KOMPAS/AGUS SUSANTO
Ratusan penari membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam perayaan 100 Tahun Kebangkitan Nasional di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Selasa (20/5). Peringatan Kebangkitan Nasional ini dihadiri Presiden dan Ny Ani Susilo Bambang Yudhoyono serta Wakil Presiden dan Ny Mufidah Jusuf Kalla.
Laporan Wartawan Kompas Orin Basuki
JAKARTA,KAMIS - Indonesia dinilai telah benar-benar pulih dari krisis keuangan dan moneter yang mendera pada tahun 1997 dan 1998. Pemulihan itu ditandai dengan realisasi rata-rata pertumbuhan ekonomi yang mencapai 5,5 persen sejak tahun 2004.
"Laju pertumbuhan ekonomi tersebut memang masih berada di bawah rata-rata partumbuhan ekonomi negara-negara tetangga Indonesia yang terdekat, namun pertumbuhan itu sudah cukup tinggi untuk meningkatkan dasar-dasar standar kehidupan masyarakat banya," ujar Sekretaris Organisasi Kerjasama dan Pengembangan Ekonomi atau OECD Angel Gurria di Jakarta, Kamis (24/7).
Menurut Guria, pertumbuhan ekonomi itu didorong oleh peningkatan konsumsi masyarakat telah menjadi trend di Indonesia, terutama sejak tahun 2004. Itu disebabkan oleh karena adanya peningkatan penciptaan kredit dari perbankan nasional.
Adapun di sektor investasi, OECD melihat sudah ada perbaikan iklim penanaman modal di Indonesia , meskipun terus melemah dalam beberapa waktu terakhir ini. Nilai ekspor Indonesia pun terus meningkat, tetapi itu disebabkan oleh kenaikan harga komoditas di dunia.
Momentum ekspansi ekspor itu diperkirakan akan tetap bertahan di tahun 2008-2009, sehingga pertumbuhan ekonomi pada periode tersebut akan ada di kisaran enam persen pertahun. "Namun, pertumbuhan tersebut belum cukup untuk menekan tingkat kemiskinan dan mengurangi tingkat pengangguran," ujar Gurria.
Atas dasar itu, kebijakan yang dapat menjamin peningkatan laju pertumbuhan Indonesia untuk jangka panjang akan menjadi tantangan utama di masa mendatang.
OIN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar