ADA kontradiksi menarik dalam hidup Ayi Rohaman dalam hubungannya dengan jendela. Pekerjaan utamanya berurusan dengan barang yang menutupi jendela. Kesibukan keduanya justru terkait dengan barang lain yang berfungsi "membuka jendela". Barang pertama adalah gorden, yang kedua buku. Yang pertama menutupi jendela rumah dari debu dan cahaya. Yang kedua membuka jendela pikiran dan cakrawala pada pengetahuan baru.
Ya, Ayi Rohaman adalah seorang tukang gorden keliling sekaligus pengelola perpustakaan mandiri di kampung halamannya, RT 05 RW 05 Desa Arjasari, Kecamatan Arjasari, Kabupaten Bandung. Kondisi desa yang minim akses pendidikan menggugah hatinya untuk berbuat sesuatu. "Yang terpikirkan saat itu adalah bagaimana caranya mengumpulkan buku sebanyak-banyaknya dan membuat sebuah perpustakaan," ujar pria 39 tahun lulusan Sekolah Teknik Menengah (STM) itu.
Maka mulailah Ayi mengumpulkan buku. Sembari berkeliling menjual gorden, dia kerap menanyakan buku-buku bekas kepada para pelanggannya. Selain itu, sebagian uang hasil jerih payah menjajakan gorden disisihkan untuk membeli buku. Jumlah buku koleksinya pun terus bertambah.
Perpustakaan yang didambakan akhirnya berhasil dia bangun pada 2004. Bukan perpustakaan megah memang, hanya halaman rumah yang dia isi dengan 300 buku yang menjadi koleksinya.
Keteguhan hati Ayi mulai mengetuk hati para dermawan untuk memberikan bantuan. Pada Mei 2007, berdirilah di Desa Arjasari sebuah bangunan perpustakaan permanen dua tingkat. Namanya Perpustakaan Sariwangi. Tidak kurang dari 7000 koleksi buku bisa dibaca masyarakat umum secara gratis.
Internet memang masih sesuatu yang jauh di Arjasari. Buku pelajaran elektronik, sesuatu yang belum terbayangkan. Tetapi kepada kita, Ayi telah membuktikan bahwa keterbatasan tidak harus menjadi alasan untuk menyerah. Melalui kecintaan pada buku yang diikuti usaha keras mewujudkan cita-cita, Ayi telah membuka jendela lebar-lebar. Bukan saja bagi dirinya sendiri, tetapi juga bagi banyak orang lain di sekitarnya. (Joko Pambudi/Ag. Tri Joko Her Riadi)***
Simkuring urang Kacamatan Arjasari, padumukan di desa Rancakole.
BalasHapusKu bingah maca ieu artikel. Nembe terang ieu info...InsyaAllah hoyong amengan ka perpus sariwangi eta.
Haturnuhun pisan kanu perjuangan mang ayi, mang ayi memang pahlawan urang arjasari.
BalasHapus