Jumat, 06 Juni 2008

Tuan Rumah EURO 2008

Swiss, Negara dengan Kebijakan Besar


AFP Photo/FABRICE COFFRINI / Kompas Images
Swiss selalu dihubungkan dengan produksi jam. Rolex adalah salah satu merek yang selalu dihubungkan dengan negeri ini. Pengunjung pameran jam dan perhiasan mengamati stan Rolex pada 3 April lalu di Basel, Swiss.




Jumat, 6 Juni 2008 | 03:00 WIB

Swiss memang tidak mendapatkan anugerah lahan yang luas. Namun, luas wilayah bukanlah segalanya. Negara federal dengan 26 negara bagian itu mempunyai perencanaan yang baik dalam banyak hal, seperti ekonomi, energi, dan pariwisata, yang akhirnya membuat negara itu terpilih menjadi tuan rumah Piala Eropa 2008.

Jika dibandingkan dengan tetangga mereka—Perancis yang terletak di barat Swiss atau Jerman di timur Swiss—wilayah Swiss sangat kecil, cuma 41.285 kilometer persegi. Bandingkan dengan Perancis yang 547.030 kilometer persegi atau Jerman 356.959 kilometer persegi.

Namun, keterbatasan wilayah tidak membuat negara ini tertinggal dari negara lain di Eropa. Keterlibatan negara ini dalam berbagai aktivitas dunia internasional, kebijakan di berbagai sektor, hingga penguasaan ekonomi menjadikan Swiss unggul dalam banyak hal.

Di abad ke-20, Swiss adalah negara terkaya di Eropa. Sejumlah perusahaan korporasi multinasional raksasa juga menjadikan negara ini sebagai ”rumah” mereka. Sebut saja Nestle, Zurich Financial Service, Credit Suisse, Roche, dan The Swatch Group.

Nuklir untuk listrik

Negara yang terkenal sebagai penghasil cokelat dan negara tujuan wisata di sepanjang tahun itu sudah mempunyai kebijakan publik yang cukup baik. Untuk kebutuhan listrik, misalnya, Swiss merupakan negara yang memanfaatkan nuklir untuk menghasilkan energi listrik ketika banyak negara berkembang seperti Indonesia masih menggantungkan sumber energi listrik pada sumber energi konvensional seperti batu bara.

Swiss memanfaatkan nuklir untuk mencukupi 42 persen kebutuhan listrik. Pemakaian nu- klir sebagai pembangkit listrik mendapatkan dukungan masyarakat.

Pada 18 Mei 2003, dua usulan penolakan pemakaian nuklir terpaksa dibatalkan setelah suara pendukung energi nuklir lebih besar ketimbang yang menolak. Penolakan pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) didukung 41,6 persen suara saja dari total penduduk 7,5 juta orang, dan sisanya mendukung PLTN baru.

Selain nuklir, 53 persen kebutuhan listrik lain dipenuhi dari pembangkit bertenaga air. Hanya 5 persen listrik dihasilkan dari sumber energi konvensional bertenaga panas seperti batu bara. Swiss memang menerapkan kebijakan pemenuhan listrik dari sumber yang tidak menghasilkan karbondioksida atau CO2.

Kelola sampah ketat

Negara yang mempunyai danau terluas, Danau Geneva, itu juga menjadi tempat yang bersih karena menerapkan kebijakan pengelolaan sampah yang ketat. Kebijakan pemerintah ini memaksa warga negaranya mengurangi sampah karena setiap kantong sampah dikenai retribusi. Untuk kantong sampah tanpa stiker dikenai denda 200-500 franc Swiss (lebih dari Rp 4 juta). Sementara insentif diberikan bagi masyarakat yang mendaur ulang sebanyak mungkin sampah.

Dengan kebijakan pemerintah yang berlangsung sejak lama, rasanya tanggung jawab Swiss sebagai tuan rumah tidak menumpuk di pengujung pelaksanaan Piala Eropa 2008 ini. (*/ART)

1 komentar: