Sabtu, 12 Juli 2008

Cukup Rp 5.000,00 untuk Tujuh Pantai di Gunungkidul

Menikmati Biru Laut di Pantai Drini

 

PANTAI Drini, salah satu dari tujuh pantai di kawasan Gunungkidul, Yogyakarta, yang menawarkan pemandangan indah dan menawan.* TEGUH LAKSANA/"PR"


KABUT di Kecamatan Patuk Gunungkidul tampak masih rapat dan memutih. Matahari belum menunjukkan teriknya. Sepanjang jalan dari kota Yogyakarta ke kota Wonosari Gunungkidul, sangat sejuk dengan jalanan mulus sejauh 40 km, dan di beberapa bagian jalurnya berkelok-kelok naik turun. Beberapa truk bermuatan pasir berjalan perlahan ketika memasuki tanjakan Argo Dumila, menjadi pemandangan yang menunjukkan bahwa kota Gunungkidul merupakan daerah tertinggi di wilayah provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. 

Menyebut Gunungkidul, selalu identik dengan kekurangan air dan kegersangan. Pemandangan bak atau tangki-tangkir air di berbagai sudut desa, menandakan hal tersebut. Begitu pula wara-wiri truk tangki pengirim air, menunjukkan bahwa di Gunungkidul memang sulit air permukaan. Berita yang tersebar sering menyoroti ragam kesulitan warga Gunungkidul dalam menapaki kehidupan di atas lahan batuan kars. 

Sementara itu, selepas kota Wonosari Gunungkidul sepanjang jalan menuju belasan pantai di bagian selatan itu, disuguhi jalanan mulus sampai ke pelosok-pelosok bahkan sampai pantai sejauh 23 km, berpadu dengan suasana tenang dan nyaman. Batuan kars, tumbuhan ubi kayu, jati, dan beberapa pohon lainnya berjajar menemani sepanjang jalan. Lepas 25 menit perjalanan dari kota Wonosari, suasana pantai mulai terasa, sayup-sayup mulai terdengar deburan ombak dan terlihat lambaian daun di batang pohon-pohon tinggi yang diterpa angin laut. 

Laut Pantai Kukup tampak terlihat. Begitu parkir, pengunjung sudah disambut dengan pedagang gorengan udang dan kepiting renyah. Di Pantai Siung malah disambut teh hangat manis gula batu. Di Pantai Kukup, ada pendopo bahkan ada akuarium laut Kukup, namun kondisinya memprihatinkan. "Untuk sementara waktu ditutup karena beban anggaran pemeliharaan terlampau berat. Tapi, ada pondok Kukup dan banyak penginapan kok. Di Pantai Kukup tidak ada aktivitas nelayan. Nelayan hanya ada di Pantai Baron, Sadeng, dan sedikit di Pantai Siung," kata Sudjarwono, staf pemasaran dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Gunungkidul.

Di pantai Kukup, pengunjung bisa membeli hewan-hewan laut yang masih hidup untuk dipelihara di akuarium. Nelayan setempat sengaja membuka penjualan hewan laut dalam beberapa bak penampungan atau akuarium. Setidaknya ada tiga akuarium sederhana berisikan berbagai jenis hewan laut.

Pantai Kukup hanyalah salah satu dari enam pantai lainnya yang berada dalam satu kawasan. Para pengunjung malah lebih enak, karena masuk satu kawasan dengan tiket cuma Rp 5.000,00 sudah bisa menikmati tujuh pantai sekaligus. Ketujuh pantai itu, Pantai Baron, Pantai Kukup, Sepanjang, Drini, Krakal, Ngandong, dan Pantai Sundak. Ketujuh pantai itu berada di Kecamatan Tepus dan Tanjungsari, terbentang sepanjang 8 km. Sementara kawasan lain, terbagi Pantai Parang Endog, Pantai Ngobaran, dan Pantai Ngenehan satu kawasan, pantai Siung, Pantai Wediombo dan Pantai Sadeng. 

"Pantai Sadeng banyak nelayan dengan kapal-kapal besar. Saya sarankan jika ingin berkunjung ke pantai, dimulai dari pantai Sundak kemudian ke arah barat sampai di Pantai Baron. Alasannya, dari yang masih alami sampai ke pantai yang sudah banyak penginapan, warung lesehan ala pantai dan kios-kios penjualan suvenir," kata Sudjarwono. 

Di beberapa pantai juga sering diadakan kegiatan-kegiatan ritual adat dan keagamaan. Pantai di sepanjang Gunungkidul ini memang sangat indah, namun tidak bisa dipakai untuk berenang sebagaimana harapan para pengunjung. Pasalnya, hampir semua pantainya memiliki karang-karang, walaupun ada pasir putih di pantainya. Pengunjung harus puas berbasah-basah saja tanpa bisa berenang.

Namun, jajaran pantai yang dapat dikunjungi dengan mudah dalam satu kawasan, mungkin hanya ditemui di Gunungkidul ini. Berbeda suasana, hening, relatif masih bersih, membuat pengunjung dapat dengan leluasa menikmati keindahannya. Bahkan di pantai Siung, bagi para pemanjat tebing, keindahan pantainya bersatu dengan 250 titik panjat tebing curam yang menantang. Pantai Siung seringkali disebut-sebut surga bagi para pemanjat tebing. 

Para climber tahu, sambil memanjat tebing sekaligus menikmati desiran angin pantai dan keindahan panoramanya, ya datang saja ke Pantai Siung. Tebing panjatnya terbagi dalam beberapa kategori, mulai dari yang termudah sampai yang tersulit. Banyak kelompok pemanjat tebing berdatangan mencoba tantangan Tebing Siung.

Jajaran pasir putih yang bersih dari sampah, begitu kontras dengan warna air laut yang membiru jernih sehingga karang-karang kars terlihat jelas. Suasananya membuat waktu berjalan tanpa terasa. Biasanya pengunjung hanya bercengkrama di pasir putih dan karang-karang pantai atau duduk-duduk melihat indahnya pemandangan. Mereka lebih banyak berdatangan pada hari Sabtu dan minggu atau pada saat ada acara-acara ritual adat sedekahan dsb. 

"Sejak awal 2008, jumlah pengunjung ke pantai Gunungkidul tercatat 130.000 lebih. Tahun 2007, jumlah pengunjung mendekati 200 ribu. Dominan adalah wisatawan lokal, dari Jateng dan Jatim. Ada beberapa bus dari Jabar juga. Sementara target kontribusi bagi PAD tahun 2008 mencapai Rp 900 juta lebih," ujar Sudjarwono.

Tidak terasa terik matahari kian panas dan semilir angin pantai sudah cukup puas dirasakan, kini saatnya mengatasi rasa keroncongan tetapi ogah makan makanan laut, maka jangan lupa menikmati sego merah lombok ijo. Sajian ndeso Gunungkidul yang tandus ini mampu mengatasi perut keroncongan rasa tradisi Gunungkidul. 

Nasi merah pulen hangat mengepul dari dalam bakul enamel putih, semangkuk sayur gurih lombok ijo yang pedas-pedas manis, ditambah sepiring trancam (semacam karedok), sepiring daun singkong dan pepaya, empal, babat dan iso yang diungkep, empuk dan gurih plus belalang goreng yang renyah, siap disantap. Minumannya hanya ada es jeruk, es teh manis, es teh tawar, atau teh poci. Namun jika ingin beda dan khas, bisa membeli tiwul instan atau tiwul matang ditambah minuman gula merah kunir yang berkhasiat. 

**

Kabupaten Gunungkidul memang memiliki topografi berupa pegunungan dan lanskap kars yang terbentuk dari proses pelarutan batuan kapur. Bentang alam ini dikenal sebagai kawasan Kars Pegunungan Sewu yang memanjang dari Gunungkidul, Wonogiri sampai Pacitan. Geomorfologinya unik karena berisikan gua-gua yang lengkap stalaktit dan staglagmite serta sungai bawah tanah. Maka tidak heran, dunia kepariwisataan di wilayah Gunungkidul cenderung pada pola minat khusus atau pariwisata berbau petualangan seperti panjat tebing, susur goa dsb..

Selain sebagai daerah terluas di DIY, yakni mencapai 46,63 persen dari luas DIY 1.485,36 km persegi, Gunungkidul juga merupakan daerah terbanyak memiliki pantai, jumlahnya 46 pantai terbentang sejah 70 km dari perbatasan Bantul sampai Wonogiri. Jalan mulus berkelok-kelok naik turun, membuat kenikmatan tersendiri dan terbayarkan dengan keindahan pantai sepanjang selatan Gunungkidul. (Teguh Laksana)***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar