NATHAN Masters alias Mahendra (kiri) salah seorang dari enam staff Australia Defence Force (ADF) peserta program pelatihan Bahasa Indonesia bagi penutur asing di UPI, menerima cenderamata dari Wakil Pemimpin Redaksi "PR" H. Budiana saat berkunjung ke Redaksi "PR", Selasa (3/6).* DICKY HARISMAN/HUMAS "PR"
PENDIDIKAN Bahasa Indonesia ternyata banyak peminatnya di Australia. Empat warga negara asing, yakni Nathan Masters, Mannix Foster, Michael Wright, ketiganya asal Australia, serta Karl Brigkman asal Inggris. Mereka tinggal di Bandung untuk belajar langsung Bahasa Indonesia. Mereka adalah Staf Australia Defence Force (ADF).
Untuk bisa menyelami kegiatan berbahasa, mereka bahkan mempunyai nama-nama lokal. Nathan biasa dipanggil Mahendra, Mannix mempunyai panggilan Fuad, Karl Brigkman biasa disebut Burhanuddin, dan Michael Wright dipanggil Wahana.
Menurut mereka, hampir sebagian besar perguruan tinggi di Australia kini menyediakan jurusan bahasa Indonesia. Itu berkaitan dengan banyaknya warga Australia yang meminati bahasa tersebut. "Warga Australia yang mempelajari Bahasa Indonesia cukup banyak. Mereka secara tekun mempelajari bahasa tersebut karena sangat tertarik dengan kebudayaannya," kata Karl mewakili rekan-rekannya ketika berkunjung ke Redaksi Pikiran Rakyat, Jln. Soekarno-Hatta, Bandung, Selasa (3/6) pagi.
Menurut Karl, peminat Bahasa Indonesia di Australia meningkat setiap tahunnya. Selain itu, kata dia, warga Australia tengah gandrung pula mempelajari bahasa Jepang dan Cina. Peminat kedua bahasa tersebut cukup tinggi, kemungkinan berkaitan dengan semakin berkembangnya hubungan perekonomian negara tersebut.
Mannix alias Fuad menambahkan, dirinya bersama teman-teman di ADF yang kini bermukim di Bandung mempelajari Bahasa Indonesia karena ini berhubungan dengan tugasnya di ketentaraan.
Saat berkunjung ke Redaksi "PR", mereka didampingi mahasiswa Jurusan Bahasa Inggris UPI yang dipimpin Sekretaris Balai Bahasa UPI Juanda. Kunjungan tersebut dalam rangka berbincang dan mempraktikan Bahasa Indonesia yang sudah mereka peroleh dalam kelas langsung dengan masyarakat sambil memahami pranata kehidupan sosial di Indonesia termasuk soal pemberitaan pers Indonesia.
Rombongan diterima Wakil Pemimpin Redaksi "PR" Budhiyana, Humas PR, dan beberapa redaktur "PR". Dalam pertemuan tersebut Wapemred "PR" Budhiana menjelaskan tentang persuratkabaran di Indonesia khususnya di Jabar, selain berbincang mengenai kehidupan politik, termasuk proses demokrasi di Indonesia. (Arif Budi Kristanto)***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar