Sabtu, 07 Juni 2008

Berburu Makanan Khas di Sudut-sudut Kota Bandung

Pagi Bubur Pelana, Siang Lotek...


BUBUR pelana, salah satu tempat sarapan favorit warga Bandung sepulang berolah raga atau berangkat kerja di Jln. Pelana kawasan Tegalega, Kota Bandung.* DUDI SUGANDI/"PR"


ORANG pergi ke Bandung biasanya untuk dua hal. Pertama, berburu busana di sejumlah gerai factory outlet (FO) yang bertebaran di setiap sudut Kota Bandung. Kedua, menikmati wisata kuliner dengan mencicipi berbagai jenis menu makanan khas yang tidak ditemukan di tempat lain. Pada praktiknya, dua jenis wisata tersebut--belanja sambil berburu makanan--bisa dijalani secara bersamaan.

Nah, soal berburu makanan, jika ingin mencicipi semua jenis makanan khas yang ada di Bandung, wisatawan tidak saja dituntut tahu peta dan alamat tiap outlet atau toko makanan. Tapi, juga harus tahu jam berapa sebaiknya "perburuan" itu dilakukan.

Bubur di pagi hari
Bandung di pagi hari biasanya diselimuti udara dingin dan membuat penghuninya gampang lapar. Ketika perut keroncongan di pagi hari, rasanya enak kalau makan sesuatu yang hangat. Pedas sedikit tak masalah, malah membangkitkan selera makan. Minum teh hangat akan menghilangkan rasa pedas itu. Bubur, merupakan salah satu pilihan tepat menu sarapan. Meski "tak terlalu berat" bubur mengenyangkan dan menghangatkan perut.

Di Bandung, tak sulit jika kita ingin makan bubur yang enak. Sebut saja bubur Pelana yang tersebar di lima lokasi, bubur Mang Oyo di Jln. Sulanjana, bubur H. Amin di Jln. Pajajaran, atau Pak Toto yang tak jauh dari pintu tol Buahbatu.

Kalau mau membanding-bandingkan rasanya, tak terlalu berbeda dan sangat bergantung nilai rasa seseorang. Keempat nya mempunyai kesamaan, bubur ayam yang boleh dilengkapi dengan jeroannya.

Perbedaan yang mencolok ada pada kekentalan bubur. Bubur Pelana yang juga ada di Jln. Pelana, Jln. Burangrang, Jln. Sukaleueur Kopo, Jln. Pungkur, dan Gg. Buah Jln. Peta, agak encer. "Bubur kan memang encer," kata Iwan Ridwan, salah seorang pengelola bubur Pelana.

Encernya bubur karena kaldu ayam yang digunakan tidak dimasak sampai habis. Bisa diduga, kaldu tersebut sangat terasa saat kita menyantap bubur. Satu lagi ciri khasnya, suwiran kulit ayam di dalamnya menambah gurih bubur. Kita tak perlu lagi membumbui bubur kecuali memberi sambal.

"Saya suka karena gurihnya dan ada kulit ayamnya," ujar Asep Nurjaman, mahasiswa Unisba yang menjadi pelanggan setia bubur Pelana.

Nah, jika Anda suka bubur yang lebih kental, akan lebih tepat jika memilih bubur Pak Toto yang terletak di seberang SPBU Buahbatu arah kiri selepas pintu tol Buahbatu dan bubur Jln. Pajajaran. Namun, jika ingin yang sangat kental, nyaris seperti tim cobalah bubur Mang Oyo. Bubur ini memang terkenal kental dan gurih. Saking kentalnya jika mangkok berisi bubur di balik, bubur tak akan jatuh. Berbeda dengan bubur Jln. Pelana, bubur Mang Oyo bisa dilengkapi dengan kacang kedelai goreng.

Di Bandung, untuk menyantap seporsi bubur yang isinya lengkap dengan daging ayam, ati ampela dan telur, Anda hanya perlu mengeluarkan uang berkisar Rp 7.000,00 hingga 15.000,00. Karena, penyuka bubur cukup banyak sebaiknya Anda mengujungi tukang bubur tidak lebih dari pukul 10.00 WIB. Bahkan, untuk bubur Jln. Pelana sering kali sudah habis pukul 8.00 WIB, terutama Minggu.

Jika ingin menyantap bubur di malam hari, Anda bisa mengunjugi bubur Pelana di Jln. Burangrang yang memang buka dua kali pagi dan malam. Selain itu, bubur H. Amin ke Jln. Pajajaran juga buka hingga malam hari, serta bubur Otong di Jln. Andir yang buka malam hari.

Lotek di siang hari
Sementara itu, jika Anda ingin makan siang di Kota Bandung, dapat dipilih di banyak tempat dengan pilihan menu yang beragam. Jika Anda ingin makan lengkap, dapat nongkrong di depan Masjid Istiqomah belakang Gedung Sate.

Di situ, ada gerobak dorong nasi timbel merah Ceu Eti. Di sini Anda dapat menikmati seporsi nasi timbel merah komplet, terdiri atas nasi timbel merah/putih, daging ayam goreng/pepes, ikan asin, tempe, tahu, ulukutek leunca, lalap, dan sambal. Menu pilihan lainnya, ikan mas goreng/pepes, atau semur jengkol.

Gerobak nasi timbel ini sudah nongkrong sejak pukul 8.00 pagi sampai pukul 16.00 WIB. Paling ramai dikunjungi pada waktu makan siang. Menu yang paling kahot, ulukutek leunca dan semur jengkol.

Nasi timbel juga dapat Anda cicipi di Jln. Mangga, Ciganea, dan berbagai rumah makan. Tapi, bila Anda ingin mencoba makan siang tanpa nasi, bisa pilih lotek, gado-gado, batagor, atau aneka sajian mi. Untuk lotek, tempat yang paling banyak dijugjug (dikunjungi) adalah lotek Kalipah Apo di Jln. Ciguriang sebelah King Shopping atau Lotek Jln. Macan.

Meskipun bahannya sama, lotek di berbagai tempat ini mempunyai ciri khas dan cita rasa yang berbeda. Lotek Jln. Macan, terkenal karena takaran bumbunya yang pas dan ulekannya yang kental. Wangi kencurnya sangat mengundang. Lokasinya juga mudah ditempuh, Anda bisa masuk dari Jln. Lodaya atau Jln. Buahbatu.

Lotek juga dapat dinikmati di Jln. Kalipah Apo, Jln. Moh. Ramdan dari arah Jln. Pungkur sebelah kiri, lotek di Kompleks Sumber Sari seberang BCA, Jln. Kelenteng, Jln. Mahmud, dan Jln. H. Akbar dekat Kartika Sari. (Ella Y.P./Eriyanti N.D./Retno H.Y./"PR")***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar