Kamis, 03 Juli 2008

Gagal Testing SNMPTN Karena Tertipu "Teman"

CHAIRUL Amri (18), sedang diwawancara setelah ketahuan menjadi korban penipuan pada Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2008, Rabu (2/7), di Sekretariat SNMPTN Panlok Bandung, Jln. Ganeca Bandung.* NURYANI/"PR"

GARA-GARA ditipu teman sendiri, seorang calon peserta Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), Chairul Amri (18) tidak dapat mengikuti tes SNMPTN. Alumni SMAN 12 Bandung tersebut gagal ikut tes karena ternyata tidak terdaftar sebagai peserta SNMPTN.


Chairul, warga Kawaluyaan Bandung ini membeli formulir bukan di tempat penjualan resmi. Dia justru membeli formulir dari seseorang bernama Ervan, yang belum lama dia kenal.

"Ketika saya datang ke lokasi ujian di kampus YPKP di Jln. P.H.H. Mustofa, ternyata kursinya sudah ada yang nempatin. Saya juga enggak berani masuk karena saya tidak punya kartu tanda peserta," kata Chairul di Sekretariat SNMPTN Panlok Bandung, Jln. Ganeca Bandung, Rabu (2/7).

Chairul menceritakan, dia membeli formulir kepada Ervan karena terlambat membeli formulir secara kolektif di sekolahnya. Dia pun mengaku tidak tahu jelas informasi mengenai SNMPTN 2008 ini.

Ketika bertemu dengan Ervan, dia mendapat tawaran untuk membeli formulir kelompok IPS seharga Rp 200.000,00. "Katanya, dia enggak jadi ikut ujian di Bandung, tapi sudah telanjur membeli formulir. Jadi formulirnya saya beli," ujarnya.

Ketika hendak mengembalikan formulir yang telah dia isi, Chairul diajak Ervan yang mengaku alumni SMAN 5 Bandung untuk mengembalikannya di ITB. Sayangnya, lokasi yang dituju bukanlah lokasi pengembalian formulir yang seharusnya. 

"Saya juga tidak tahu berapa nomor peserta saya karena kartunya ada di dia. Ketika saya telefon nanya lokasi dia bilang di YPKP, dan kartunya mau dikasih pada saat ujian. Tapi sampai sekarang enggak ada, handphone-nya juga enggak bisa dihubungi lagi," ujarnya penuh penyesalan. 

Sekretaris Eksekutif SNMPTN Panlok Bandung, Asep Gana Suganda mengatakan, Chairul merupakan korban penipuan orang-orang yang memanfaatkan situasi. Hal tersebut, kata dia, karena calon peserta tidak memperoleh informasi yang benar mengenai SNMPTN. "Solusinya ya dia ikut lagi seleksi tahun depan," ujarnya. (Nuryani/"PR") ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar