Alquran cetakan pertama
REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH--Kitab lusuh itu terpajang rapi dalam sebuah kotak kaca persegi empat yang melindunginya dari debu dan sentuhan tangan. Lembaran-lembaran kertas berwarna putih bersih tergores tulisan-tulisan yang tidak semua orang mengerti apa maksud dari bahasa tersebut.
Tulisan-tulisan itulah yang membantu Nabi Muhammad dan para sahabatnya membangun peradaban kehidupan manusia di Madinah dan tersebar ke seluruh dunia. Itu adalah tulisan pertama Alquran. Tulisan asli dari Alquran pertama kali itu kemudian dimodifikasi di era Khalifah Usman bin Affan. Karena itu mungkin, Quran ini sering disebut Quran Usmani.
Tulisannya berbeda dengan apa yang tergores dalam quran masa kini. Mirip dengan kitab-kitab kuno pada umumnya. Huruf yang lebih besar dan tidak ada tanda harakat dalam setiap huruf yang tertulis.
"Ini Quran asli yang ditulis para sahabat ketika nabi menerima wahyu," kata Mahmud Farizi seorang pembimbing ibadah dari kloter 27 Jakarta Saudi (JKS) Kota Depok, saat ditemui di Museum Kakbah, Makkah, Selasa 8 November.
Quran Usmani itu kini terdapat di Museum Kabah yang terletak di kawasan Ummul Dun, Kota Makkah arah barat. Memang Quran yang dipajang dalam museum tersebut, bukan Quran asli yang tertulis di lembaran pelepah kurma pada saat zaman Nabi.
Ide pembukuan Alquran muncul dari sahabat Umar bin Khattab. Umar Khawatir melihat banyaknya para hafidz (penghapal) Quran yang meninggal dunia.
Setelah sempat tiga kali ditolah khalifah Abu Bakar As-shidiq, akhirnya usulan agar Quran dibukukan direstui juga pada akhir masa pemerintahan Abu Bakar.
Saat itu sahabat nabi Zaid bin Haritsah ditugaskan sebagai ketua tim lima untuk merumuskan pembukuan ayat-ayat Alquran. Zaid ditunjuk karena dirinya memiliki kemampuan keindahan menulis yang luar biasa.
Bagi para jamaah calon haji asal Indonesia, tentu Quran asli Usmani ini menjadi tambahan wawasan keislaman tersendiri.
Red: Siwi Tri Puji BTulisan-tulisan itulah yang membantu Nabi Muhammad dan para sahabatnya membangun peradaban kehidupan manusia di Madinah dan tersebar ke seluruh dunia. Itu adalah tulisan pertama Alquran. Tulisan asli dari Alquran pertama kali itu kemudian dimodifikasi di era Khalifah Usman bin Affan. Karena itu mungkin, Quran ini sering disebut Quran Usmani.
Tulisannya berbeda dengan apa yang tergores dalam quran masa kini. Mirip dengan kitab-kitab kuno pada umumnya. Huruf yang lebih besar dan tidak ada tanda harakat dalam setiap huruf yang tertulis.
"Ini Quran asli yang ditulis para sahabat ketika nabi menerima wahyu," kata Mahmud Farizi seorang pembimbing ibadah dari kloter 27 Jakarta Saudi (JKS) Kota Depok, saat ditemui di Museum Kakbah, Makkah, Selasa 8 November.
Quran Usmani itu kini terdapat di Museum Kabah yang terletak di kawasan Ummul Dun, Kota Makkah arah barat. Memang Quran yang dipajang dalam museum tersebut, bukan Quran asli yang tertulis di lembaran pelepah kurma pada saat zaman Nabi.
Ide pembukuan Alquran muncul dari sahabat Umar bin Khattab. Umar Khawatir melihat banyaknya para hafidz (penghapal) Quran yang meninggal dunia.
Setelah sempat tiga kali ditolah khalifah Abu Bakar As-shidiq, akhirnya usulan agar Quran dibukukan direstui juga pada akhir masa pemerintahan Abu Bakar.
Saat itu sahabat nabi Zaid bin Haritsah ditugaskan sebagai ketua tim lima untuk merumuskan pembukuan ayat-ayat Alquran. Zaid ditunjuk karena dirinya memiliki kemampuan keindahan menulis yang luar biasa.
Bagi para jamaah calon haji asal Indonesia, tentu Quran asli Usmani ini menjadi tambahan wawasan keislaman tersendiri.
Sumber: Media center Haji/Kemenag RI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar