Selasa, 29 Juli 2008

OPEC Persilakan Indonesia Masuk Lagi Jika Sudah Keluar


Kompas/Lucky Pransiska
Pengeboran minyak di Rig OW 700/40 milik Pertamina EP di Desa Samudra Jaya, Kecamatan Bekasi, Jawa Barat, mencapai kedalaman 2.150 meter, Selasa (27/3). Minyak mentah dari anjungan ini diolah di kilang minyak Balongan untuk memenuhi kebutuhan nasional.


Laporan Wartawan Kompas Suhartono

JAKARTA, SELASA - Presiden Negara-negara produsen minyak dunia atau Opec Chakim Chalil, yang juga Menteri Pertambangan dan Energi Al-Jazair menyatakan, Indonesia merupakan negara yang penting peranannya. Oleh sebab itu, kalau memang Indonesia mau keluar, diharapkan segera masuk kembali jika sudah menjadi produsen.

Hal itu disampaikan Chakib Chalil menjawab pers, seusai bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Kantor Presiden, Kompleks Istana, Jakarta, Selasa (29/7) siang. "Indonesia itu sudah lama dikenal sebagai negara produsen sehingga menjadi anggota Opec. Peranannya selama ini sangat penting selama ini. Toh, kalau masuk lagi hanya 2 juta dollar AS," tandas Chakib.

Sementara, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro menyatakan, Indonesia memang belum secara resmi keluar dari Opec. "Tahun ini kita sudah bayar. Tetapi, kita belum mengajukan (permohoan keluar) ke Opec," kata Purnomo.

Lebih jauh, Chakib menyatakan Opec tidak pernah menentukan harga minyak mentah dunia. "Harga minyak yang terjadi sangat dipengaruhi oleh situsi dan geoopolitik dunia seperti perang dan produksi negara-negara penghasil minyak," jelas Chakib.

HAR

Tidak ada komentar:

Posting Komentar