SEORANG anak memerhatikan layang-layang raksasa "sotong" dan "bigfoot" dari Malaysia, pada Pangandaran Kite Festival 2008 di Lapangan TPI Babakan, Cikidang Pangandaran Kab. Ciamis, Sabtu (19/7).* DUDI SUGANDI/"PR"S
Perhatian tamu undangan yang tengah mendengarkan sambutan dari Menteri Kelautan dan Perikanan RI Freddy Numberi, di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Babakan, Kamp. Cikidang, Desa Cikidang, Kec. Pangandaran, Kab. Ciamis, serempak tertuju ke Lapangan TPI Babakan yang letaknya satu lokasi.
Tidak hanya layang-layang "Train Diamonds", Museum Layang-layang Indonesia juga menerbangkan "Layangan Batik" sebanyak 300 layang-layang dengan panjang bentangan tali mencapai 300 meter lebih.
Gerakan meliuk-liuk layang-layang tersebut, justru lebih menarik orang-orang yang ada di Pantai Pangandaran, termasuk turis-turis mancanegara. Padahal, saat itu tengah berlangsung acara penyerahan alat pendeteksi tsunami yang dilakukan Freddy Numberi kepada Bupati Ciamis Engkon Komara.
Saat itu pun acara resmi "West Java Pangandaran Kite Festival 2008" belum dibuka Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat, Drs. H.I. Budhyana, M.Si.
"Masyarakat saat ini lebih haus akan hiburan ketimbang acara seremonial pemerintahan. Karenanya, tidak dapat dipersalahkan bila masyarakat lebih tertarik menyaksikan layang-layang diterbangkan ketimbang mendengarkan sambutan," ujar Effendi, salah seorang peserta "West Java Pangandaran Kite Festival 2008"
"West Java Pangandaran Kite Festival 2008" merupakan agenda rutin festival layang-layang internasional, yang kali ini hanya diikuti peserta dari dalam negeri seperti Bandung, Bali, Jawa Timur, Yogyakarta, DKI Jakarta, Kalimantan Barat, dan Sumatra Barat, dengan jumlah peserta mencapai lebih dari 100 orang. Sementara peserta dari luar negeri, datang dari Malaysia, Thailand, dan Singapura. Sedangkan dari Brunei, Jepang, dan Australia, yang selama ini rutin mengirimkan perwakilannya, urung datang karena sejumlah alasan.
Menurut Drs. H.I. Budhyana, M.Si., "West Java Pangandaran Kite Festival 2008" merupakan salah satu dari 100 event kalender nasional tahun 2008. "Festival layang-layang kali ini tidak hanya diharapkan mampu menarik kunjungan wisatawan ke Pantai Pangandaran, tetapi juga memulihkan sektor perekonomian masyarakat Pangandaran yang bergerak dalam bidang industri wisata, yang sepenuhnya belum pulih pascaperistiwa tsunami," ujar Budhyana.
Pelaksanaan festival layang-layang tahun ini berlangsung Sabtu (19/3) dan Minggu (20/7) di Lapangan TPI Babakan, Cikidang, Desa Babakan, Kec. Pangandaran, Kab. Ciamis. Berbagai keluhan muncul dari para peserta. Selain lokasinya yang penuh batu, lapangan yang digunakan juga terlalu sempit dan terhalang bangunan TPI serta pohon kelapa.
"Berbeda dengan tempat di Ketapang Doyong yang lokasinya tepat di pinggir pantai. Selain tempatnya luas dan berpasir, serta rumput hingga memudahkan peserta untuk menarik layang-layang," ujar Mohammad, salah seorang dari Majelis Pelayang-layang Malaysia,
"West Java Pangandaran Kite Festival 2008" melombakan layang-layang untuk jenis dua dan tiga dimensi, serta layang-layang tradisi (tarik-ulur). Selain itu, turut juga didemonstrasikan layang-layang "Stunt Kites".
Ketua Museum Layang-layang Indonesia, Ny. Endang W. Puspoyo, yang bersama anggotanya menerbangkan layang-layang "Train Diamons" dan "Batik Pekalongan", mengatakan, lewat keanekaragaman layang-layang, sebenarnya tidak hanya memperlihatkan keindahan layang-layang itu sendiri. "Layang-layang juga mengandung aspek historis, antropologi, sosiologi, maupun arkeologi," ujarnya.
Menurut Endang, dengan kekayaan tradisi, layang-layang merupakan salah satu bentuk permainan tradisional. Layang-layang pun dapat menjadi media promosi wisata dalam bentuk festival menarik seperti yang dilakukan selama ini. (Retno HY/"PR")***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar