Pebisnis Lain Juga Ancam Hengkang
KOMPAS/AGUS SUSANTO
Nur, seorang penjahit, menunggu listrik menyala kembali di Pasar Sunan Giri, Rawamangun, Jakarta Timur, Senin (14/4). Pengusaha jahit yang mengandalkan daya listrik mengeluhkan matinya listrik yang berarti mengurangi omzet mereka dari 30 persen hingga 50 persen jika padam dua hingga empat jam.
Nur, seorang penjahit, menunggu listrik menyala kembali di Pasar Sunan Giri, Rawamangun, Jakarta Timur, Senin (14/4). Pengusaha jahit yang mengandalkan daya listrik mengeluhkan matinya listrik yang berarti mengurangi omzet mereka dari 30 persen hingga 50 persen jika padam dua hingga empat jam.
JAKARTA, SELASA - Bak bola liar. Agaknya ungkapan itu tepat untuk menggambarkan ancaman para pengusaha Jepang yang tergabung dalam Jakarta Japan Club atau JJC. Gertakan JJC yang berniat hengkang akibat krisis listrik di negeri ini menggelinding dan mengular ke banyak pihak.
Menteri Perindustrian Fahmi Idris berharap supaya PLN segera membenahi pasokan listrik ke industri agar para pengusaha Jepang ini tidak jadi melaksanakan ancaman mereka hengkang dari Indonesia. "Soalnya, sebanyak 48 perusahaan juga mengancam akan pindah jika tidak ada kepastian listrik," ungkap Fahmi, Senin (7/7).
Fahmi pantas berang. Pasalnya, jika pengusaha melaksanakan ancamannya, kondisi ekonomi secara keseluruhan juga terancam dan bisa berdampak pada urusan sosial yang sangat serius. Tingkat pengangguran akibat pemutusan hubungan kerja pasti akan meningkat.
Budi Susanto Sadiman, Sekretaris Jenderal Asosiasi Industri Olefin dan Plastik (Inaplas), membenarkan banyak pengusaha yang makin tak kerasan berbisnis gara-gara krisis listrik berkepanjangan. Sebagai catatan, sebagian besar anggota Inaplas adalah pengusaha Jepang. "Kami meminta pemerintah segera bertindak," kata Budi.
Lukman Widianto, General Manager PT Panasonic Lighting Indonesia, produsen lampu asal Jepang, mengaku rugi Rp 1 miliar setiap delapan jam pemadaman listrik PLN. "Padahal, dalam sebulan ada empat kali pemadaman dengan rentang waktu tiap kali pemadaman delapan jam sehingga sebulan bisa rugi Rp 4 miliar," kata Lukman.
Jika pasokan listrik terus tak aman, kata Lukman, Panasonic Lighting mengancam akan ke China. "Ini memang belum keputusan final," katanya. Jika krisis listrik terus berkepanjangan, apa boleh buat Panasonic siap pindah ke China.
Pemadaman sebentar
Sebagai catatan, perusahaan ini memproduksi 25 juta unit lampu hemat energi per tahun. Sekitar 80 persen produksinya untuk ekspor dengan harga jual 2 dollar AS per unit. Buruh di perusahaan ini mencapai 3.000 orang.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Purnomo Yusgiantoro meminta agar para pelaku usaha tidak panik. "Jangan panik seolah kita ada pemadaman seterusnya. Sebenarnya yang terjadi itu kan karena suplai gas terganggu akibat ada perbaikan," kata Purnomo.
Wakil Direktur Utama PLN Rudiantara tak habis pikir dengan rencana langkah pengusaha Jepang itu. "Jika pengusaha Jepang mau hengkang, alasannya apa karena listrik di Indonesia itu lebih murah dibandingkan dengan negara lain?" katanya.
Berita KONTAN sebelumnya menyebut pengusaha Jepang yang tergabung dalam JJC berkirim surat ke PLN, Departemen ESDM, dan Kamar Dagang dan Industri pada 3 Juli 2008. Isinya adalah 400 perusahaan di JJC siap hengkang dari Indonesia jika kondisi pasokan listrik tetap tak aman.
Sejauh ini JCC masih merahasiakan soal rencana dan surat mereka tersebut. Sekretaris Jenderal JCC Amaya Hiroyuki enggan berkomentar soal ini. (Danto, Abdul Wahid Fauzie, Gentur Putro Jati)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar