak selalu memiliki latar belakang pendidikan matematika. Di tingkat SD dikenal sistem guru kelas yang mengajar berbagai mata pelajaran termasuk Matematika. ”Padahal guru yang mengajar mata pelajaran Olahraga harus memiliki latar belakang pendidikan olahraga,” ujar Edy.
Ke depan, lanjut Edy, guru yang mengajar matematika harus berlatar belakang pendidikan matematika karena matematika merupakan fondasi yang perlu ditanamkan sejak dini. Kalau sejak dini siswa tidak suka Matematika, maka siswa tidak akan pernah suka Matematika.
Edy mengungkapkan, Himpunan Matematika Indonesia berusaha menerapkan metode pengajaran matematika yang baru. Pendidikan matematika di Indonesia harus diperbaiki agar menyenangkan bagi siswa, misalnya dengan memberi contoh dalam kehidupan sehari-hari.
”Pengajaran harus dimulai dengan apa yang diketahui oleh siswa. Matematika adalah ilmu yang dekat dengan kehidupan. Matematika melatih pikiran kita untuk berpikir abstrak, analitis, dan kritis,” kata Edy.
Edy mengatakan, masalah pengajaran matematika tidak hanya dihadapi Indonesia, tetapi juga sejumlah negara maju.
”Padahal, pengembangan ilmu matematika tidak memerlukan biaya besar. Tidak perlu laboratorium dan peralatan yang mahal. Laboratoriumnya adalah otak kita,” kata Edy. (WAD)
wawan (entourageseven@gmail.com) wrote:
BalasHapusmenurut saya, guru matematika sd seharusnya memiliki syarat:
- bisa menjelaskan guna matematika dalam kehidupan sehari-hari
- menerapkan sistem kompetisi (soal diberikan, murid berlomba menjawab secara lisan/ menulis jawaban di papan tulis)
- memberikan nilai/ kredit, yang menjadi acuan nilai triwulan/semester