Senin, 09 Juni 2008

Popularitas Kujang Kalah dari Keris


PENGUNJUNG mengamati diorama yang menggambarkan proses pembuatan kujang di Museum Sri Baduga, Jln. BKR Kota Bandung, Minggu (8/6).* RETNO HY/"PR"


BANDUNG, (PR).-
Kebesaran kujang sebagai benda pusaka jati diri masyarakat Sunda perlahan-lahan tenggelam dan tidak dipedulikan lagi. Dalam setiap kegiatan yang bersifat tradisi, kujang sering kali tidak digunakan.

"Popularitas kujang kalah dibandingkan keris karena sebagai senjata dan alat pertanian, kujang kurang difungsikan. Kujang dianggap hanya memiliki nilai simbolik dan sakral bagi masyarakat Sunda," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat, Drs. H.I. Budhyana, M.Si., d sela-sela pembukaan pameran kujang, Minggu (8/6) di Museum Negeri Sri Baduga, Jawa Barat, Jln. BKR Bandung.

Karena nilai simbolik dan sakral itulah, senjata kujang menjadi benda yang disegani dan memiliki nilai tinggi secara ekonomi karena dikejar kolektor.

Didampingi Kepala Balai Pengelolaan Museum Negeri Sri Baduga Jawa Barat, Wawan Ridwan, S.E., M.M., sejata kujang sebagai warisan leluhur, menurut Budhyana, sudah sewajibnya pada masa sekarang tetap dilestarikan. Pelestarian yang dilakukan bukan hanya terhadap keberadaannya, tetapi juga kegunaan serta fungsinya.

Lebih jauh dikatakan Budhyana, akibat perkembangan kemajuan teknologi, budaya, sosial dan ekonomi, masyarakat Sunda, senjata kujang mengalami perkembangan dan pergeseran bentuk, fungsi maupun makna. "Awalnya kujang merupakan perkakas pertanian, namun dalam perkembangannya terus bergeser menjadi senjata yang memiliki nilai sakral," ujar Budhyana.

Secara umum, kujang sebagai senjata memiliki pengertian sebagai pusaka yang memiliki kekuatan tertentu. Oleh karena itu, sejak dulu hingga kini senjata kujang memiliki tempat khusus di kalangan masyarakat Jawa Barat, terutama seorang pemimpin.

Menurut Budhyana, untuk lebih mengenalkan keberadaan kujang sebagai senjata khas, dilakukan pameran di Museum Negeri Sri Baduga. "Diharapkan kesempatan pameran ini dipergunakan sebaik mungkin oleh masyarakat maupun para pengajar untuk membawa anak didiknya ke museum ini untuk mengenal lebih jauh mengenai kujang," ujar Budhyana.

Bertempat di ruang pamer, Pameran bertajuk "Kujang Pusaka Jati Diri Kisunda", bekerja sama dengan HU Pikiran Rakyat, akan berlangsung hingga Selasa (10/6). Selain memamerkan berbagai jenis senjata kujang, juga diperkenalkan sejarah senjata kujang mulai dari prakujang, senjata kujang sampai kujang desain modern, serta ada demo proses pembuatan kujang serta aksesorinya. (A-87)***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar