BANDUNG (SINDO) – Rencana pemindahanTerminal Leuwipanjang ke kawasan Gedebage terkendala dana. Wali Kota Bandung Dada Rosada mengatakan, untuk pembangunan terminal terpadu Gedebage membutuhkan dana ratusan miliar rupiah.
Sementara ,APBD Kota Bandung tak mencukupi. Pemkot Bandung tidak bisa menanggung biaya pembangunan terminal itu secara mandiri. Pihaknya akan melibatkan sejumlah pengembang untuk merealisasikan rencana ini. “Yang pasti, pemindahan itu akan dilakukan mengingat kondisi Terminal Leuwipanjang yang sudah tidak layak dan tidak cukup luas untuk menjadi terminal antarkota.
Saya belum bicara panjang dengan pengembang dari pihak swasta. Jadi saya tidak tahu kapan terminal itu akan dibangun,” ujar Dada ketika ditemui SINDO seusai bersilahturahmi dengan warga di SDN Cidadap II,Kota Bandung,kemarin. Menurut dia,anggaran pemindahan Terminal Leuwipanjang tersebut bukan bersumber dari APBD, melainkan dari pengembang.
Pasalnya, APBD Kota Bandung tidak mencukupi untuk pembangunan itu.Kendati demikian, Dada tidak menyebutkan pengembang yang terlibat dalam pembangunan terminal terpadu Gedebage itu. Dia juga tidak bisa menyebutkan rencana pengalihan fungsi Terminal Leuwipanjang jika pemindahan terealisasi. “Tidak, tidak tahu saya, kami belum bicara, nanti saja lah jika semuanya sudah pasti,”tandas Dada.
Sementara itu, Sekretaris Komisi C DPRD Kota Bandung, Muchsin Al Fikri mengatakan, pemindahan Terminal Leuwipanjang ke Gedebage harus segera direalisasikan. Pasalnya, selain sudah tidak layak, Leuwipanjang juga sudah jauh dari ideal. “Idealnya, sebuah terminal itu jauh dari hiruk pikuk kota, tapi Leuwipanjang itu kan ada di tengah kota, itu akan menimbulkan kemacetan.
Selain itu Leuwipanjang sudah tidak cukup untuk menampung banyaknya bus yang datang dan pergi,” kata Muchsin kepada SINDO. Namun, dia mengakui pembangunan terminal terpadu di Gedebage tidak bisa dilakukan serta merta.Menurut dia, perlu perencanaan dan proses yang panjang hingga nantinya menghasilkan terminal yang sesuai dengan fungsinya dan terminal tersebut masuk dalam kategori ideal.
Selain itu dari segi pembiayaan, pembangunan terminal Gedebage memerlukan anggaran yang cukup besar. Namun jika diperlukan, lanjut Muchsin, dana APBD siap untuk dikucurkan, seandainya Pemkot Bandung mengajukan anggaran untuk pembangunan,termasuk terminal Gedebage. “Asalkan pengajuan anggaran tersebut rasional dan logis serta penggunaannya sesuai dengan peruntukannya,” kata dia.
Meski begitu, hingga kini belum ada pengajuan dari Pemkot Bandung. Ini mungkin karena Pemkot Bandung masih berpikir tentang kerjasama dengan swasta.Sebaliknya, menurut Muchsin,APBD Kota Bandung sanggup untuk membiayai pemindahan terminal Leuwipanjang. “Hanya bisa dilakukan dalam segi pelaksanaannya saja, namun untuk pembiayaan kita juga sanggup,” tandas Muchsin.
Sementara itu, pantauan SINDO di Terminal Leuwipanjang, saat ini sudah tidak memenuhi daya tampung kendaraan yang masuk. Hal ini disebabkan dengan dibukanya Tol Purbaleunyi beberapa waktu yang lalu.Banyak pedagang yang sudah mengetahui mengenai pemindahan terminal tersebut sejak beberapa tahun yang lalu.
“Sejak tahun 2000 isu itu sudah mendengar, tetapi hingga saat ini belum ada realisasinya,“ ujar salah seorang pedagang oleh-oleh di Terminal Leuwipanjang, Herman Sulaeman,kemarin. Sementara itu, berdasarkan data yang diperoleh SINDO luas terminal baru yang ada di Gedebage sekitar 40-70 hektar.
Sedangkan luas Terminal Leuwipanjang hanya 4,5 hektar, itu pun dikurangi peruntukan sarana lain.Akibatnya, yang efektif menampung kendaraan hanya 2 hektar,yakni untuk menampung 100 bus dan 200 angkutan kota (angkot). Padahal, jumlah bus yang beroperasi 1.339 dan angkot 4.000.
Volume itu terus meningkat dengan dibukanya Tol Purbaleunyi, dari 460 hari biasa, dan 530 pada akhir pekan. Saat ini, menjadi 630 pada hari biasa, dan 720 kendaraan di akhir pekan. (krisiandi sacawisastra/ yugi prasetyo)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar