Jumat, 02 Mei 2008

Mereka Duta Indonesia dari Eropa Timur


www.bonsai-slovakia.sk
Alena Ondejcikova dan suaminya Vladimir Ondejcik.





Kompas Rabu, 30 April 2008 | 08:10 WIB

ALENA Ondejcikova yang mengenakan baju batik panjang warna biru terampil menceritakan alat musik angklung yang baru saja dimainkan Dharma Wanita dan staf Kedutaan Besar Republik Indonesia Bratislava pada Pameran Tanaman Bonsai Slovakia yang digelar di kota Nitra, 85 kilometer dari kota Bratislava, 17-20 Maret lalu.

Pameran internasional bonsai, suseiki, dan minuman teh yang diadakan untuk ke-11 kalinya itu diselenggarakan Alena Ondejcikova bersama suaminya, Vladimir Ondejcikova, dibantu putra dan putri mereka yang berangkat dewasa. Pasangan itu sejak empat tahun lalu menggandeng KBRI Bratislava untuk meramaikan acara.

Uluran tangan Alena tidak disia-siakan KBRI Bratislava yang berkolaborasi dengan KBRI Budapes dan KBRI Wina yang selama empat hari pameran menampilkan kesenian Indonesia berupa tari-tarian serta pertunjukan gamelan.

Selama pertunjukan berlangsung, Alena yang menjadi pembawa acara dengan bahasa Slowakia menjelaskan kepada yang hadir mengenai tari piring yang dibawakan anak-anak asuhan KBRI Wina, begitu juga pada penampilan musik gamelan yang dimainkan penerima dharmasiswa dari KBRI Budapes.

Alena belum pernah ke Indonesia, namun kecintaannya akan kesenian Indonesia menjadikan Alena tak ubahnya duta budaya Indonesia, tidak saja bagi masyarakat kota Nitra, tetapi juga bagi peserta pameran yang datang dari berbagai negara, seperti dari Italia, Perancis, Spanyol, Polandia, dan Hongaria."Saya sangat senang dengan kesenian Indonesia dan bangga bisa menampilkan seni budaya yang sangat indah ini," ujar Alena yang menyebutkan masyarakat Indonesia sangat ramah dan bersahabat.

Kecintaan Alena juga diperlihatkan dengan menampilkan penari Indonesia pada sampul majalah Bonsaj a Caj yang diterbitkan bagi pencinta bonsai, juga pada sampul belakang buku Bonsai Slovakia.

Kornel Magyar dan istrinya, Virag Polgar, dan Peter Szilagyi berserta rekan-rekannya penerima Dharmasiswa dari Hongaria tampil dengan permainan alat musik gamelan. Mereka juga memperkenalkan Indonesia kepada masyarakat Slowakia.

Penerima Dharmasiswa
Kornel (32) yang pernah belajar di STSI Bandung tahun 1999 dengan bahasa Indonesia yang fasih menceritakan pengalamannya saat belajar gamelan di Bandung. "Saya belajar gamelan Sunda," ujar ayah dua anak itu yang pada acara "Gala Evening Bonsai Slovakia 2008" bersama Virag Polgar mempertunjukkan keterampilannya dalam menari.
"Kalau di rumah istri saya selalu masak makanan Indonesia," ujar Kornel yang ikut dalam setiap pementasan gamelan yang diadakan oleh KBRI Budapes bersama penerima dharmasiswa lainnya, seperti Andras Terfy, Gabor Nemeth, Marton Szatai, Peter Szanto, gabos Gordenyi, Thomas Bernath, serta Anna Lackey yang akan mengikuti program yang diperkenalkan oleh Departemen Luar Negeri .

Kehadiran mereka dalam pameran bonsai memberikan warna tersendiri, apalagi setiap kesempatan tampil di panggung mereka juga mengenakan kemeja batik. "Musik gamelan memang berbeda dengan alat musik yang ada di Eropa," ujar Peter Szilagyi yang belajar gamelan di STSI Solo tahun 1997. Menurut dia, ada keasyikan tersendiri saat memainkan gamelan, selain membutuhkan sinkronisasi dengan pemain lain. "Hal ini menjadi tantangan tersendiri," ujar Peter yang bekerja di Pusat Informasi Perdagangan Internasional Indonesia di Budapes.

Penampilan duta-duta budaya Indonesia menjadi daya tarik tersendiri dalam pameran ini. Sosok mereka yang berkulit putih dan berambut pirang terlihat kontras saat memainkan alat musik tradisional gamelan. "Justru informasinya akan mudah diterima bila yang menyampaikan dari kalangan mereka sendiri," ujar Kuasa Usaha Ad Interim KBRI Bratislava Firdauzie Dwiandika, yang mengatakan keikutsertaan Indonesia dalam ajang pameran bonsai ini merupakan peluang besar dalam mempromosikan keunikan dan keragaman budaya Indonesia.

Sarana promosi
Menurut Firdauzie Dwiandika, pameran bonsai tersebut menjadi salah satu sarana promosi pariwisata Indonesia bagi masyarakat Bratislava dengan menyediakan berbagai brosur mengenai berbagai daerah tujuan wisata di Indonesia.

Paviliun Indonesia berada di samping panggung. Patung Garuda Kencana dan gapura Bali tampak menonjol di antara pohon-pohon bonsai. Demo membatik dan berbagai jenis batik juga diadakan dalam acara ini. Setiap pengunjung dapat menjajal cara menggunakan canting dan malam pada kain putih yang bergambar bunga, dipandu oleh Hendra Koswara, perajin batik asal Yogyakarta yang khusus diundang untuk mendemonstrasikan cara membatik.

Sekretaris I Fungsi Sosial Budaya KBRI Bratislava Wanton Saragih mengatakan bahwa pergelaran seni budaya Indonesia tersebut semakin efektif mempromosikan budaya Indonesia di Slowakia, khususnya di kota Nitra, karena Indonesia diberi tempat khusus untuk mengisi acara selama pameran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar