Jumat, 18 Juli 2008

Kesehatan Mata

Computer Vision Syndrome 


Novi Krisnawan / Kompas Images 
Seorang karyawan swasta sedang bekerja di depan komputer, Kamis (17/7). Kebiasaan bekerja di depan komputer hingga berjam-jam tanpa beristirahat akan membuat mata lelah dan membahayakan kesehatan mata. Akan lebih baik jika mata diberi kesempatan beristirahat di tengah-tengah aktivitas


Jumat, 18 Juli 2008 | 03:00 WIB 

Oleh Gitalisa Adriono


Penggunaan komputer di lingkungan kerja dan perumahan merupakan salah satu revolusi di bidang teknologi. Instrumen tersebut sudah menjadi bagian dari kehidupan kita serta meningkatkan produktivitas dan efisiensi kerja. Pada tahun 2000 dianggap bahwa 75 persen pekerjaan manusia melibatkan komputer.

Salah satu dampak negatif pemakaian komputer yang ekstensif bagi kesehatan adalah gangguan mata yang disebut sebagai computer vision syndrome (CVS).

Menurut The American Optometric Association, CVS adalah kumpulan gejala okuler (mata) maupun non-okuler yang timbul setelah bekerja di depan layar komputer atau video display terminal (VDT).

CVS ditemukan pada 75 persen pekerja yang menggunakan komputer selama 6-9 jam setiap hari. Di Amerika Serikat dan Inggris, CVS dilaporkan pada 12,4 persen dan 9 persen dari semua pasien yang datang ke dokter mata. Gejala CVS meliputi mata lelah (astenopia atau eyestrain), mata terasa kering, berpasir, atau terasa berat, penglihatan buram, yang dapat disertai sakit kepala (terutama daerah dahi dan bagian kanan atau kiri kepala), nyeri otot leher, dan punggung.

Belum diketahui
Mekanisme terjadinya CVS belum sepenuhnya diketahui, tetapi diduga merupakan gabungan dari faktor permukaan mata, akomodasi, faktor lain di luar mata, karakteristik komputer, serta penataan ruangan kerja.

Permukaan mata yang selalu basah karena dilapisi lapisan air mata (tear film) pada CVS dapat mengalami gangguan oleh lingkungan, seperti penggunaan air conditioner (AC), kipas angin, serta penurunan refleks kedip saat bekerja. Selain itu, permukaan mata dapat mengalami gangguan akibat menurunnya produksi air mata dengan bertambahnya usia, adanya perubahan hormon pada wanita, adanya penyakit tertentu atau konsumsi obat tertentu (misalnya antihistamin atau obat anti-hipertensi), serta penggunaan lensa kontak.

Akomodasi atau perubahan struktur mata untuk dapat melihat secara fokus untuk melihat jarak dekat. Huruf pada layar komputer sangat berbeda pada teks di kertas karena tersusun atas pixels, atau titik-titik yang tersusun membentuk huruf atau angka. Untuk melihat huruf/angka pada layar komputer, mata terus-menerus berakomodasi sehingga menimbulkan kelelahan atau eyestrain. Untungnya, biasanya perubahan pada akomodasi bersifat reversible pada akhir hari atau pada hari libur. Beberapa pakar menganggap bahwa akomodasi akibat penggunaan komputer dapat merangsang miopisasi, tetapi belum dibuktikan dengan penelitian.

Nyeri atau kekakuan otot leher, bahu, dan punggung terjadi akibat pergerakan kepala, leher, dan bahu ke depan, yang cenderung dilakukan pengguna komputer untuk melihat lebih jelas. Keluhan nyeri otot juga terjadi pada pengguna kacamata bifokal atau progresif (pada pekerja yang sudah membutuhkan kacamata plus untuk membaca), di mana mereka cenderung menggerakkan kepala ke belakang saat membaca teks pada kertas, lalu memajukan kepala saat memfokuskan kembali penglihatannya ke layar komputer.

Kualitas display, di mana kontras kurang, akan mempersulit melihat huruf atau angka pada layar komputer. Selain itu, makin tinggi resolusi layar komputer, batas gambar akan makin tegas sehingga mata dapat melihat tanpa akomodasi berlebihan.

Karakter tulisan warna gelap pada dasar yang lebih terang juga menambah kenyamanan dan mengurangi eyestrain. Refresh rate (beberapa kali layar komputer berusaha membentuk gambar per menit, yang dinyatakan dalam satuan Hz) juga memengaruhi: pada refresh rate rendah layar akan berkedip (flicker), yang menimbulkan ketidaknyamanan dan merangsang sakit kepala. Liquid crystal displays (LCD) dinilai mempunyai refresh rates yang lebih baik daripada cathode ray tube (CRT).

Pencahayaan yang kurang baik pada ruangan kerja tentu mengurangi kenyamanan pengguna komputer, tetapi cahaya yang terlalu terang juga menimbulkan glare atau silau pada layar komputer sehingga image pada layar komputer akan kabur.

Sinar alfa, beta, dan sinar X yang dipancarkan layar komputer juga dicurigai dapat mengganggu kesehatan. Namun, beberapa kepustakaan menyatakan memerlukan penelitian lanjut untuk membuktikan hal tersebut.

Mengurangi produktivitas
CVS memang belum dibuktikan dapat menimbulkan gangguan penglihatan dan kesehatan yang berat, tetapi tentunya dapat mengurangi produktivitas dan efisiensi pekerja. CVS perlu disiasati, dengan penatalaksanaan terhadap gangguan mata, penyesuaian lingkungan kerja, dan perbaikan kondisi ergonomik pekerja.

Untuk mengatasi mata kering, dapat dilakukan lubrikasi mata dengan berbagai obat tetes air mata buatan (artificial tears).

Pekerja yang mempunyai kelainan refraksi (memerlukan kacamata) perlu dikoreksi dengan power dan model kacamata yang tepat.

Istirahatlah secara berkala saat menggunakan komputer, terutama setelah empat jam bekerja terus-menerus, guna merelaksasi akomodasi mata.

Sumber cahaya ruangan dapat ditempatkan jauh dari layar komputer, memberikan tirai pada jendela atau memberikan filter antisilau (antiglare filters) pada layar komputer.

Posisi monitor komputer ditempatkan sedemikian rupa sehingga pekerja mencapai posisi ergonomis yang baik. Disarankan jarak layar dengan mata 34-40 cm, dengan letak bagian tengah layar 10-20 derajat (atau 5-6 inci) di bawah garis pandang mata. Postur tubuh harus baik untuk menghindari nyeri otot leher, punggung, bahu, dan kepala.

Gitalisa Adriono, Dokter Ahli Mata, Anggota dan Pengurus Perhimpunan Dokter Ahli Mata Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar